Hari Minggu Di Mall
Hari minggu riuh di siang hari. Aku berdiri di selasar atrium bulat mal terbesar di kotaku sambil menyaksikan lalulalang ratusan orang di bawahku. Ada berjalan dgn cepat seakan dikejar sesuatu, ada pula berjalan dgn santai & perlahan seakan ingin menikmati isi dunia ini. Beberapa pasang muda-mudi berjalan beriringan sambil tertawa-tawa riuh. & satu keluarga nampak rukun beriringan dgn sang ibu menggendong bayinya di dadanya. Tiga orang dara cilik kulihat berlari-lari di antara para penjual bunga plastik & asesoris remaja terletak di tengah ruang mal besar ini. Semua nampak hidup. Semua nampak bergerak. Tanpa henti.
Namun disaat aku menatap wajah-wajah itu, ratusan wajah dgn beragam raut muka, tiba-tiba aku ingin tahu, apa sedang dipikirkan mereka? Apa sedang mereka alami disaat ini? Apa mereka memang sedang bergembira & menikmati hidup? Ataukah disaat seperti ini mereka sedang mengalami problem berat & ingin menghibur diri sambil menyendiri di tengah keramaian Mal ini? Hari minggu di Mal, hari minggu di tengah aroma kemewahan & keanggunan terpancar dr gedung cantik ini, seakan meninggalkan semua susah & juga semua kesalahan & kegagalan kita di latar belakang hidup nyata serupa bayang-ba semu belaka. Hidup disaat seperti ini & cuma disaat ini.
Seorang SPG alat kecantikan nampak tertunduk di belakang etalase besar sambil melamun menyaksikan gelombang manusia datang & pergi. Sudahkah dia makan siang? Seorang pembersih sedang mengepel lantai Mal seperti ini sambil bersungut-sungut. Apa dipikirkannya? Mungkinkah ada anaknya disaat seperti ini sedang sakit tetetapi dia tak punya uang untuk membawanya ke Puskesmas sementara hari gajian masih panjang? Sementara di tembok sisi utara nampak terpajang belasan TV layar lebar sedang menampangkan panorama cantik bunga mawar & adelia. & di depan deretan layar TV Plasma itu, seorang oma tua sedang memandang poster besar sebuah merek HP dgn tehnologi terkini. Ah, mengertikah dia apa maksud poster itu? Sepasang muda-mudi sedang duduk di meja di ruang makanan siap saji sambil bercakap-cakap, adakah mereka sedang memikirkan masa depan diantara deretan kemewahan mungkin jauh dr kehidupan nyata mereka? & dimanakah kita? Dimanakah aku?
Berdiri sendirian di selasar bulat Mal ini, aku menyaksikan semua putaran kehidupan seperti itu sambil memikirkan kehidupanku sendiri, memikirkan masalah-masalah & semua kemungkinan jalan keluarnya. Namun disaat kupandangi ratusan wajah lalulalang, datang & pergi, wajah-wajah asing dgn riwayat tak kukenal di baliknya, lalu apa artinya hidupku sendiri? Ya, aku cuma satu dr sekian banyak manusia dgn sekian banyak masalahnya masing-masing. Aku seorang biasa saja, bukan mahluk istimewa, karena tak seorang pun dapat mengatakan dirinya istimewa di hadapan sekian banyak alur kehidupan di dunia ini. Dgn tiba-tiba akupun merasa satu dgn mereka semua. Ya, ternyata kita semua satu di dlm menghadapi kehidupan kita masing-masing. Kita satu di tengah aneka pergolakan hidup kita. Kita, insan biasa, & tak bisa mengatakan bahwa derita kitalah terberat. Pun tak bisa mengatakan bahwa kehidupan kitalah terhebat. Sebab kita cuma setitik kecil di antara kemaha-luasan dunia ini. Wajah-wajah lalu lalang, datang & pergi, di ruang mewah Mal dingin ber AC ini, menyadarkanku, betapa semakin terasingnya kita satu sama lain disaat kita cuma memikirkan kesusahan maupun kehebatan diri kita sendiri. Kita tak sendirian menghadapi kenyataan hidup. Tidak, kita tak pernah sendirian. Ingatlah itu!
we hope Hari Minggu Di Mall are solution for your problem.