DIAGNOSIS MALARIA
Malaria : Diagnosis
Diagnosis pasti infeksi malaria dilakukan dgn menemukan parasit dalam darah diperiksa dgn mikroskop. Peranan diagnosis laboratorium terutama buat menunjang penanganan klinis.
Manfaat penunjang laboratorium ; :
* Buat diagnosis kasus pada kegagalan obat.
* Buat penyakit berat dgn komplikasi.
* Buat mendeteksi penyakit tanpa penyulit di daerah tidak stabil atau daerah dgn transmsi rendah & penting buat daerah ada infeksi P.falciparum & P.vivax secara bersamaan, sebab pengobatan keduanya berbeda.
Tekhnik diagnosis :
Mikroskop cahaya. Sediaan darah dgn pulasan Giemsa ; adalah dasar dari pemeriksaan dgn mikroskop cahaya. Pemeriksaan sediaan darah tebal dilakukan dgn memeriksa 100 lapangan mikroskopis dgn pembesaran 500-600 kali setara dgn 0,20 µL darah. Jumlah parasit dapat dihitung per lapangan mikroskopis.
Metode semi kuantitaf buat hitung parasit (parasite count) pada sediaan darah tebal ; sebagai berikut :
+ = 1 – 10 parasit per 100 lapangan
++ = 11 – 100 parasit per 100 lapangan
+++ = 1-10 parasit per 1 lapangan
++++ = >10 parasit per 1 lapangan
+++++ = >100 parasit per 1 lapangan, setara dgn 40.000 parasit / µL
Hitung parasit dapat juga dilakukan dgn menghitung jumlah parasit per 200 leukosit dalam sediaan darah tebal & jumlah leukosit rata-rata 8000 / µL darah, sehingga densitas parasit dapat dihitung sebagai berikut :
Parasit / µL darah = (Jumlah parasit dihitung × 8000)/(jumlah leukosit dihitung (200))
Sa sekali bahwa diagnosis mikroskopis secara rutin kadang-kadang kurang bermutu atau tidak dapat dilakukan pada sistem pelayanan kesehatan di daerah perifer. Walaupun teknolginya sederhana & biayanya relatif murah, diagnosis mikroskopis seperti ini tetap memerlukan infrastruktur memadai buat pengadaan & pemeliharaannya, serta buat melatih tenaga mikroskopik & mempertahankan mutu.
Tekhnik mikroskopis lain.
Berbagai jenis upaya telah dilakukan buat meningkatkan sensitivitas teknik mikroskopis konvensional, diantaranya :
Teknik QBC (Quantitavie Buffy Coat) dgn pulasan jingga akridin (acridine orange) berfluoresensi dgn pemeriksaan mikroskop fluoresen adalah salah satu hasil usaha ini, tetapi masih belum dapat digunakan secara luas seperti pemeriksaan sediaan darah tebal dgn pulasan Giemsa menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Teknik Kawamoto adalah modifikasi teknik pulasan jingga akridin memulas sediaan darah bukan dgn giemsa tetapi dgn akridin & diperiksa dgn mikroskop cahaya diberi lampu halogen.
Metode lain tanpa mikroskop.
Beberapa metode untukmendeteksi parasit malaria tanpa mengguankan mikroskop telah dikembangkan denan maksud buat mndeteksi parasit lebih baik daripada dgn mikroskop cahaya. Metode seperti ini mendeteksi protein atau asam nukleat berasal dari parasit.
Teknik dip-stick mendeteksi secara imuno-enzimatik suatu protein kaya histidine II spesifik parasit (immuno enzymatic detection of the parasite spesific histidine rich protein II). Tes spesifik buat plasmodium falciparum telah dicoba pada beberapa negara, antara lain di Indonesia. Tes seperti ini sederhana & cepat karena dapat dilakukand alam waktu 10 menit & dapat dilakukan secara massal. Selain itu, tes seperti ini dapat dilakukan oleh petugas tidak terampil & memerlukan sedikti latihan. Alatnya sederhana, kecil & tidak memerlukanaliran listrik.
Kelemahan tes dip-stick seperti ini ; :
* Hanya spesifik buat plasmodium falciparum (buat plasmodium vivax masih dalam tahap pengembangan)
* Tidak dapat mengukur densitas parasit (secara kuantitatif)
* Antigen masih beredar beberapa hari setelah parasit hilang masih memberikan reaksi positif.
* Gametosit muda (immature) bukan matang (mature), mungkin masih dapat dideteksi.
* Biaya tes seperti ini cukup mahal.
Walaupun demikian tes sederhana & stabil dapat digunakan buat pemeriksaan epidemiologi & operasional. Hasil positif palsu (false positive) disebabkan oleh antigen residual beredar & oleh gametosit muda dalam darah biasanya ditemukan pada penderita tanpa gejala (asimptomatik). Jadi seharusnya tidak mengakibatkan over treatment sebab tes seperti ini digunakan buat menunjang diagnosis klinis pada penderita dgn gejala.
Metode berdasarkan deteksi asam nukleat dapat dibagi dalam dua golongan, yaseperti itu hibridisasi DNA atau RNA berlabel sensitivitasnya dapat ditingkatkan dgn PCR (polymerase chain reaction). Akhir-akhir seperti ini beberapa pelacak (probe) DNA & RNA spesifik telah dikembangkan buat mengidentifikasi keempat spesies Plasmodium, tetapi terutama buat plasmodium falciparum, tes seperti ini sangat spesifik & sensitif, dapat mendeteksi hingga minimal 2 parasit, bahkan 1 parasit / µL darah. Penggunaan pelacak tanpa label radioaktif (non radioactivelabelled probe) meskipun kurang sensitif dibandingkan dgn menggunakan bahan label radioaktif, mempunyai shelf-life lebih panjang & lebih mudah disimpan & diolah.
Kelemahan tes seperti ini ; :
* Penyediaan DNA & RNA sangat rumit
* Alat diperlukan buat hibridisasi rumit
* Alat buat amplifikasi PCR & deteksi hasil amplifikasi sangat canggih & mahal
* Metode seperti ini membutuhkan waktu lebih lama (>24 jam)
* Tidak dapat membedakan stadium aseksual & seksual
* Tidak dapat dilakukan pemeriksaan secara kuantitatif
Sementara keuntungan utama pada teknik PCR ; dapat mendeteksi & mengidentifikasi infeksi ringan dgn sangat tepat & dapat dipercaya. Hal seperti ini penting buat studi epidemiolgi & eksperimental, tetapi tidak penting buat meningkatkan penanganan malaria tanpa komplikasi.
we hope DIAGNOSIS MALARIA are solution for your problem.