PENGARUH PENGUASAAN TEORI BERBICARA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS 2 SMP NEGERI 8 SERANG
PENGARUH PENGUASAAN TEORI BERBICARA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS 2 SMP NEGERI 8 SERANG
Latar Belakang Masalah
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan kegiatan memberikan pengalaman belajar buat mencapoai suatu tujuan pembelajaran biasanya guru melakukan sebuah kegiatan yg disebut kegiatan belajar mengajar. Kawasan yg ingin dicapai tersebut biasanya adalah pengetahuan, sikap & keterampilan. Dalam perihal ini seorang guru membekali dirinya dgn seni memberikan pengalaman belajar.
Strategi belajar mengajar yg baik adalah strategi yg efisien, efektif & dapat mencapai tujuan belajar dgn upaya pembuktian usaha belajar dari siswa. Seperti dijelaskan Roestiyah dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru mesti memiliki strategi belajar mengajar, guru mesti memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif & efisien, mengenai pada tujuan yg diharapkan Roestiyah , (1998:1).
Pemilihan pola kegiatan belajar mengajar sangat penting dilaksanakannya penguasaan teori pidato. Walaupun setiap guru mengetahui bahwa teori pidato sangat penting buat pengembangan keterampilan berbicara. Namun dalam kenyataannya masih banyak guru atau siswa yg tidak dapat menerapkan & menyerap bahan ajar berbicara pada pembelajaran keterampilan berbicara dikelas.
Masih terdapatnya siswa yg kesulitan buat dapat tampil dimuka & di kelas memaparkan ide pikirannya kepada pendengar atau pemirsa. Tampil prima di depan khayalak memang membutuhkan keterampilan khusus yg tidak diperoleh secara cepat, namun melalui latihan-latihan & pembiasaan. Selain itu tatakrama berbicara juga mesti diperhatikan dgn serius, karena akan mempengaruhi kualitas pembicaraan. Banyak isi pembicaraan yg baik, jika tidak dibawakan dgn baik akan memperoleh hasil yg jelek, sebaliknya isi pembicaraan yg biasa-biasa saja tapi karena dibawakan secara baik akan menghasilkan sambutan pendengar yg baik pula.
Keadaan yg seperti ini disebabkan diantarnya oleh kemampuan guru bidang studi bahasa Indonesia yg belum dapat memberikan penjelasan mengenai teori-teori pidato yg sebenarnya. Agar kemampuan siswa dapat bentuk performasi lebih baik, perlu adanya perbaikan pembelajaran teori pidato dalam bidang studi bahasa Indonesia.
Penguasaan teori pidato adalah penguasaan kebahasaan dibidang kompetensi (kemampuan dasar) dari performansi (keterampilan praktis) sekaligus. Artinya seseorang yg belajra teori pidato yg telah dipelajarinya. Namun demikian, tidaklah lengkap apabila seseorang tersebut belum dibuktikan dgn kemampuan keterampilan berbicaranya. Dgn kata lain, jika seorang pembelajar teori pidato tersebut dapat menguasainya melalui keterampilan berbahasa diantaranya keterampilan berbicara.
Bentuk performansi bahasa diantaranya adalah keterampilan berbicara. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa keterampilan berbicara adalah bagian dari keterampilan berbahasa yg merupakan catur tunggal yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca & menulis. Keterampilan berbicara yg penulis maksud adalah keterampilan berbicara berkaitan dgn permasalahan tersebut di atas, kemampuan berbicara sebagai bentuk performansi berbahasa sangat erat hubungannya dgn penguasaan teori pidato. Karena seseorang yg dapat berbicara diantaranya adalah mempunyai kemampuan dasar tentang teori-teori berbicara. Semakin seseorang berkemampuan menguasai teori-teori berbicara semakin baik pula ia dalam keterampilan berbicara. Hanya teori dilapangan masih banyak kita dapatkan orang menyampaikan pidato dgn tidak terarah. Perihal ini mencerminkan betapa lemahnya seseorang tersebut dalam menguasai teori berbicara. Artinya antara penguasaan teori pidato dgn keterampilan berbicara terdapat kaitan yg erat.
Berdasarkan latar belakang masalah yg penulis kemukakan di atas maka penulis ingin mengadakan penelitian dgn judul “Pengaruh Penguasaan Teori Berbicara Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas 2 SMP Negeri 8 Serang.”
