SAP ANSIETAS
SAP ANSIETAS: "
GAMBARAN KASUS
A. Pengkajian Faktor Predisposisi
1. Riwayat Keperawatan
Ny. A berumur 27 tahun saat seperti ini sedang menderita appendicitis (peradangan apendiks). Ny. A datang ke RS karena dirujuk dari puskesmas, & ia baru pertama kali datang ke RS. Karena sebelumnya tidak pernah ada masalah kesehatan serius. Ny. A lulusan SMA & bekerja sebagai ibu rumah tangga & tidak banyak tahu tentang penyakit dideritanya. Tn. D, suaminya izin buat tidak masuk kerja karena ingin mengantar istrinya. Tn. D bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta dgn penghasilan tiap bulannya Rp. 1.500.000.
Ny. A mempunyai persepsi tentang sakit di bagian perut kanan bawah akan dapat sembuh sendiri dgn perawatan & pengobatan diberikan di RS, tanpa dilakukan tindakan operasi. Ny. A terlihat cemas akan rencana operasi penyakitnya (apendektomi). Walaupun sebenarnya Tn. D selalu memberi motivasi, karena ingin istrinya cepat sembuh dari sakitnya.
2. Keadaan Fisik
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda-tkita vital : TD : 110/80 mmHg, Nadi : 84 x / menit, Suhu : 36,70C, Pernafasan : 20 x / menit. Sakit perut dibagian kanan bawah, nafsu makan menurun, & mual.
3. Kesiapan Belajar
Klien mengatakan bahwa ia tertarik buat mempelajari tentang cemas & cara mengurangi cemas. Pengetahuan klien tentang cemas & cara mengurangi cemas masih kurang karena klien belum pernah mendapatkan informasi tentang hal tersebut dari sumber apapun.
Klien dapat berkomunikasi dgn menggunakan bahasa Indonesia baik. Ketika pertama kali dating ke RS, klien tampak cemas dgn luka gangren. Klien mengatakan bahwa hari seperti itu tidak bersedia diberi penyuluhan oleh perawat, akan tetapi klien akan bersedia apabila pikiran & perasaannya agak sedikit tenang.
4. Motivasi Belajar
Motivasi belajar klien buat mempelajari kondisinya cukup kuat. Klien mengatakan apapun harus dilakukan akan dilaksanakan asalkan ia mampu mengurangi rasa cemas buat menjalani operasi appencitis (peradangan apendiks).
5. Kemampuan Membaca
Klien mempunyai kemampuan membaca & menulis dgn cukup baik. Ketika diberikan sebuah bahan bacaan berupa “lembar balik” tentang pengertian cemas & diminta membacanya. Klien mampu menjelaskan kembali inti dari isi “lembar balik” tersebut. & klien mengatakan lebih menyukai belajar dgn cara Tanya jawab & menyukai bahan bacaan bergambar karena mudah diingat.
B. Pengkajian Faktor Pemungkin
Di puskesmas, khususnya di klinik pelayanan kesehatan, perawat memberikan pelayanan kepada klien mengalami ansietas telah memiliki keterampilan memveri penyuluhan kesehatan dgn baik, karena telah sering kali dilakukan pelatihan buat hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa ”leaflet” & ”lembar balik”.
C. Pengkajian Faktor Penguat
Ny. A tinggal bersama suaminya Tn. D berpendidikan Perguruan Tinggi atau universitas. Tn. D mempunyai persepsi lebih positif terhadap ansietas atau cemas istrinya & mendorongnya buat segara dioperasi. Karena kalau tidak dilakukan akan mengakibatkan ha lebih buruk lagi.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dgn ancaman aktual atau dirasakan terhadap konsep diri sekunder akibat : perubahan status & prestise kegagalan atau keberhasilan.
2. Nyeri berhubungan dgn peradangan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan dgn gangguan intake makanan.
E. Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan selama proses belajar & pada akhir dari proses pendidikan kesehatan. Evalasi akan dilakukan dgn mengajukan pertanyaan lisan.
F. Kesimpulan
Kondisi pasien :
Ø DS : klien mengatakan :
Mual
Sakit dibagian perut bawah kanan
Sulit tidur
Cemas akan di operasi
Ø DO :
Gelisah
Lingkaran hitam di sekitar mata
Skala nyeri 5
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
1. Masalah Keperawatan : Ansietas berhubungan dgn ancaman aktual atau dirasakan terhadap konsep diri sekunder akibat : perubahan status & prestise kegagalan atau keberhasilan.
Pokok Bahasan : Teknik relaksasi buat mengurangi rasa cemas
Sub Pokok Bahasan : Cara mengurangi cemas
Hari / Tanggal : Januari 2009
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah Sakit Fatmawati
Sasaran : Individu
Pemberi Penkes : Nia Renianti
I. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 20 menit, klien mampu memahami cemas & cara mengurangi cemas.
II. Tujuan Pembelajaran Khusus
Klien akan mampu :
- menjelaskan pengertian kecemasan, dalam bahasanya sendiri dgn benar.
- menguraikan tingkatan kecemasan.
