UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT DGN METODE PENEMUAN DI KELAS X.1 SMAN 1 TA
JUDUL
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT DGN METODE PENEMUAN DI KELAS X.1 SMAN 1 TAKTAKAN
PENDAHULUAN
Upaya buat mewujudkan masyarakat yg berkualitas merupakan tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan pebeserta didik menjadi subjek yg semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yg tangguh, kreatif, mandiri & professional pada bidangnya masing-masing. Pendidikan adalah pengaruh bimbingan, arahan dari orang dewasa kepada orang yg belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri & memiliki kepribadian yg utuh & matang. Kepribadian yg dimaksud adalah semua aspek yg ada sudah matang yaitu meliputi cipta, rasa & karsanya.
Di dalam pendidikan terdapat proses belajar-mengajar. Dimana belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yg dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yg berorientasi pada target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi jangka pendek, tapi gagal dalam membekali anak memecakan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Buat memecahkan persoalan tersebut, maka diperlukan strategi-strategi dalam pembelajaran. Dalam perihal ini strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku & proses-proses berpikir yg digunakan oleh siswa yg mempengaruhi apa yg dipelajari termasuk proses memori & metakognitif. Menurut Michel Pressle (Nur, 2000 : 7), menyatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi & di atas proses-proses yg secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas belajar. Strategi-strategi tersebut merupakan strategi-strategi yg digunakan siswa buat memecahkan masalah belajar tertentu.
Semua model pembelajaran ditandai dgn adanya struktur tugas, struktur tujuan, & struktur penghargaan. Struktur tugas mengacu pada jenis-jenis tugas kognitif & sosial yg memerlukan model pengajaran & pelajaran yg berbeda. Struktur tujuan mengacu pada tingkat koperasi & kompetensi yg dibutuhkan siswa buat mencapai tujuan. Struktur penghargaan meningkatkan nilai dalam bidang akademik. (Nur, 2000 : 2-3).
Selain model pembelajaran yg diperlukan, maka dalam pemilihan metode pembelajaran matematika juga sangat diperlukan. Kecenderungan guru adalah mengajar di kelas dgn metode yg sudah dikuasainya, penyebab berdasarkan pengalaman mengajar akan terbentuk suatu pola mengjar tertentu yg dipandang paling efektif & efisien, walaupun sudah menemukan pola metode yg dianggap sesuai. Namun proses pencarian pola tersebut tidak boleh berhenti penyebab ada kemungkinan terdapat metode yg lebih baik.
Perlu diakui bahwa pelajaran matematika itu penting, tapi sulit buat dipelajarinya. Matematika menumbuhkembangkan kemampuan bernalar, yaitu berpikir sistematis, logis, & kritis, dalam mengkomunikasikan gagasan atau dalam pemecahan masalah.
Pada kenyataannya, khususnya di kalangan para pelajar, matematika masih merupakan mata pelajaran yg kurang disenangi. Mereka sulit buat memahami matematika secara baik, apalagi buat memperoleh hasil yg maksimal. Salah satu faktor buat menarik minat siswa terhadap mata pelajaran matematika sehingga dapat mengurangi rasa kurang senang tersebut adalah faktor intrinsik. Buat mendukung faktor intrinsik itu salah satunya adalah membuat suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik bagi siswa.
Maka tidak jarang siswa yg asalnya menyenangi pelajaran matematika, kemudian beberapa bulan/tahun kemudian menjadi acuh sikapnya terhadap pelajaran matematika. Mungkin, salah satu penyebabnya adalah cara mengajar guru yg tidak sesuai dgn siswanya.
Oleh karena itu, bagi seorang guru mesti dapat menciptakan suasana belajar yg melibatkan mental-fisik-sosial siswa secara aktif supaya memberi peluang kepada siswa buat mengamati & menjelaskan sambil memberikan argumentasi, & penalaran lainnya. Guru mesti selalu menghargai setiap usaha & hasil kerja siswa, & memberi stimulus yg mendorong siswa buat berbuat & berpikir sambil menghasilkan karya & pikiran kreatif. Sehingga siswa menjadi pembelajar seumur hidup.
