Info: (Part II: 4x4) JANGAN PAKAI PART TIME 4WD ANDA!
(Source: www.4x4abc.com)
Gambar di atas menunjukkan sebuah transfercase Jeep Grand Cherokee meledak di kecepatan 112 km/jam setelah dipakai pd mode 4H di jalan aspal sejauh 241 km.
...
Sejak 100 tahun lalu, pabrikan pembuat mobil sudah tahu akan efek ditimbulkan bila memaksa memakai gerak empat roda (dalam hal seperti ini pd sistem part time 4WD) di permukaan kering mem-provide traksi dgn baik. Namun, sayangnya masih ada pengguna kendaraan 4WD belum mengetahui soal ini. Ketiadaan sebuah center differential (atau center differential sudah terkunci) akan memaksa bagian-bagian driveline bekerja sangat keras pd akhirnya akan menghancurkan driveline seperti itu sendiri.
(Source: www.4x4abc.com)
Pd sebuah mobil dgn part time 4WD, perbedaan kebutuhan RPM di poros roda depan & roda belakang dapat menimbulkan masalah besar. Transfercase akan mengirimkan tenaga/putaran sama pd kedua poros, namun sayangnya putaran mesin dikirim tak akan mencukupi putaran mesin sebenarnya dibutuhkan di poros depan. Perlu diingat, kombinasi RPM dihasilkan di poros roda depan (A+B) selalu lebih besar daripd poros roda belakang (C+D). Hanya sistem full time 4WD dapat meng-handle kendala ini.
Jadi, dalam mode 4WD diaktifkan di permukaan bertraksi baik, roda depan akan dipaksa untuk berputar lebih cepat daripd roda belakang, namun sayangnya, karena as kopel untuk gar& depan menyalurkan tenaga sama dgn as kopel belakang, timbullah pertentangan antara roda depan dgn tekanan timbul dr as kopel. Efeknya, as kopel depan akan mencoba menurunkan kecepatan berputar roda depan dapat mengakibatkan understeer.
Pertentangan terjadi antara poros roda depan dgn transfercase juga akan menyiksa bagian-bagian driveline. Efek perlambatan ditimbulkan oleh roda depan akan membuat semua bagian antara roda depan dgn unit transmisi stress. Hal seperti ini mengakibatkan bagian-bagian seharusnya bergerak bebas, beradu. Efek ditimbulkan adalah sesuatu disebut “axle binding”, “driveline binding”, atau “driveline wind up”. Tanda-tkita timbul pertama-tama adalah setir menjadi berat & kendaraan sulit dikendalikan. Lalu, tuas transfercase tak bisa dikembalikan ke posisi 2H karena antara gir & tuas sudah saling beradu dgn sangat keras. Akibatnya, pengendaraan mau tak mau diteruskan dgn mode 4WD pd akhirnya akan membuat komponen terlemah dr driveline jebol duluan (cross-joints, gardan, gigi-gigi differential, gigi-gigi & rantai transfercase, laher-laher, as kopel).
Nah, bila kita mengaktifkan 4WD pd posisi tanjakan dgn roda-roda depan dibelokkan maksimal di atas permukaan kering bertraksi baik, kendaraan tak akan maju. Efeknya kita akan memperbesar bukaan gas & mungkin melakukan slip kopling. Hasilnya: kita hanya akan membuat roda-roda belakang berputar di tempat, sedangkan roda-roda depan & bagian-bagian driveline-nya menahan tekanan sangat besar. Ujung-ujungnya, kita pasti menghancurkan sesuatu dr driveline mobil anda.
Beberapa mobil memang memiliki driveline lebih kuat dr mobil lainnya. Namun efek ditimbulkan akan tetap sama. Memang driveline mobil-mobil lebih kuat seperti itu tak akan langsung rusak tapi tetap akan rusak juga. Jadi, sekali lagi, bagi kita memiliki kendaraan 4WD dgn system part time, jangan pernah mengaktifkan gerak empat roda di atas permukaan jalan kering bertraksi baik. Driveline kita taruhannya!
Artikel seperti ini dipublikasikan tanggal 3 September 2011
we hope Info: (Part II: 4x4) JANGAN PAKAI PART TIME 4WD ANDA! are solution for your problem.