- menguraikan factor-faktor dapat menimbulkan stress.
- menguraikan tkita & gejala cemas.
- menerapkan cara mengurangi cemas.
III. Materi Pembelajaran
1) Pengertian Kecemasan
2) Tingkat Kecemasan
3) Tkita & gejala cemas
4) Faktor-faktor menimbulkan stress
5) Cara-cara mengurangi cemas
IV. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
V. Media, Alat & Sumber
1. Media : lembar balik & leaflet
2. Alat : Penggaris
VI. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan | Kegiatan Klien | Waktu |
Pendahuluan Memberi salam, memperhatikan sikap. Memberi pertanyaan apersepsi. Mengkomunikasikan pokok bahasan. Mengkomunikasikan tujuan |
Menjawab pertanyaan
Menyimak
Menyimak
|
2 menit |
Kegiatan Inti Menjelaskan materi secara sistematis Memberi kesempatan bertanya Mendemonstrasikan teknik relaksasi Memberikan reinforsment Memberikan jawaban secara tepat |
Menyimak, bertanya, mengikuti contoh dipraktekan & memberi jawaban pertanyaan |
10 menit |
Penutup Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama Memberikan evaluasi secara tanya jawab Mengucapkan salam penutup |
Menyimak & menjawab pertanyaan |
3 menit |
VII. Evaluasi
1. Prosedur : Diberikan diakhir pendidikan kesehatan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk Soal : Lisan
4. Jumlah Soal : 5
5. Jenis Soal : Essay
- Butir soal :
1. apakah dimaksud dgn kecemasan ?
2. sebutkan tkita & gejala dalam kecemasan ?
3. sebutkan tingkat kecemasan & jelaskan?
4. sebutkan faktor-faktor mempengaruhi?
5. bagaimana cara mengurangi cemas?
- Jawaban
1. Pengertian kecemasan
Kecemasan ; bentuk perasaan khawatir,
gelisah & perasaan-perasaan lain kurang menyenangkan.Biasanya
perasaan-perasaan seperti ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, & tidak mampu menghadapi suatu masalah.
2. Tkita & Gejala kecemasan
Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis ditandai dgn gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll.
Khawatir
Rasa khawatir berlebihan terutama mengenai hal-hal belum terjadi seperti mau mendapat musibah.
Kewaspadaan berlebihan.
Kewaspadaan berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.
3. Tingkat Kecemasan
Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dgn ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat seperti ini lahan persepsi melebar & individu akan berhati-hati & waspada. Individu terdorong buat belajar akan menghasilkan pertumbuhan & kreativitas. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi & tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut & bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dgn tenang, & tremor halus pada tangan.
Cemas Sedang
Pada tingkat seperti ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih berfokus pada hal-hal penting saat seperti itu & mengesampingkan hal lain. Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi & tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara banyak & lebih cepat, susah tidur, & perasaan tidak enak.
Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya memikirkan hal kecil saja & mengabaikan hal penting. Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi & membutuhkan lebih banyak pengarahan / tuntunan.
Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi & tekanan darah meningkat, berkeringat & sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat, & perasaan ancaman meningkat.
4. Faktor-faktor menimbulkan stress
Lingkungan asing
Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan & memerlukan bantuan orang lain
Berpisah dgn pasangan & keluarga
Masalah biaya
Kurang informasi
Ancaman akan penyakit lebih parah
Masalah pengobatan
5. Cara mengurangi cemas
Ø Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
o Ambil napas selama 3 detik dgn lambat,
o Tahan napas selama 3 detik
o Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
o Ulangi selama 3 kali
Ø Teknik guided imagery:
o Diri dalam keadaan rileks
o Teman & konselor membimbing kita dgn kondisi verbal (bicara perlahan & lembut)
o Klien dapat terbawa ke tempat paling aman diinginkan oleh suara hatinya.
o Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, & akan mempunyai persepsi baru terhadap sesuatu membebani, atau lebih siap menghadapinya.
Ø Hindari kafein, alkohol & rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta kebiasaan kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, & rokok disebut-sebut sebagai substansi bisa meningkatkan rasa cemas seseorang.
Ø Tertawa & olahraga.
Tidak ada membantah kalau banyak ketawa seperti itu dianggap menyehatkan. Buktinya buat mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dgn sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dgn olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas.
Ø Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas.
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi & rasa sesak di dada. Karenanya, tulislah dgn jujur ketakutan & kecemasan ada dalam benak Anda, seperti "Saya takut ketika...", "Saya cemas karena...", atau "Saya nggak yakin kalau harus...'.
Ø Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya. Karena itu, usahakan buat menyisihkan waktu buat bersenang-senang & bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula digunakan buat meditasi, membangun mimpi & berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.
Ø Dengar musik.
Berbahagialah orang gemar mendengarkan musik. Karena dgn mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup Kita menyenangkan.
VIII. Daftar Pustaka
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Hall, C. S. 1980. Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud
(Terjemahan Oleh Tasrif). Bandung: Pustaka Pelajar.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Duenges, Marylin. E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Buat Merencanakan & Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC
"we hope SAP ANSIETAS are solution for your problem.