STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Pendidikan, sebagaimana telah diubah dgn peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2000
B. TUJUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
1. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa
Pendidikan Luar Biasa (PLB) bertujuan membantu pebeserta didik yg menyandang kelainan fisik & atau mental, perilaku & sosial, agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, & keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dgn lingkungan sosial, budaya, & alam sekitar beserta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjut.
2. Tujuan Setiap Satuan PLB
Tujuan setiap satuan PLB sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB) bertujuan membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, & daya cipta yg diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dgn lingkungan & buat pertumbuhan beserta perkembangan selanjutnya sesuai dgn tingkat kelainan beserta memperoleh kesiapan fisik, mental, perilaku, & sosial buat mengikuti pendidikan yg lebih tinggi (SDLB/SD).
b. Penyelenggaraan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) bertujuan memberikan kemampuan dasar, pengetahuan dasar, keterampilan dasar, & sikap yg bermanfaat bagi siswa sesuai dgn kelainan yg disandang & tingkat perkembangan, beserta mempersiapkan mereka utuk mengikuti pendidikan yg lebih tinggi (SLTPLB/SLTP)
c. Penyelenggaraan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar yg merupakan perluasan beserta peningkatan pengetahuan dasar & sikap beserta keterampilan yg diperoleh di SDLB yg bermanfaat bagi sisiwa buat mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, & warga negara sesuai dgn kelainan yg disandangnya & tingkat perkembangannya, beserta mempersiapkan mereka buat mengikuti pendidikan pada SMLB.
d. Penyelenggaraan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB) bertujuan memberikan bekal kemampuan yg merupakan perluasan beserta peningkatan pengetahuan, keterampilan, & sikap yg diperoleh di SLTPLB yg bermanfaat bagi siswa buat mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, & warga negara sesuai dgn kelainan yg disandangnya & tingkat perkembangannya.
C. STANDAR KOMPETENSI
Pebeserta didik PLB memiliki akhlak & budi pekerti yg luhur
2) Anak didik TKLB memiliki kesiapan fisik, mental, perilaku, & sosial buat mengikuti pendidikan pada SDLB/SD
3) Siswa SDLB memiliki pengetahuan, keterampilan, & sikap sesuai dgn tuntutan kurikulum PLB yg berlaku; kecerdasan, keterampilan, kesehatan jasmani & rohani, beserta berbudi pekerti luhur, & memiliki kemampuan buat melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTPLB/SLTP.
4) Siswa SLTPLB memiliki kesiapan dalam kehidupan pribadi sebagai anggota masyarakat & warga negara sesuai dgn kelainan yg disandang, beserta buat mengikuti pendidikan pada SMLB.
5) Siswa SMLB memiliki bekal kemampuan yg merupakan perluasan beserta peningkatan pengetahuan, keterampilan, & sikap yg diperoleh di SLTPLB yg bermanfaat bagi siswa buat hidup mandiri sesuai dgn kelainan yg disandang & tingkat perkembangannya.
D. KURIKULUM
1. Susunan program pengajaran
a. Jenis kegiatan pada TKLB terdiri atas:
1) Pembentukan perilaku melalui pembiasaan yg terwujud dalam kegiatan sehari-hari, meliputi moral Pancasila, agama, disiplin, perasaan/emosi, & kemampuan bermasyarakat
2) Pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir
3) Program khusus sesuai dgn jenis kecacatan
b. Mata pelajaran pada SDLB terdiri atas:
1) Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan
2) Pendidikan Agama
3) Bahasa Indonesia
4) Matematika (berhitung)
5) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
6) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
7) Kerajinan Tangan & Kesenian
8) Pendidikan Jasmani & Kesehatan
9) Program khusus sesuai dgn jenis kecacatan
10) Program muatan lokal (sejumlah mata pelajaran)
c. Mata pelajaran pada SLTPLB terdiri atas
1) Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan
2) Pendidikan Agama
3) Bahasa Indonesia
4) Matematika (berhitung)
5) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
6) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
7) Kerajinan Tangan & Kesenian
8) Pendidikan Jasmani & Kesehatan
9) Bahasa Inggris
10) Program khusus sesuai dgn jenis kecacatan
11) Program muatan lokal (sejumlah mata pelajaran)
12) Program pilihan (paket keterampilan; rekayasa, pertanian, usaha & perkantoran, kerumah tanggaan, & kesenian).
d. Mata Pelajaran pada SMLB terdiri atas:
1) Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan
2) Pendidikan Agama
3) Bahasa Indonesia
4) Matematika (berhitung)
5) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
6) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
7) Kerajinan Tangan & Kesenian
8) Pendidikan Jasmani & Kesehatan
9) Bahasa Inggris
10) Program pilihan keterampilan (paket keterampilan; rekayasa, pertanian, usaha & perkantoran, kerumah tanggaan, & kesenian).