Dalam pengajaran matematika yg umumnya bisa dilaksanakan siswa menerima bahan pelajaran melalui informasi yg disampaikan oleh guru. Cara mengajar informatif ini dapat terjadi dgn menggunakan metode ceramah, ekspositori, & tanya jawab atau metode mengajar lainnya. Pada cara ini materi disampaikan hingga bentuk akhir, sedangkan cara belajar siswa merupakan belajar & menerima. Berhubungan dgn model pembelajaran itu, penulis tertarik buat melakukan penelitian tentang salah satu model pembelajaran di kelas yg disebut dgn pembelajaran berdasarkan masalah dgn metode penemuan.
Metode penemuan ini bertolak belakang dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek & objek dalam belajar yg mempunyai dasar buat berkembang secara optimal sesuai dgn kemampuan yg dimilikinya. Proses pembelajaran mesti dipandang sebagai stimulus yg dapat menantang siswa buat melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar & fasilitator belajar. Dgn demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau bentuk kelompok dalam memecahkan permasalahan dgn bimbingan guru (Sriyono, 1992:97).
Metode penemuan ini mempunyai kelebihan buat memberikan kesempatan kepada siswa agar maju & berkembang sesuai kemampuannya & dapat memperkuat, beserta menambah kepercayaan kepada diri sendiri dgn proses penemuan sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik buat mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran dalam Persamaan Kuadrat buat meningkatkan pemahaman terhadap prestasi belajar siswa. Dalam perihal ini penulis mengambil judul “ Upaya Peningkatan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat Dgn Metode Penemuan di Kelas X SMAN 1 Taktakan”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat marumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
Apakah model pembelajaran dgn metode penemuan pada pokok bahasan Persamaan Kuadrat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas X.1 SMAN 1 Taktakan ?
Bagaimanakah upaya peningkatan terhadap prestasi belajar dgn metode penemuan dalam pokok bahasan Persamaan Kuadrat siswa kelas X.1 SMAN 1 Taktakan?
bagaimanakah efektivitas pelaksanaan pembelajaran Matematika dgn menggunakan metode penemuan di kelas X.1 SMAN 1 Taktakan ?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yg ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah :
Buat mengetahui prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan Kuadrat dgn menggunakan metode penemuan.
Buat mengetahui upaya peningkatan terhadap prestasi belajar siswa dgn metode penemuan dalam pokok bahasan Persamaan Kuadrat.
Buat mengetahui efektivitas pelaksanaan pembelajaran matematika dgn menggunakan metode penemuan.
MANFAAT HASIL PENELITIAN
Manfaat bagi Penulis
Mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi & gambaran penulis tentang persamaan kuadrat terhadap siswa kelas X SMAN 1 Taktakan dgn menggunakan metode penemuan beserta pelaksanaan pembelajarannya.
Manfaat bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, wawasan, & pengalaman kepada siswa dalam mata pelajaran matematika materi persamaan kuadrat.
Manfaat bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan oleh guru matematika buat digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya persamaan kuadrat.
KAJIAN PUSTAKA
Matematika
Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dgn satu cabang matematika elementer yg disebut aritmatika atau ilmu hitung yg secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yg bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, - 2, ..., dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali & bagi.
Matematika tingkat lanjut digunakan sebagai alat buat mempelajari berbagai fenomena fisik yg kompleks, khususnya berbagai fenomena alam yg teramati, agar pola struktur, perubahan, ruang & sifat-sifat fenomena bisa didekati atau dinyatakan dalam sebuah bentuk perumusan yg sistematis & penuh dgn berbagai konvensi, simbol & notasi. Hasil perumusan yg menggambarkan prilaku atau proses fenomena fisik tersebut biasa disebut model matematika dari fenomena.
Apabila fenomena fisik yg dibuat model matematikanya adalah fenomena kontinyu (jadi mengandung tak terhingga unsur-unsur, misalnya fenomena cahaya yg merupakan bentuk tenaga dgn satuan terkecil disebut foton), model matematika yg dihasilkan seringkali hanya mencakup sebanyak hingga pengamatan atau hanya mencakup daerah yg terbatas dari fenomena yg tak terbatas, atau hanya bersifat diskrit, walaupun model tersebut masih dianggap sebagai bentuk yg sangat ideal & yg sangat mendekati fenomena fisik aslinya.