Kajian Yg Relevan
Penelitian tentang berbicara telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain dari judul pertama yaitu tentang uji coba pembelajaran berbicara dgn metode problem solving di kelas 3 MTs Negeri Model Padarincang Tahun Pelajaran 2003/2004. Dalam penelitian ini penulis tidak menemukan metode penelitian yg sama dgn judul yg sedang penulis teliti ini lebih menekankan pada metode problem solving. Judul kedua yg penulis temukan yaitu Pembelajaran Kalimat Aktif Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas II SMA Negeri 1 Pontang Tahun Pelajaran 2004/2005. Dilihat dari masalahnya judul ini melihat kepada kemampuan berbicara, & keterampilan membuat kalimat. Metodenya menggunakan metode uji coba. & judul yg ketiga yaitu Analisis Kemampuan Berbicara Siswa Kelas 3 SMA YP 17 Serang Tahun Ajaran 2003/2004 judul ini lebih menekankan pada kemampuan berbicaranya saja.
Berdasarkan paparan di atas penulis berkeyakinan bahwa peneliti yg akan penulis lakukan berbeda dgn penelitian sebelumnya baik ditinjau dari segi fokus permasalahan maupun kajiannya, walaupun ada kesamaan dalam perihal pembahasan yaitu mengenai berbicara. Walaupun begitu penulis sadar akan keterbatasan kemampuan mungkin saja ada hal-perihal yg sangat mirip dgn kajian penelitian yg akan penulis lakukan tapi itu semua berada dalam batas kelemahan atau kesadaran penulis.
Identifikasi Masalah
Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian Arikunto, (2002:27). Berdasarkan dari latar belakang masalah penulis menemukan masalah-masalah sebagai berikut:
Masih terdapatnya siswa yg kesulitan buat dapat tampil dimuka & dikelas memaparkan ide pikirannya kepada pendengar atau pemirsa
Masih kurangnya penguasaan kebahasaan dibidang kompetensi
Masih banyak yg penulis temukan orang yg menyampaikan pidato dgn tidak teratur.
Batasan & Rumusan Masalah
4.1 Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah yg telah dikemukakan di atas, penulis mencoba membatasi penelitiannya sebagai berikut:
Teori berbicara
Kemampuan berbicara siswa
Pengaruh penguasaan teori berbicara terhadap kemampuan berbicara
4.2 Rumusan Masalah
Dari masalah yg telah dibatasi di atas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana penguasaan teori berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang ?
Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang?
Adakah pengaruh penguasaan teori berbicara terhadap kemampuan brbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yg menunjukkan sesuatu perihal yg diperoleh setelah penelitian selesai Arikunto, (2002:52). Pada penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
Buat mendapat gambaran tentang penguasan teori berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang
Buat mendapat gambaran tentang kemampuan berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang
Buat melihat adanya pengaruh penguasaan teori berbicara terhadap kemampuan berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang
Anggapan Dasar & Hipotesis
6.1 Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yg kebenarannya diterima oleh penyelidik Arikunto, (2002:60). Dalam penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai titik tolak pemikiran sebagai berikut:
Isi sebuah karangan diwujudkan oleh kelompok kalimat yg merupakan satu kesatuan maksud yg disebut paragraf Syamsuddin, AR. (1994:29).
Kemampuan menguasai teori berbicara dapat dijadikan modal dasar
Kemampuan berbicara salah satunya didasarkan pada kemampuan menguasai teori berbicara.
6.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian Sudjana, (1992:42). Hipotesis mesti jelas, terbatas sehingga dapat diuji & memberi petunjuk bagaimana pengujian mesti dilakukan. Adapun rumusan masalah hipotesis yg penulis buat adalah sebagai berikut:
Penguasaan berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang cukup baik
Kemampuan berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang cukup baik
Terhadap pengaruh penguasaan teori berbicara terhadap kemampuan berbicara siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang
Kerangka Teori
7.1 Pengertian Berbicara
Menurut Tarigan, (1987:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata buat mengekspresikan, menyatakan beserta menyampaikan pikiran, gagasan, & perasaan. Tujuan utama berbicara adalah buat berkomunikasi. Komunikasi dapat mempersatukan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok dgn jalan menyampaikan konsep-konsep umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yg membedakannya dari kelompok-kelompopk lain, & menetapkan suatu tindakan tersebut, beserta tidak akan dapat bertahan lama jika tidak masyarakat-masyarakat bahasa.
