Pendidikan Kesehatan Dalam Pengelolaan Diabetes Secara Mandiri (Diabetes Self-Management Education) Bagi Diabetisi Dewasa
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah kumpulan gejala timbul pada seseorang akibat tubuh mengalami gangguan dalam mengontrol kadar gula darah. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh sekresi hormon insulin tidak adekuat atau fungsi insulin terganggu (resistensi insulin) atau justru gabungan dari keduanya. Secara garis besar DM dikelompokkan menjadi 2 tipe, yaseperti itu : DM tergantung pada insulin (DM tipe-1) & non-DM tergantung pada insulin (DM tipe-2) (Stevens, 2002). Perbedaan karakteristik paling mencolok dari penderita DM tipe-1 atau tipe-2 ; umur saat terjadinya penyakit DM (Soewondo, 2006). Pada umumnya, DM tipe-1 terjadi pada seseorang dgn usia di bawah 40 tahun bahkan separuhnya didiagnosis pada usia kurang dari 20 tahun. Sebaliknya, DM tipe-2 sebagian besar didiagnosis pada usia di atas 30 tahun, separuh dari kasus baru DM tipe-2 terjadi pada kelompok umur 55 tahun atau lebih. Oleh karenanya, DM tipe-2 lebih dikenal sebagai penyakit DM menyerang kaum dewasa (Parmet, 2004).
Risiko DM meningkat sejalan dgn bertambahnya usia & memiliki kontribusi besar terhadap morbiditas & mortalitas seseorang (ADA, 1998). DM tipe-2 memiliki hubungan dgn mortalitas pada berbagai kelompok umur bahkan dua kali lipat dibandingkan populasi non-diabetes; umur harapan hidup akan menurun 5 sampai 10 tahun pada kelompok umur pertengahan (Poulsen, 1998). Bahkan menurut penelitian di Inggris, lebih dari 80% pasien berumur ≥ 45 tahun baru didiagnosis mengidap DM setelah 10 tahun diobservasi ternyata memiliki risiko komplikasi penyakit jantung koroner >5%, 73% (45% sampai 92%) memiliki penyakit hipertensi, & 73% (45% sampai 92%) memiliki konsentrasi kholesterol >5 mmol/l (Lawrence et al., 2001).
DM disebut sebagai penyakit kronis sebab DM dapat menimbulkan perubahan permanen bagi kehidupan seseorang. Penyakit kronis tersebut memiliki implikasi luas bagi lansia maupun keluarganya, terutama munculnya keluhan menyertai, penurunan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas keseharian, & menurunnya partisipasi sosial lansia. Perawat komunitas sejak awal dapat berperan dalam meminimalisasi perubahan potensial pada sistem tubuh pasien. Beberapa penelitian eksperimental memperlihatkan bahwa perawat mempunyai peran cukup berpengaruh terhadap perilaku pasien (Tagliacozzo D.M., et.al., 1974). Salah satu peran penting guna mendorong masyarakat terutama lansia ; agar lansia & keluarga mampu memahami kondisi lansia diabetisi sehingga dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (self-care). Tulisan seperti ini mencoba buat membahas sebuah model pendidikan kesehatan dalam pengelolaan diabetes secara mandiri (Diabetes self-management education/DSME).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengertian & kemampuan pengelolaan penyakit secara mandiri dalam kontrol metabolisme, mencegah komplikasi akut maupun kronis, serta mengoptimalkan kualitas hidup para lansia diabetisi & keluarganya (Weerdt, Visser, & Veen, 1989; Clement, 1995).
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan pengetahuan lansia diabetisi & keluarganya tentang diabetes mellitus & pengelolaannya (Padgett et al., 1988; Fernando, 1993).
- Meningkatkan status psikososial lansia diabetisi & keluarganya: kepercayaan & sikap terhadap program pengobatan & mekanisme koping (Padgett et al., 1988; Brown, 1990).
- Meningkatkan perilaku sehat lansia diabetisi & keluarganya: monitoring kadar gula darah secara mandiri, perencanaan makan (diet), latihan jasmani & istirahat cukup, konsumsi obat hipoglikemik, & menghindari rokok (Norris et al., 2002; Toobert, et al., 2003).
C. Diabetes Self-Management Education (DSME)
Beberapa penelitian mencatat bahwa 50–80% diabetisi memiliki pengetahuan & ketrampilan kurang dalam mengelola penyakitnya (Norris, Engelgau, & Narayan, 2001; Palestin, Ermawan, & Donsu, 2005), & kontrol terhadap kadar gula darah ideal (HbA1c<7.0%)>
DSME adalah proses pendidikan kesehatan bagi individu atau keluarga dalam mengelola penyakit diabetes (Task Force to Revise the National Standards,1995) telah dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Joslin Diabetes Center (Bartlett,1986). DSME menggunakan metode pedoman, konseling, & intervensi perilaku buat meningkatkan pengetahuan mengenai diabetes & meningkatkan ketrampilan individu & keluarga dalam mengelola penyakit DM (Jack et al., 2004). Pendekatan pendidikan kesehatan dgn metode DSME tidak hanya sekedar menggunakan metode penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung namun telah berkembang dgn mendorong partisipasi & kerjasama diabetisi & keluarganya (Funnell et al.,1991; Glasgow & Anderson,1999).