Di masa lalu, cabang-cabang matematika yg mempelajari fenomena fisik kontinyu (gelombang, panas, elastisitas suatu material, gerak cairan, dsb) mendominasi cabang-cabang matematika yg bisa diterapkan pada berbagai fenomena fisik seperti yg biasa dipelajari dalam fisika & kimia. Sebagai akibatnya, cabang-cabang matematika ini digolongkan dalam kelompok matematika terapan atau matematika fisika.
Tapi sejak berkembangnya ilmu-ilmu komputer, penerapan cabang-cabang matematika yg mempelajari fenomena-fenomena yg bukan sekedar diskrit, bahkan berhingga, berkembang dgn cepat. Sebagai contoh, konsep lapangan hingga (Inggris: finite fields) yg dulu dianggap sebagai cabang murni dari ilmu aljabar merupakan salah satu tulang punggung penting dalam coding theory.
Demikian pula, teori ukuran (Inggris: measure theory) semakin banyak penerapannya, khususnya dalam teori fraktal & kaitannya dgn teori chaos. Tentu saja para matematikawan masih bisa mempelajari aspek-aspek dari teori fraktal & chaos tanpa mesti mendalami teori ukuran.
Secara umum, semakin kompleks suatu fenomena, semakin kompleks pula alat (dalam perihal ini jenis matematika) yg mampu buat mendapat solusi seakurat-akuratnya. Jadi tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang matematika bukan disebabkan oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri, tapi disebabkan oleh sulit & kompleksnya fenomena yg solusinya diusahakan dicari atau diselesaikan dgn menggunakan jenis atau cabang matematika tersebut.
Sebaliknya berbagai fenomena fisik yg mudah di amati, misalnya jumlah penduduk di seluruh Indonesia, tak memerlukan jenis atau cabang matematika yg canggih. Kemampuan aritmatika sudah cukup buat mencari solusi (jumlah penduduk) dgn keakuratan yg cukup tinggi.
Banyak para pakar matematika yg juga mendalami filosofi di balik konsep-konsep matematika bersepakat bahwa semua konsep-konsep matematika secara universal terdapat di dalam pikiran setiap manusia.
Jadi yg dipelajari dalam matematika adalah berbagai simbol & ekspresi buat mengkomunikasikannya. Misalnya orang Jawa secara lisan memberi simbol bilangan 3 dgn mengatakan "Telu", sedangkan dalam bahasa Indonesia, bilangan tersebut disimbolkan melalui ucapan "Tiga". Inilah sebabnya, banyak pakar mengkelompokkan matematika dalam kelompok bahasa, atau lebih umum lagi dalam kelompok (alat) komunikasi, bukan sains.
Dalam pandangan formalis, matematika adalah penelaahan struktur abstrak yg didefinisikan secara aksioma dgn menggunakan logika simbolik & notasi matematika; ada pula pandangan lain, misalnya yg dibahas dalam filosofi matematika.
Matematika ialah ilmu dasar yg mendasari ilmu pengetahuan lain, kita ingat jaman-jaman sebelum masehi, dimana pada jaman mesir kuno ilmu aritmatika digunakan buat membuat piramida, digunakan buat menentukan waktu turun hujan, Struktur spesifik yg diselidiki oleh matematikawan sering kali berasal dari ilmu pengetahuan alam, & sangat umum di fisika, tapi matematikawan juga mendefinisikan & menyelidiki struktur internal dalam matematika itu sendiri, misalnya, buat menggeneralisasikan teori bagi beberapa sub-bidang, atau alat membantu buat perhitungan biasa. Akhirnya, banyak matematikawan belajar bidang yg dilakukan mereka buat penyebab estetis saja, melihat ilmu pasti sebagai bentuk seni daripada sebagai ilmu praktis atau terapan.
Persamaan Kuadrat
Secara umum persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0. Persamaan kuadrat merupakan salah satu jenis persamaan polinomial berderajat dua. Rumus abc beserta alternatifnya merupakan rumus yg familier buat menghitung akar persamaan kuadrat. Dgn formula tersebut secara teoritis selalu bisa dipakai buat menghitung akar persamaan kuadrat.