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yg berkembang pada kehidupan anak, yg hanya didahului oleh keterampilan menyimak, & pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari Tarigan, (1981:3).
7.1.1 Berbicara Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Manusia adalah mahluk sosial, & tindakannya yg pertama & yg paling penting adalah tindakan sosial, suatu tindakan tempat saling mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan & menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan beserta menyetujui suatu pendirian atau keyakinan. Oleh karena itu maka didalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen yg umum, yg sama-sama di setujui & dipahami oleh sejumlah orang yg merupakan suatu masyarakat. Buat menghubungkan anggota masyarakat maka diperlukan komunikasi Tarigan, (1981:8).
Anderson (dalam Tarigan, 1981: 9) mengemukakan adanya 8 prinsip dasar, yaitu:
Bahasa adalah suatu sistem
Bahasa adalah vokal (bunyi ujaran)
Bahasa tersusun dari lambang-lambang mana suka (arbity symbols)
Setiap bahasa bersifat unik, bersifat khas
Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan
Bahasa adalah alat berkomunikasi
Bahasa berhubungan dgn kebudayaan tempat berada
Bahasa itu berubah-ubah.
Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu komunikasi perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur yg mengandung maksud & tujuan. Komunikasi bukan merupakan suatu kejadian, peristiwa, sesuatu yg terjadi, komunikasi adalah sesuatu yg fungsional, mengandung maksud & dirancang buat menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan para penyimak & para pembaca. Brown (dalam Tarigan, 1981:10-11).
Halliday (dalam Tarigan, 1981:11) mengemukakan adanya tujuh jenis fungsi bahasa, yaitu:
Fungsi instrumental bertindak buat menggerakkan beserta memanipulasikan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.
Fungsi regulasi atau fungsi pengaturan dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa-peristiwa.
Fungsi repersentasional adalah penggunaan bahasa buat membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta & pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan dalam pengertian “menggambarkan” realitas yg terlihat oleh seseorang.
Fungsi interaksional bahasa bertindak buat menjamin pemeliharaan sosial. Malinowski mempergunakan istilah “phatic communion” yg mengacu kepada kontak komunikatif antara sesama manusia yg semata-mata mengizinkan mereka mendirikan kontak sosial beserta menjaga agar saluran-saluran komunikasi itu tetap terbuka, merupakan bagian dari fungsi interaksional bahasa.
Fungsi personal membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, reaksi-reaksi yg terkandung dalam hati sanubarinya.
Fungsi heuristik melibatkan bahasa yg dipergunakan buat memperoleh pengetahuan, mempelajari lingkungan. Fungsi-fungsi neuristik sering kali disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yg menuntut jawaban. Fungsi neuristik ini dalam pertanyaan-pertanyaan “mengapa” mengenai dunia sekeliling mereka.
Fungsi imajinatif bertindak buat menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membuat lelucon-lelucon, atau menulis novel merupakan kegiatan yg mempergunakan fungsi imajinatif bahasa.
Ketujuh fungsi bahasa yg ditelusuri beserta dirangkumkan oleh Halliday itu kita sebut dgn istilah sapta guna bahasa.
7.2 Batasan & Tujuan Berbicara
Ujaran (Speech) merupakan suatu bagian yg integral dari keseluruhan personalitas atau kepribadian, mencerminkan lingkungan sang pembicara, kontak-kontak sosial & pendidikannya.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata buat mengekspresikan, menyatakan beserta menyampaikan pikiran, gagasan & perasaan Tarigan, (1981:15).
Tujuan utama dari berbicara adalah buat berkomunikas. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yg ingin dikomunikasikan.
7.3 Ragam Seni Berbicara
Karena pembicaraan kita pada bab-bab selanjutnya lebih ditekankan pada seni berbicara atau berbicara terapan maka ada baiknya kita mengenal ragam-ragam seni berbicara terlebih dahulu.