2. Materi pengajaran
Program pengajaran PLB mengacu pada kurikulum yg berlaku, yaitu kurikulum yg ditetapkan secara nasional & kurikulum muatan lokal.
3. Strategi belajar mengajar
a. Lama Pendidikan
1) TKLB berlangsung antara 1 sampai dgn 3 tahun
2) SDLB berlangsung selama 6 tahun
3) SLTP berlangsung selama 3 tahun
4) SMLB berlangsung selama 3 tahun
Masing-masing satuan pendidikan tersebut dapat menyelenggarakan satu jenis kelainan atau lebih dari jenis-jenis kelainan tunanetra, tunarungu, tunagrahita dengan, tunagrahita sedang, tunadaksa, tuna laras, tuna ganda, & jenis-jenis kelainan lainnya.
b. Waktu Belajar
Jumlah hari belajar efektif dalam satu tahun ajaran sekurang-kurangnya 240 hari belajar efektif termasuk waktu bagi penyelenggaraan kegiatan, kemajuan, & hasil belajar pebeserta didik. Dalam penyelenggaraan pendidikan digunakan sistem catur wulan, yg membagi waktu belajar satu tahun menjadi tiga catur wulan
c. Alokasi Waktu
1) TKLB setiap jam kegiatan lamanya 30 menit, dgn waktu kegiatan bermain & belajar sekurang-kurangnya 3 jam kegiatan perhari atau 18 jam kegiatan setiap minggu.
2) SDLB kelas I & II setiap jam pelajaran lamanya 30 menit dgn beban belajar sekurang-kurangnya 30 jam pelajaran setiap minggu. SDLB kelas III & IV setiap jam pelajaran lamanya 40 menit dgn beban belajar sekurang-kurangnya 38 & 40 jam pelajaran setiap minggu. SDLB kelas V & VI setiap jam pelajaran lamanya 40 menit dgn beban belajar sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran setiap minggu
3) SLTPLB & SMLB kelas I, II & II setiap jam pelajaran lamanya 45 menit dgn beban belajar sekurang-kurangnya 42 jam pelajaran setiap minggu
Kebutuhan jam pelajaran setiap mata pelajaran disesuaikan dgn kebutuhan daerah.
d. Sistem Pengajaran
1) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dgn sistem klasikal dgn mempertimbangkan bakat, minat, kemampuan, & kelainan pebeserta didik menerima mata pelajaran dari guru dalam mata pelajaran yg sama dalam waktu & tempat yg sama. Bila diperlukan dapat dibentuk pengelompokan atau bentuk pengajaran yg lain sesuai dgn tujuan & keperluan pengajaran.
2) Kegiatan belajaran mengajar menggunakan sistem guru kelas pada TKLB & SDLB, beserta guru mata pelajaran pada SLTPLB & SMLB.
3) Kegiatan belajar mengajar diarahkan buat mengembangkan kemampuan fisik secara optimal, intelektual, emosional, okupasi, & sosial pebeserta didik
4) Program bimbingan klinis ditujukan buat memberikan terapi pada pebeserta didik, meningkatkan prestasi pebeserta didik, menyiapkan siswa buat melanjutkan ke lembaga pendidikan lanjutan, & menyiapkan pebeserta didik buat hidup mandiri dalam masyarakat.
5) Mengingat aneka ragamnya mata pelajaran, cara penyajian pelajaran hendaknya memanfaatkan berbagai sarana penunjang seperti perpustakaan, alat peraga, lingkungan alam & budaya, beserta masyarakat & nara sumber.
e. Bahasa Pengantar
Bahasa pengantar di PLB menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan & sejauh diperlukan, terutama pada tahun-tahun awal di TKLB & SDLB kelas I sampai dgn III.
f. Penilaian
Buat mengetahui tingkat kemajuan & keberhasilan belajar pebeserta didik dilakukan penilaian hasil belajar secara berkelanjutan melalui ulangan/ujian ha& & tugas-tugas mingguan, bulanan, maupun penilaian akhir tahun pelajaran beserta penilaian pada akhir satuan pendidikan. Penilaian dgn menggunakan standar nasional dapat dilakukan dalam rangka mengetahui gambaran mutu hasil belajar pebeserta didik.