Metode Penemuan
Pengertian Metode Penemuan
Menurut Sund, penemuan adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yg dimaksud dgn proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, & sebagainya. Suatu konsep misalnya: segitiga, panas, demokrasi, & sebagainya. Sedangkan yg dimaksud dgn prinsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam metode ini, siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing & memberikan instruksi.
Metode penemuan ini pada mulanya digunakan dalam bidang pengajaran ilmu lain, seperti matematika, IPA, Biologi. Namun, pada masa sekarang ini metode discovery dipergunakan juga dalam pengajaran bahasa & sastra.
Komponen Metode Penemuan
Komponen-komponen metode penemuan secara garis besarnya terdiri dari:
Masalah
Masalah yg akan disodorkan kepada siswa diambi dari kurikulum. Dalam perihal ini, guru mesti mempertimbangkan apakah pokok bahasan yg dipilih itu layak disajikan dgn menggunakan metode penemuan atau tidak, penyebab ada saja kemugkinan bahwa metode lain lebih efektif buat pokok bahasan tersebut.
Data
Guru yg akan menyajikan bahan palajaran, baik berupa lisan maupun tulisan dgn menggunakan metode penemuan ini mesti terlebih dahulu mengolah bahan yg dimaksud agar sesuai dgn bahan sajian buat metode penemuan.
Penyajian masalah
Penyajian masalah terhadap siswa merupakan kata pengantar tujuan pelajaran & penjelasan tentang kegiatan yg akan dilakukan siswa.
Kegiatan siswa
Siswa diberi kesempatan menghayati data, melakukan proses mental dalam waktu tertentu sesuai dgn bahan & waktu yg tersedia.
Kegiatan siswa sebaiknya diarahkan pada pencapaian perumusan penemuan-penemuan & aplikasinya. Perihal ini berarti siswa dituntut buat dapat mengkaji masalah yg ada sedalam-dalamnya.
Kegiatan guru
Pada disaat siswa melakukan siswa kegiatan penemuan, guru hendaknya mengamati, mendengarkan pembicaraan antar siswa, & sekali-kali bertanya kepada siswa buat membimbingnya ke arah penemuan beserta penarikan kesimpulan penemuan. Guru mesti dapat memotivasi siswa dgn pertanyaan-pertanyaan yg bersifat mengarahkan.
Penyelidikan penemuan siswa
Setelah kegiatan mencapai hasil dalam bentuk kesimpulan penemuan awal, guru menyuruh siswa buat mengemukakan hasil penemuannya di kelas. Siswa lainnya memperhatikan, mengamati, & bertanya jika perlu.
Latihan siswa
Latihan siswa merupakan suatu bentuk variasi lain buat menyelidiki hasil penemuan siswa. Mungkin saja guru tidak menuntut perumusan yg telah dikemukakan siswa, tapi langsung menyodorkan latihan-latihan sebagai upaya mengaplikasikan kaidah, aturan, hukum, dari data yg telah diolah siswa.
Tahapan Metode Penemuan
Ada lima tahapan yg dapat ditempuh dalam melaksanakan metode penemuan, yaitu:
Merumuskan masalah buat dipecahkan oleh siswa.
Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dgn istilah hipotesis.
Siswa mencari informasi, data, fakta yg diperlukan buat menjawab permasalahan atau hipotesis.
Menarik kesimpulan atau generalisasi.
Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
Kelebihan & kekurangan Metode Penemuan
Penggunaan metode discovery ini, guru berusaha meningkatkan aktivitas dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, metode ini memiliki keunggulan sebagai berikut:
Metode ini mampu membantu siswa buat mengembangkan; memperbanyak kesiapan; beserta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau pengenalan siswa.
Siswa memperoleh pengetahuan yg bersifat sangat pribadi atau individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
Metode ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa buat berkembang & maju sesuai dgn kemampuannya masing-masing.
Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yg kuat buat belajar lebih giat.
Membantu siswa buat memperkuat & menambah kepercayaan pada diri sendiri dgn proses penemuan sendiri.
Walaupun demikian baiknya metode ini, namun ada pula kelemahannya yg perlu diperhatikan, yaitu :
Pada siswa mesti ada kesiapan & kematangan mental buat cara belajar ini siswa mesti berani & berkeinginan buat mengetahui keadaan sekitarnya dgn baik.