Intervensi DSME diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan lansia diabetisi & keluarganya tentang diabetes mellitus & pengelolaannya (Padgett et al., 1988; Fernando, 1993) serta meningkatkan status psikososial lansia diabetisi & keluarganya berkaitan dgn kepercayaan & sikap terhadap program pengobatan & mekanisme koping (Padgett et al., 1988; Brown, 1990). Menurut Badruddin et al. (2002), diabetisi diberikan pendidikan & pedoman dalam perawatan diri akan meningkatkan pola hidupnya dapat mengontrol gula darah dgn baik. Badruddin et al. sekaligus mengingatkan bahwa pendidikan kesehatan akan lebih efektif bila petugas kesehatan mengenal tingkat pengetahuan, sikap & kebiasaan sehari-hari klien tersebut.
Selanjutnya, intervensi DSME dapat meningkatkan aspek kognisi & afeksi diabetisi & keluarganya secara simultan akan mempengaruhi peningkatan perilaku sehat diabetisi. Perilaku sehat tersebut terdiri dari monitoring kadar gula darah secara mandiri, perencanaan makan (diet), latihan jasmani & istirahat cukup, konsumsi obat hipoglikemik, & menghindari rokok. Hasil jangka pendek diharapkan ; terkontrolnya tekanan darah (<140/90>
Skema 1. Kerangka pikir Model Diabetes Self-Management Education
Bentuk oval ; intervensi, kotak dgn sudut lengkung mengindikasikan sebagai hasil antara, & kotak dgn sudut lancip ; hasil jangka pendek & jangka panjang. Sumber : Norris SL, Nichols PJ,
Caspersen CJ, Glasgow RE, Engelgau MM, Jack L, et al. (2002)
Jack, et al. (1999) berdasarkan studi review sistematis selanjutnya menyimpulkan bahwa faktor-faktor mempengaruhi pelaksanaan intervensi DSME dalam konteks komunitas, ; : faktor komunitas, organisasi, lingkungan fisik, lingkungan sosial, dukungan sosial (keluarga & jejaring sosial), & faktor individu (psikologis, biomedis, & perilaku) (lihat skema 2). Faktor-faktor komunitas, terdiri dari: sosial budaya, sumber daya masyarakat, & nilai-nilai berlaku dalam masyarakat. Faktor organisasi berpengaruh yaseperti itu pemerintah, sekolah, lembaga swadaya masyarakat, pelayanan kesehatan, & swasta. Faktor lingkungan fisik terdiri dari lingkungan di dalam & luar rumah, fasilitas publik, & sarana transportasi. Faktor lingkungan sosial terdiri dari norma sosial, ekosistem, kondisi ekonomi, budaya setempat, & kebijakan publik. Faktor dukungan sosial dari keluarga & sosial. Faktor individu terdiri dari tiga aspek, yaseperti itu kondisi psikologis, biomedis, & perilaku.
Skema 2. Faktor-faktor mempengaruhi Diabetes Self-Management Education
C. Implikasi DSME dalam keperawatan komunitas
- Peran perawat komunitas ; mendorong kemandirian lansia diabetisi & keluarga melalui peningkatan pengetahuan & ketrampilan pengelolaan DM sehingga keluhan & gejala penyakit DM berkurang serta mencegah komplikasi akut & kronis dapat menyerang pembuluh darah, jantung, ginjal, mata, syaraf, kulit, kaki, & sebagainya sehingga kualitas hidup lansia diabetisi lebih optimal.
- Intervensi keperawatan DSME pada kelompok khusus dapat diimplementasikan pada posbindu atau kelompok lansia diabetisi.
- Pendekatan komunikasi terapeutik dapat berperan sebagai pembangun struktur komunikasi terapeutik, sehingga klien akan mudah memahami & melaksanakan program pengobatan telah direncanakan untuknya.
- Intervensi keperawatan DSME diberikan buat menjaga stabilitas klien, ketersediaan sumber energi sistem, & dukungan terhadap klien buat mencapai derajat kesehatan optimal.
- Prevensi primer, antara lain deteksi dseperti ini DM maupun adanya risiko komplikasi DM, pemeriksaan teratur kadar gula darah secara mandiri, perawatan kaki, latihan kaki & perencanaan makan (diet). Prevensi primer termasuk melakukan strategi promosi kesehatan bilamana faktor risiko telah terdekteksi namun reaksi klien belum muncul.