E. PEBESERTA DIDIK
1. Sasaran
Sasaran PLB adalah anak-anak cacat (anak berkelainan) usia 4 – 18 tahun & setinggi-tingginya berusia 22 tahun.
2. Daya Tampung
Jumlah pebeserta didik dalam satu kelas/rombongan belajar buat TKLB maksimal 5 anak didik & buat SDLB, SLTPLB, & SMLB maksimal 8 pebeserta didik.
Ratio guru dibanding jumlah siswa dalam satu kelas/rombongan belajar 1 : 3 sampai dgn 5 buat TKLB, & 1 : 5 sampai 8 buat SDLB, SLTPLB & SMLB.
3. Persyaratan Pebeserta Didik
Pebeserta didik pada PLB adalah pebeserta didik yg menyandang kelainan fisik & atau mental beserta kelainan tingkah laku & sosial, yg meliputi kelainan tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang tunadaksa, tunalaras, & tunaganda dgn ketentuan:
a. Pebeserta didik pada TKLB adalah anak cacat yg sekurang-kurangnya berusia 4 tahun.
b. Pebeserta didik pada SDLB adalah anak cacat yg sekurang-kurangnya berusia 6 tahun atau lebih.
c. Pebeserta didik pada SLTPLB adalah anak cacat yg telah tamat SDLB atau sederajat.
d. Pebeserta didik pada SMLB adalah anak cacat yg telah tamat SLTPLB atau yg sederajat.
4. Pakaian Pebeserta Didik
Pakaian seragam pebeserta didik pada PLB secara nasional mengikuti seragam sekolah umum yg sederajat. Namun sekolah dapat menetapkan pakaian lainnya sesuai dgn agama, budaya, & aspirasi daerah masing-masing yg disepakati antara sekolah, orang tua, Ba& Peranserta. Masyarakat/Komite Sekolah/BP3 & pemerintah daerah.
5. Unit Kegiatan Pebeserta Didik
Unit kegiatan pebeserta didik seperti OSIS, PMR, UKS, Pramuka, & lain-lain, dapat dibentuk di sekolah buat menjamin agar setiap pebeserta didik dapat menerima pelayanan & perlakuan sesuai dgn bakat, minat & kemampuan.
F. KETENAGAAN
1. Jenis Tenaga
a. Kepala sekolah
b. Guru kelas, guru program khusus, guru mata pelajaran/pendidikan keterampilan, & guru bimbingan klinis/bimbingan kader.
c. Tata Usaha
d. Tenaga penjaga/kebersihan sekolah
e. Tenaga ahli PLB
f. Pustakawan
g. Tenaga pengurus asrama siswa
2. Persyaratan Guru
a. Guru kelas pada TKLB & SDLB sekurang-kurangnya tamatan SGPLB
b. Guru program khusus sekurang-kurangnya tamatan SGPLB & telah mengikuti pelatihan sesuai dgn bidang kekhususan yg menjadi tanggungjawabnya
c. Guru mata pelajaran/pendidikan keterampilan sekurang-kurangnya tamatan SGPLB & telah mengikuti pelatihan bidang studi/keterampilan sesuai dgn tanggung jawanya.
d. Guru bimbingan klinis/bimbingan karir sekurang-kurangya tamatan S1 program BP atau PLB atau psikologi pendidikan
e. Guru agama mesti beragama sesuai dgn agama yg diajarkan
f. Berkepribadian & berakhlak mulia
3. Jam Mengajar
Setiap tenaga guru memiliki jam wajib mengajar minimal 18 jam pelajaran per minggu, & setiap tenaga kependidikan lainnya di sekolah memiliki jam kerja yg diatur sesuai tata tertib da aturan yg berlaku. Sekolah dapat mengembangkan tambahan jam kerja pada sore hari dalam bentuk program ekstrakurikuler maupun kurikuler melalui kesepakatan bersama dewan guru & ba& Peranbeserta Masyarakat/Komite Sekolah/BP3.
G. SARANA & PRASARANA
Sarana & prasarana PLB secara umum buat semua jenis kelainan/kecacatan.
1. Lahan
Luas lahan minimal yg dibutuhkan utuk PLB dihitung berdasarkan faktor koefisien dasar bangunan (building coverage) sesuai ketentuan tata kota yg mengaturnya. Nilai kepadatan bangunan dapat diperhitungkan sampai dgn 15% pada daerah dgn kepadatan bangunan yg rendah.