Bila kelas terlalu besar, penggunaan metode ini akan kurang berhasil.
Bagi guru & siswa yg sudah biasa dgn perencanaan & pengajaran tradisional, mungkin akan sangat kecewa bila diganti dgn metode penemuan.
Dgn metode ini ada yg berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap & keterampilan bagi siswa.
Metode ini mungkin tidak memberikan kesempatan buat berfikir secara kreatif.
Itulah kelebihan & kekurangan metode penemuan yg dikemukakan oleh Roestiyah.
HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran matematika dalam pokok bahasan persamaan kuadrat dgn menggunakan metode penemuan, diduga akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yg digunakan dalam metode penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini dilakukan penekanan berupa prestasi belajar siswa dgn metode penemuan.
Subyek Penelitian
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah SMAN 1 Taktakan yg mendapatkan materi Persamaan Kuadrat.
Sampel
Sample diambil dgn teknik acak (random) dgn 2 kelas yaitu X.1.
Instrumen Penelitian
Salah satu kegiatan dalam perencanaan suatu penelitian adalah menyusun instrumen penelitian atau alat pengumpul data sesuai dgn masalah yg diteliti.
Adapun instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah berupa lembar angket, wawancara & lembar observasi.
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, desain penelitian yg digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini akan dilakukan tindakan dgn beberapa siklus, yg dimana proses penelitian siklus terdiri dari :
Perencanaan
Tindakan yg akan dilakukan buat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Tindakan
Upaya buat memperbaiki keadaan yg diinginkan.
Observasi
Mengamati proses dari tindakan yg dilaksanakan terhadap siswa.
Refleksi
Mengingat, merenungkan & mempertimbangkan hasil dari tindakan yg telah dihasilkan dalam observasi.
Proses ini akan berlangsung dari perencanaan – tindakan – observasi – refleksi. Sehingga tercapai tujuan yg diinginkan.
Prosedur Penelitian
Gambaran Umum Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas X.1 SMAN 1 Taktakan. Penelitian dilakukan dgn 3 orang guru matematika, di mana satu orang sebagai pengajar, & orang sebagai observer. Jumlah siswa kelas X.1 SMAN 1 Taktakan terdiri dari 40 siswa, sedangkan karakteristik para siswa kelas tersebut sama seperti kelas-kelas yg lain, baik dari kemampuan/prestasi belajar ataupun keadaan sosial ekonominya.
Rincian Prosedur Penelitian
Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan penelitian yg dilakukan sebagai berikut :
Menghubungi kepala sekolah
Menentukan kelas subyek penelitian
Menyiapkan rencana pembelajaran
Menentukan fokus observasi & aspek-aspek yg diamati
Menentukan jenis data
Menentukan pelaku observasi, alat bantu observasi, & cara pelaksanaan observasi
Menetapkan cara pelaksanaan & pelaku refleksi
Menetapkan kriteria keberhasilan
Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian melalui proses pembelajaran yg trerbagi ke dalam dua siklus penelitian.
Siklus pertama
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode penemuan dgn pokok bahasan persamaan kuadrat (dilaksanakan 4 kali tatap muka).
Observasi dalam siklus ini dilakukan dgn cara mengadakan pengamatan secara langsung yg dilakukan dua observer, yaitu dua orang guru bidang studi matematika SMAN 1 Taktakan. Hasil pengamatan dari 4 pertemuan, kemudian didiskusikan sebagai bahan reflleksi buat rencana tindakan pada siklus kedua.
Siklus kedua
Proses pembelajaran tetap menggunakan metode penemuan & dgn pokok bahasan yg sama, yaitu persamaan kuadrat (dilaksanakan 4 kali tatap muka). Dalam siklus kedua dilakukan oleh observer. Hasil pengamatan dianalisis & didiskusikan bersama sebagai bahan refleksi buat rencana tindakan dalam melaksanakan penelitian kembali.
Observasi & Evaluasi
Observasi dilakukan bersamaan dgn pelaksanaan dgn pelaksanaan pembelajaran yg dibantu oleh observer, meliputi pengamatan :
Antusias belajar siswa
Keterampilan guru dalam metode penemuan
Evaluasi dilaksanaan bersamaan dgn proses pembelajaran yg dilakukan oleh guru matematika & observer dgn alat bantu tersebut berupa lampiran & dihitung dgn penilaian presentasi.