Secara garis besar, maka berbicara (speaking) dapat dibagi atas:
Berbicara dimuka umum pada masyarakat yg mencakup empat jenis, yaitu:
Berbicara dalam situasi-situasi yg bersifat memberitahukan atau melaporkan yg bersifat informatif
Berbicara dalam situasi-situasi yg bersifat kekeluargaan, persahabatan (fellow ship speaking)
Berbicara dalam situasi-situasi yg bersifat membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (pensuasive speaking)
Berbicara dalam situasi-situasi yg bersifat merundingkan dgn tenang & hati-hati (deliberative speaking).
Berbicara pada konferensi yg meliputi:
Diskusi kelompok yg dapat dibedakan atas:
Tidak resmi (informal)
Resmi
Prosedur parlementer
Debat
Metode & Teknik Penelitian
Dalam penelitian ini teknik yg digunakan penulis adalah studi korelasi. Studi korelasi yaitu penelitian deskriptif yg bertujuan menetapkan besarnya hubungan antara variabel-variabel Furchan, (1982:429). Adapun teknik yg digunakan dalam pengumpulan data adalah:
Teknik tes, dilakukan buat mencari & mengumpulkan data dgn cara memberikan tugas tertulis tentang:
Penguasaan teori berbicara
Kemampuan berbicara
Teknik pengolahan data
Agar diperoleh simpulan atas penelitian yg dilakukan, & menghasilkan data yg akurat perlu dilaksanakan analisis data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data dgn rumus korelasi product moment yaitu:
Hasil yg diperoleh akan menegaskan bagaimana kedudukan kausal antara variabel-variabel yg diselidiki.
Populasi & Sampel
Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga atau subyek tidak terlalu banyak. Bila populasi terlalu banyak penelitian dilakukan terhadap sampel tapi hasilnya dapat menaksirkan populasi.
Dari pengertian di atas, penulis menentukan populasi penelitian sebagai berikut. Seluruh siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang, yg berjumlah 4 kelas atau 107 siswa. Adapun dari populasi tersebut diambil sampel secara acak pada tiap kelas 10% atau setiap kelas diambil 4 siswa x 4 kelas = 16 siswa.
Definisi Operasional
Kemampuan berbicara adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa selain berbicara yaitu menyimak, membaca & menulis yg mesti dikuasai oleh siswa kelas 2 SMP Negeri 8 Serang.
Yg dimaksud dgn kemampuan berbicara dalam penelitian ini adalah kemampuan mengutarakan ide-ide atau gagasan yg merupakan proses encoding dari si pembicara.
9. Jadwal Penelitian
No | Tahap | Kegiatan | Bulan | |||||
Feb | Mar | Apr | Mei | Juni | Juli | |||
1. | Persiapan | Peneteapan objek penelitian |
|
|
|
|
|
|
Pengajuan proposal |
|
|
|
|
|
| ||
Seminar proposal |
|
|
|
|
|
| ||
Perbaikan proposal |
|
|
|
|
|
| ||
Pengesahan proposal |
|
|
|
|
|
| ||
Penentuan pembimbing |
|
|
|
|
|
| ||
Bimbingan intensip proposal |
|
|
|
|
|
| ||
2. | Penyusunan skripsi | a. Pengumpulan data |
|
|
|
|
|
|
b. Analisis Data |
|
|
|
|
|
| ||
c. Menyusun Skripsi |
|
|
|
|
|
| ||
d. Bimbingan Bab 1 |
|
|
|
|
|
| ||
e. Bimbingan Bab 2 |
|
|
|
|
|
| ||
f. Bimbingan Bab 3 |
|
|
|
|
|
| ||
g. Bimbingan Bab 4 |
|
|
|
|
|
| ||
h. Bimbingan Bab 5 |
|
|
|
|
|
| ||
3. | Ujian skripsi sidang skripsi | a. Penggandaan skripsi |
|
|
|
|
|
|
b. Pendaftaran ujian skripsi |
|
|
|
|
|
| ||
c. Presentase hasil penelitian/ skripsi pada penguji |
|
|
|
|
|
| ||
4. | Revisi skripsi | a. Perbaikan skripsi |
|
|
|
|
|
|
b. Penjili& skripsi |
|
|
|
|
|
| ||
c. Penyerahan laporan skripsi |
|
|
|
|
|
|
we hope PENGARUH PENGUASAAN TEORI BERBICARA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS 2 SMP NEGERI 8 SERANG are solution for your problem.