2. Ruang Terdiri Atas
a. Ruang kelas
b. Ruang aula
c. Ruang Konsultasi
d. Ruang observasi
e. Ruang perpustakaan
f. Ruang keterampilan
g. Laboratorium/bengkel kerja buat siswa SLTPLB & SMLB
h. Fasilitas olahraga
i. Ruang BP
j. Ruang kepala sekolah
k. Ruang tata usaha
l. Ruang guru
m. Ruang tamu
n. Ruang ibadah
o. Ruang medis/UKS
p. Kamar mandi/WC guru & siswa
q. Gudang
r. Ruang koperasi
3. Perabot, terdiri atas
a. Perabot ruang belajar
1) Perabot ruang kelas
2) Perabot ruang aula
3) Perabot ruang konsultasi
4) Perabot ruang observasi
5) Perabot ruang perpustakaan
6) Perabot ruang keterampilan
7) Perabot laboratorium/bengkel kerja buat siswa SLTPLB & SMLB
8) Perabot ruang BP
b. Perabot ruang kantor
1) Perabot kepala sekolah
2) Perabot ruang tata usaha
3) Perabot ruang guru
4) Perabot ruang tamu
c. Perabot ruang penunjang
1) Perabot ruang ibadah
2) Perabot ruang medis/UKS
3) Kamar mandi/WC guru & siswa
4) Gudang
5) Ruang koperasi
4. Alat & Media Pendidikan
Setiap unit pelaksanaan teknis PLB sekurang-kurangnya memiliki alat & media pendidikan berupa:
a. Peralatan praktek laboratorium
b. Peralatan bengkel kerja sesuai dgn jenis keterampilan & kecacatan/kelainan pebeserta didik
c. Alat peraga/praktek IPA
d. Alat peraga/praktek IPS
e. Alat peraga/praktek matematika
f. Media pengajaran mata pelajaran lain
5. Buku
Setiap sekolah mesti memiliki:
a. Buku pelajaran pokok. Sekolah sekurang-kurangnya memiliki satu buku pelajaran pokok buat setiap mata pelajaran buat setiap siswa
b. Buku lengkap
c. Buku bacaan
6. Sarana Penunjang, terdiri atas;
a. Lapangan upacara/bermain/olahraga
b. Tiang bendera
c. Asrama siswa
7. Sarana & Prasarana Khusus
Sarana prasarana PLB yg secara khusus disesuaikan dgn jenis kelainan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tunanetra, terdiri atas;
a. Ruang OM & perlengkapan kemudahan anak tunanetra (assessibility)
b. Regiet & pena
c. Kertas braille
d. Komputer brailler
e. Mesin tik brailler
f. Alat olahraga khusus buat tunanetra
g. Tingkat putih
h. Denah-denah
i. Penggaris brailler
j. Penata timbul
k. Globe timbul
l. Bangun-bangun geometri
m. Magnifier/loupe
2) Tunarungu, terdiri atas;
a. Ruang & peralatan bina wicara & persepsi bunyi
b. Ruang kedap suara & peralatan latih mendengar
c. Audiometer
d. Hearing said
e. Speech trainer
f. Group hearing aid
g. Dram/tambur
3) Tunagrahita, terdiri atas;
a. Alat-alat latihan sensomotorik halus & kasar
b. Alat-alat activity daily living (ADL)/kegiatan sehari-hari
c. Alat-alat buat playtherapy
4) Tunadaksa, terdiri atas;
a. Ruang & peralatan therapy musik
b. Ruang & peralatan therapy bicara
c. Ruang & peralatan occuptational therapy
d. Perlengkapan hydrotherapy
e. Kruk
f. Kursi roda
5) Tunalaras, terdiri atas
a. Peralatan behavior therapy (terapi tingkah laku)
b. Peralatan play therapy
6) Tunaganda
Peralatan pendidikan khusus anak tunaganda disesuaikan dgn gabungan jenis kelainan anak.
H. ORGANISASI
1. Susunan organisasi PLB terdiri atas:
a. Kepala sekolah
b. Urusan tata usaha
c. Tenaga ahli PLB sesuai dgn jenis kecacatan yg ada pada PLB
d. Koordinasi satuan pendidikan buat TKLB, SDLB, SLTPLB, & SMLB
e. Tenaga pendidikan buat TKLB, SDLB, SLTPLB, & SMLB
f. Penjaga sekolah/tenaga kebersihan
g. Pustakawan
h. Petugas asrama siswa/i
2. Bagan organisasi PLB
I. Pembiayaan
1. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan penyelenggaraan pendidikan dapat bersumber dari:
a. Pemerintah daerah yg menyediakan anggaran buat PLB negeri & memberikan subsidi bagi PLB swasta
b. Dana masyarakat. Dana ini buat membiayai kegiatan peningkatan mutu, program pengayaan, & program remedial teaching (program perbaikan)
c. Yayasan/ba& penyelenggara PLB swasta bertanggung jawab atas biaya yg diperlukan bagi penyelenggaraan PLB swasta & wajib memperhatikan kesejahteraan gurunya.