- Prevensi sekunder, yaseperti itu konsumsi obat hipoglikemik sesuai dosis pengobatan.
- Prevensi tersier, yaseperti itu latihan jasmani secara teratur, istirahat cukup, menghindari stress, & menghindari rokok.
D. Penutup
1. Simpulan
Perawat komunitas memiliki peran penting guna mendorong masyarakat terutama lansia buat mampu memahami kondisinya sehingga dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (self-care) melalui intervensi DSME. Intervensi DSME berupaya buat meningkatkan aspek kognisi, afektif & ketrampilan pengelolaan DM lansia diabetisi & keluarganya sehingga keluhan & gejala penyakit DM berkurang serta mencegah komplikasi akut & kronis sehingga diharapkan kualitas hidup lansia diabetisi dapat lebih optimal.
Pada tahapan ini, perawat komunitas perlu meningkatkan perannya dgn mengambil titik awal pada pemberdayaan kesehatan keluarga. Perawatan komunitas berfokus pada keluarga memiliki makna strategis & berbagai manfaat, yaseperti itu : meningkatnya tanggungjawab sektor publik terhadap peningkatan kesehatan komunitas (Weiner, 2000), pembiayaan perawatan di rumah lebih mudah dikendalikan (Cuellar & Weiner, 2000), serta perawatan berfokus pada keluarga lebih efektif & bermanfaat bagi kesehatan komunitas (Weissert &amp;amp;amp; Hedrick, 1994; Weissert et al., 1997; Breakwell, 2004).
2. Saran
- Perawat komunitas perlu meningkatkan ketrampilan DSME & komunikasi terapeutik buat meningkatkan ketaatan lansia diabetisi & keluarganya dalam pengelolaan diabetes.
- Perawat komunitas perlu menentukan indikator keberhasilan intervensi DSME dalam lingkup keluarga maupun komunitas melalui performa aktivitas sehari-hari, pencapaian tujuan intervensi keperawatan, perawatan mandiri, adaptasi, & partisipasi klien dalam kehidupan sosialnya.
- Perawat komunitas harus mampu mengenal & mengidentifikasikan faktor-faktor mempengaruhi pelaksanaan DSME di tingkat keluarga maupun komunitas.
- Perawat komunitas harus mampu menggali & mengelola kekuatan keluarga, sumber daya keluarga serta supra sistem keluarga dalam pelaksanaan DSME.
Referensi :
- Almatsier, S. (Ed). (2006). Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo & Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
- American Diabetes Association. (1998). Economic consequences of diabetes mellitus in the U.S. in 1997. Diabetes Care, 21:296–309.
- American Diabetes Association. (2001a). Standards of medical care for patients with diabetes mellitus (Position Statement). Diabetes Care, 24 (Suppl. 1):S33–S43.
- American Diabetes Association. (2001b). Tests of glycemia in diabetes (Position Statement). Diabetes Care 24 (Suppl. 1):S80–S82.
- Badruddin, N., Basit, A., Hydrie, M.Z.I., & Hakeem, R., (2002). Knowledge, Attitude and Practices of Patients Visiting a Diabetes Care Unit, Pakistan Jou of Nut, 1(2): 99-102.
- Bartlett, E. (1986). Historical glimpses of patient education in the United States. Patient Educ Counsel, 8:135–149.
- Breakwell, S. (2004). Connecting New Nurses and Home Care. Home Health Care Management & Practice, 16(2): 117-21.
- Brown, S. (1990). Studies of educational interventions and outcomes in diabetic adults: a meta-analysis revisited. Patient Educ Counsel, 16:189 –215.
- Clement, S., (1995). Diabetes self-management education. Diabetes Care, 18:1204–1214.
- Cuellar, AE & J. Weiner. 2000. Can Social Insurance for Long-Term Care Work? The Experience of Germany. Health Affairs 19(3): 8-25.
- Elshaw, EB, Young, EA, Saunders, MJ, McGurn, WC, Lopez, LC. (1994). Utilizing a 24-hour dietary recall and culturally specific diabetes education in Mexican Americans with diabetes. Diabetes Educ., 20:228-35. [PMID: 7851238]
- Feeley, N. & Gottlieb, L.N. (2000). Nursing Approaches for Working With Family Strengths and Resources. Journal Of Family Nursing, 6(1), 9-24.
- Fernando, D. (1993). Knowledge about diabetes and metabolic control in diabetic patients. Ceylon Med J 38:18 –21.
- Funnell, M., Anderson, R., Arnold, M., Barr, P., Donnelly. M., Johnson, P. (1991). Empowerment: an idea whose time has come in diabetes education. Diabetes Educ, 17:37–41.
