LAPAROSKOPIK APPENDEKTOMI
"LAPAROSKOPIK APPENDEKTOMI
(dikumpulkan dari 'talk show radio SONORA 29/7/08)
Laparoskopik apendektomi ; operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) dilakukan dgn tehnik bedah laparoskopi.
Laparoskopi ; bagian dari tehnik endoskopi, berasal dari kata lapar berarti abdomen & oskopi artinya melihat melalui skope. Laparoskopi memang khusus buat melihat rongga perut atau rongga di luar usus melalui pencitraan pada monitor video menggunakan teleskop & sistem endokamera. Bedah laparoskopi berbeda dgn bedah konvensional karena laparoskopi hanya membutuhkan akses minimal ke tubuh pasien. Pada bedah konvensional, sayatan di perut bisa sepanjang belasan sentimeter. Sementara, pada bedah laparoskopi, akses dibutuhkan hanya 2 milimeter sampai 10 milimeter
Dgn bedah laparoskopi apendektomi, hanya dibutuhkan tiga lubang kecil buat memasukkan alat. Lantaran akses dibutuhkan kecil, tindakan penjahitan tak dibutuhkan lagi. Lubang kecil dihasilkan cukup ditutup dgn plester pembalut (band aid) khusus. Setelah luka tersebut kering pun, tak akan ada bekas luka parut memanjang kadang menakutkan.
Tehnik operasi seperti ini tanpa melihat & menyentuh langsung organ di operasi. Bedah laparoskopi menggunakan minimal tiga lubang sebagai akses. Lubang pertama dibuat di bawah pusar. Fungsinya buat memasukkan kamera super mini, terhubung ke monitor, ke dalam tubuh. Lewat lubang seperti itu pula, sumber cahaya dimasukkan. Sementara, dua lubang lain diposisikan sebagai jalan masuk peralatan bedah seperti penjepit atau gunting.
Melalui kamera dimasukkan ke dalam rongga perut, memungkinkan dokter bedah buat melihat keadaan dalam perut dgn melalui sayatan sekecil-kecilnya.
Pada operasi perut seringkali dokter bedah, memerlukan sayatan cukup lebar buat mendiagnosa penyakit, maka dgn bedah laparoskopik hal tersebut dapat diatasi – dgn sayatan kecil kita dapat melihat seluruh rongga perut.
Sebelum operasi dimulai, perut akan dipompa dgn gas CO2 agar menggembung & peralatan bedah dapat leluasa bekerja di dalam tubuh. Setelah itu, trocart, pipa berdiameter 2 milimeter sampai 10 milimeter, dimasukkan. Trocart mempunyai katup berfungsi menutup rapat perut agar CO2 tak keluar kembali & perut tetap menggelembung. Melalui lubang trocart itulah, peralatan bedah masuk ke tubuh.
BANYAK keuntungan bisa diperoleh pasien bila menjalani operasi laparoskopi. Salah satunya ; luka sayatannya kecil. Seperti ini membuat orang tak perlu lagi merasa ketakutan menjalani operasi karena gambaran sayatan panjang. Luka sayatan kecil juga meminimkan kerusakan jaringan sehingga waktu penyembuhannya relatif lebih cepat dibandingkan tehnik bedah konvensional. Keuntungan lain, rasa sakit paskaoperasi juga lebih ringan. Jangka waktu diperlukan buat mengkonsumsi obat analgetik & obat antibiotik intra vena lebih singkat. Gangguan pergerakan atau kelumpuhan usus sementara biasa menyertai bedah konvensional juga lenyap. Pada bedah laparoskopi, hal tersebut tak berlaku karena tangan dokter tak menyentuh usus. Selain seperti itu teknik laparoskopi juga nyaris tidak meninggalkan bekas operasi. Seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi kaum wanita mengingat keindahan tubuh acap menjadi pertimbangan utama.
Karena banyak menawarkan kenyamanan buat pasien juga buat dokter bedahnya maka tindakan laparoskopik seperti ini sering disebut sebagai tindakan operasi amat ”bersahabat” .
Dokter bedah melakukan tehnik seperti ini beserta seluruh tim tergabung dalam kamar operasi tentunya harus kompeten. Perlu adaptasi spesifik antara mata & gerakan tangan, perlu kepekaan karena ”tactile control” hilang.
Karena memerlukan alat-alat khusus & seringkali hanya satu kali pakai, maka biaya buat pelaksanaan laparoskopik sedikit lebih besar dibandingkan tehnik biasa.
Meskipun demikian, biaya besar seperti ini sebenarnya akan tertutup oleh berbagai kenyamanan ditawarkan oleh tehnik bedah laparoskopik, misalnya lama rawat inap singkat, nyeri setelah operasi minimal, luka sayatan operasi minimal sehingga komplikasi juga jauh lebih minim – selain seperti itu tidak banyak manipulasi usus dilakukan, seperti halnya pada tehnik konvensional.
Pada kasus apendisitis / radang usus buntu pada pasien wanita juga mengalami keluhan pada organ reproduksi, tindakan laparoskopik amat sangat membantu dalam menegakkan diagnosa.
Pasien gemuk dgn dinding perut tebal, operasi akan menjadi lebih mudah bila dilakukan dgn laparoskopik.
Pada keadaan menyulitkan, maka tindakan bedah laparoskopik dapat di konversi ke tindakan konvensional.
Konversi ; tindakan mengubah prosedur bedah laparoskopik ke bedah konvensional buat mencapai hasil operasi lebih baik.
Tidak semua kasus pembedahan dapat dilakukan dgn bedah laparoskopi. Misalnya saja pada kasus appendisitis, bedah laparoskopi tidak dapat dilakukan pada kasus peritonitis, atau apendisitis perforata, dimana usus buntu sudah pecah dgn nanah / abses sudah tersebar ke seluruh rongga perut.
Pada kasus dimana usus buntu melekat masif pada usus-usus sekitarnya juga agak sulit bila dilakukan bedah laparoskopik.
Secara umum, pada pasien sebelumnya telah dilakukan operasi pada perut, tidak diperkenankan buat dilakukan bedah laparoskopik karena dikhawatirkan telah terjadi perlekatan sehingga akan menimbulkan kesulitan saat alat laparoskopik masuk kedalam rongga perut.
Pada kasus apendisitis / radang usus buntu, pasien wanita juga mengalami keluhan pada organ reproduksi, tindakan laparoskopik amat sangat membantu dalam menegakkan diagnosa.
Pasien gemuk dgn dinding perut tebal, operasi akan menjadi lebih mudah bila dilakukan dgn laparoskopik.
Saat seperti ini tehnik bedah laparoskopi banyak menawarkan kenyamanan pada para pasien & akan menjadi tehnik pembedahan baru menandakan semakin meningkatnya ilmu kedokteran.
we hope LAPAROSKOPIK APPENDEKTOMI are solution for your problem.