d. Sumber lain sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Komponen Pembiayaan
Komponen yg perlu dibiayai antara lain:
a. Kegiatan teknis edukatif termasuk proses belajar mengajar (kegiatan kurikuler), evaluasi, & kegiatan bimbingan klinis
b. Kegiatan penunjang seperti kegiatan kemasyarakatan, rehabilitas, & kegiatan ekstra kurikuler
c. Perawatan alat pendidikan & media pendidikan
d. Perawatan gedung, perabotan, & lingkungan sekolah
e. Konsumtif (barang habis pakai)
f. Gaji & kesejahteraan guru & tenaga lainnya (kelebihan jam mengajar, insentif)
g. Langganan daya & jasa (listrik, telepon, air, & lain-lain)
h. Kegiatan lain yg mengacu pada peningkatan mutu
3. Satuan Biaya
Satuan biaya dapat dihitung berdasarkan biaya satuan peranak didik/siswa pertahun atau biaya persekolahan pertahun sesuai dgn kebutuhan kegiatan belajar mengajar pada PLB tersebut.
4. Penentuan Biaya
Penentuan biaya yg dibebankan pada masyarakat/orangtua ditentukan berdasarkan persetujuan pemerintah daerah atas usul dari kepala sekolah bersama ba& peranbeserta masyarakat.
5. Pengelolaan
Pengelolaan dana pendidikan dilakukan oleh sekolah secara mandiri & transparan beserta dipertanggungjawabkan penggunaannya setiap tahun kepada ba& Peranbeserta Masyarakat/Komite Sekolah/BP3 & pemerintah daerah
6. Rencana Anggaran Pendanaan & Belanja Sekolah (RAPBS)
Setiap satuan pendidikan wajib menyusun RAPBS melibatkan stakeholder (BP3, tokoh masyarakat, & semua pihak yg berkepentingan terhadap sekolah). Sumber-sumber pembiayaan sifatnya transparan & accountable (dapat dipertanggungjawabkan)
7. Pemeriksaan Pembiayaan (accounting)
Setiap pemasukan & pengeluaran agar diaudit secara tertib & teratur.
8. Pelaporan Pembiayaan
Setiap pelaporan dilaksanakan secara tertib & teratur.
J. PERAN BESERTA MASYARAKAT
Peran beserta masyarakat dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pendidikan mutlak diperlukan agar kondisi diatas standar minimal & peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai. Disetiap PLB dapat dibentuk organisasi seperti ba& peranbeserta masyarakat atau organisasi yg memiliki tujuan:
1. Ikut membantu kelancaran pendidikan di sekolah
2. Memelihara, meningkatkan, mengembangkan
3. Memantau, & mengevaluasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah (kinerja sekolah).
K. Manajemen Sekolah
1. Setiap unit teknis pelaksana PLB menerapkan prinsip manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
2. Dalam sistem ini setiap PLB
a. Merumuskan visi & misi, yg jelas & terarah sesuai visi, misi, & standar mutu pendidikan nasional
b. Merencanakan program peningkatan mutu
c. Melaksanakan program yg telah ditetapkan
d. Memonitor & mengevaluasi program
e. Merumuskan target mutu baru
f. Melaporkan kemajuan kepada pihak yg terkait
3. Kontrol kegiatan dilakukan melalui pemantauan & pengawasan internal & eksternal, transparansi manajemen, beserta akuntabilitas publik.
4. Evaluasi dilakukan buat mengetahui tingkat efisien & efektifitas penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan kurikulum, & penilaian kerja sekolah sebagai satu kesatuan secara menyeluruh.
L. INDIKATOR KEBERHASILAN
Buat mengetahui apakah standar pelayanan minimum (SFIM) telah diimplementasikan dgn baik & benar, diperlukan satu indikator keberhasilan. Dalam indikator keberhasilan ini tertuang berbagai indikantor & ukuran ketercapain minimal sesuai dgn komponen yg ada dalam SPM. Indikator keberhasilan tersebut secara rinci sebagaimana matrik.
we hope STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH are solution for your problem.