- Glasgow, R., & Anderson R,. (1999). In diabetes care, moving from compliance to adherence is not enough: something entirely different is needed. Diabetes Care, 22:2090–2091.
- Harris, MI., Eastman, RC., Cowie, CC., Flegal, KM., & Eberhardt, MS. (1999). Racial and ethnic differences in glycemic control of adults with type 2 diabetes. Diabetes Care, 22:403–408.
- Jack Jr., L., Liburd, L., Spencer, T., & Airhihenbuwa, C.O. (2004).Understanding the Environmental Issues in Diabetes Self-Management Education Research: A Reexamination of 8 Studies in Community-Based Settings. Ann Intern Med., 140:964-971.
- Jack, L. Jr, Liburd, L., Vinicor, F., Brody, G., & Murry, VM. (1999). Influence of the environmental context on diabetes self-management: a rationale for developing a new research paradigm in diabetes education. Diabetes Educ., 25:775-7, 779-80, 782 passim. [PMID: 10646474]
- Lawrence, JM., Bennett, P., Young, A., & Robinson, AM . (2001). Screening for diabetes in general practice: cross sectional population study. BMJ, 323: 548-551.
- Mapanga, K.G. & Mapanga, M.B. (2004).A Community Health Nursing Perspective of Home Health Care Management and Practice. Home Health Care Management & Practice, 16(4): 271-279.
- Norris, S.L., Engelgau, M.M., & Narayan, K.M.V., (2001). Effectiveness of Self-Management Training in Type 2 Diabetes A systematic review of randomized controlled trials. Diabetes Care, 24(3): 561-587.
- Norris, S.L., Lau, J., Smith, S.J., Schmid, C.H., & Engelgau, M.M. (2002). Self-Management Education for Adults With Type 2 Diabetes A meta-analysis of the effect on glycemic control. Diabetes Care, 25:1159–1171.
- Norris SL, Nichols PJ, Caspersen CJ, Glasgow RE, Engelgau MM, Jack L, et al. (2002). Increasing diabetes self-management education in community settings. A systematic review. Am J Prev Med., 222(4 Suppl):39-66. [PMID: 11985934]
- Padgett, D., Mumford, E., Hynes, M., & Carter, R. (1988), Meta-analysis of the effects of educational and psycholosocial interventions on management of diabetes mellitus. J Clin Epidemiol, 41:1007–1030.
- Palestin, B., Ermawan, B., & Donsu, JDT. (2005). Penerapan Komunikasi Terapeutik Buat Mengoreksi Perilaku Klien Rawat Jalan Dgn Diabetes Mellitus, Jurnal Teknologi Kesehatan 1(1): 1-10.
- Parmet, S., (2004). Weight Gain and Diabetes. JAMA, 292(8): 998.
- Stevens, LM. (2002). The ABCs of Diabetes. JAMA, 287(19): 2608.
- Soewondo, P. (2006). Hidup Sehat dgn Diabetes. Panduan bagi penyandang diabetes, keluarganya & petugas kesehatan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Tagliacozzo D.M., Luskin D.B., Lashof J.C. & Ima K., Nurse Intervention and Patient Behavior, Am. Jou. Public Health 1974, Vol. 64 No. 6.
- Task Force to Revise the National Standards. (1995). National standards for diabetes self-management education programs. Diabetes Educ, 21:189–193.
- Thomas MandrupPoulsen. (1998).Recent advances Diabetes. BMJ, 316: 1221-1225.
- Toobert, D.J., Glasgow, R.E., Strycker, L.A., Barrera Jr., M., Radcliffe, J.L., Wander, R.C., & Bagdade, J.D.(2003). Biologic and Quality-of-Life Outcomes From the Mediterranean Lifestyle Program A randomized clinical trial. Diabetes Care,26:2288–2293.
- Weerdt, I., Visser, A., & Veen, E. (1989). Attitude behavior theories and diabetes education programmes. Patient Educ Counsel, 14:3–19.
- Weiner, J. (2000). Prediction: Long-Term Care in the Next Decade. Caring Magazine (June): 16-8.
- Weissert, W & SC Hedrick. (1994). Lessons Learned from Research on Effects of Community-Based Long-Term Care. Journal of the American Geriatrics Society 42: 348-53.
- Weissert, W, T Lesnick, M Musliner, & K Foley. (1997). Cost Savings from Home and Community-Based Services: Arizona’s Capitated Medicaid Long-Term Care Program. Journal of Health Politics, Policy and Law 22(6): 1329-57.
we hope Pendidikan Kesehatan Dalam Pengelolaan Diabetes Secara Mandiri (Diabetes Self-Management Education) Bagi Diabetisi Dewasa are solution for your problem.