Refleksi
Data yg telah terkumpul pada siklus pertama dgn pokok bahasan persamaan kuadrat yg dilakukan 4 kali tatap muka dianalisis & didiskusikan bersama observer tentang kelebihan & kelemahan yg terjadi dalam proses pembelajaran, kemudian dideskripsikan sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada pembelajaran siklus yg kedua.
Data yg terkumpul dalam siklus yg kedua dgn pokok bahasan yg sama, yaitu persamaan kuadrat yg dianalisis dalam bentuk tabel. Hasil analisis data didiskusikan dgn observer buat menggali kelebihan & kelemahan yg terjadi dalam proses pembelajaran, kemudian dideskripsikan sebagai bahan buat mencari alternatif tindakan lain apabila melakukan kembali penelitian tindakan kelas.
ANALISIS DATA
Data yg diperoleh dari hasil wawancara, angket & observasi direkapitulasi & dianalisis dgn menggunakan penilaian presentasi.
Buat melihat antusias siswa, observer melakukan wawancara & memberikan angket kepada siswa setelah itu, hasil dari wawancara & pengisian angket direkapitulasi menggunakan penilaian presentasi buat melihat peningkatan antusias belajar siswa dari pertama kali tatap muka sampai dgn 4 kali tatap muka.
Pada lembar angket siswa (dalam pernyataan positif) yg menawab “sangat setuju” bernilai 4, yg menjawab “setuju” bernilai 3, yg menjawab “tidak setuju” bernilai & siswa yg menjawab “sangat tidak setuju” bernilai 1. Adapun perhitungannya sebagai berikut :
Buat melihat keterampilan guru dalam menerapkan metode penemuan, observer malakukan observasi langsung di dalam kelas & mengamati guru bidang studi matematika yg sedang mengajar. Observer mengamati pula peningkatan guru dalam menerapkan metode penemuan di dalam kelas, mulai dari pertemuan pada minggu pertama sampai pertemuan minggu ke-4 (siklus 1 sampai siklus 2). Setelah itu direkapitulasi dgn menggunakan penilaian presentasi.
Pada lembar observasi ada tiga kategori nilai yg baik, cukup & kurang. Buat kategori baik bernilai 3, kategori cukup bernilai 2 & kategori kurang bernilai 1. Dgn perhitungan nilai sebagai berikut :
Buat akhir dari observasi, observer membuat angket yg berupa angket pengalaman belajar siswa & rekapitulasi dgn menggunakan penilaian presentasi.
Berdasarkan hasil data yg diperoleh, maka dgn diimplementasikannya metode pembelajaran dgn menggunakan metode penemuan dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan antusias belajar siswa, keterampilan guru dalam menerapkan metode penemuan dalam pembelajaran matematika, & juga dapat melihat pengalaman belajar siswa.
JADWAL KEGIATAN
Adapun jadwal kegiatan adalah sebagai berikut :
-
Bulan
Agenda
Juli
Agustus
September
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Penyusunan proposal
Permohonan izin ke sekolah
Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar angket & lembar observasi
Perencanaan
Tindakan (siklus 1)
Observasi 1
Refleksi 1
Tindakan (siklus 2)
Observasi 2
Refleksi 2
Penyusunan laporan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi “Dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa”. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan.
http://id.wikipedia.org/wiki/matematika. Tanggal 17 Mei 2006 pkl. 9.30.
http://pps.upi.edu/org/abstrakthesis/abstrakmat04.html. Tanggal 17 Mei 2006 pkl. 09.10.
Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.
Nur, Muhammad. 2000. Strategi-strategi Belajar. Surabaya : University Press.
N.K, Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Rohayati, Ade, dkk. 2001. Pembinaan Kompetensi Guru Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sriyomo, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : Rineka Cipta.
Suherman, Erman, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukirman, dkk. 2002. Perencanaan & Pengelolaan Pembelajaran Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka.
we hope UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT DGN METODE PENEMUAN DI KELAS X.1 SMAN 1 TA are solution for your problem.