Home »
» Tips Menghadapi Wawancara Psikotest
Tips Menghadapi Wawancara Psikotest
Persiapan Wawancara
Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan sering kali membuat banyak orang merasa ketar-ketir. Berbeda dgn proses lainnya misalnya psikotes or tes keterampilan mungkin masih bisa ditebak, wawancara sama sekali tak terduga, baik mengenai karakter pewawancara maupun pertanyaan kan diajukan.
Satu hal pasti, proses wawancara mempunyai tujuan tertentu. Bisa saja dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis dimiliki pelamar, mengetahui kepribadian pelamar, or sekadar mengetahui kemampuan pelamar menangani berbagai situasi berbeda.
Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal tak mungkin diperoleh dari tes tertulis kan digali melalui proses wawancara. Dlm hal ini, Kita dituntut untuk benar-benar menguasai bidang pekerjaan Kita lamar, sesampai pertanyaan apa pun diajukan dapat dijawab dgn memuaskan. Meski sama-sama menguji pengetahuan, namun wawancara sedikit lebih sulit sebab Kita mesti mampu mengungkapkan pengetahuan tersebut secara verbal.
Sering kali Kita mungkin paham seratus persen materi kan ditanyakan. Namun sebab Kita gugup, kurang percaya diri, & tanpa persiapan, semua pengetahuan Kita mendadak buyar. Tak ada cara lain untuk dapat menguasai kemampuan verbal seperti ini terkecuali melatihnya terus-menerus. Berlatihlah dgn seorang rekan untuk mengantisipasi semua kemungkinan pertanyaan kan dilontarkan pewawancara.
Wawancara Tak Terduga
Menghadapi wawancara mengenai bidang kerja, mungkin tak terlalu menyulitkan. sukar bila "topik" wawancara sama sekali tak jelas & tak terduga. Hal seperti ini kerap dilakukan untuk mengetahui kepribadian si pelamar.
Kerap kali, bila Kita telah sampai pada tahap wawancara sebenarnya secara kualitas Kita telah memenuhi persyaratan untuk diterima di perusahaan tersebut. Tinggal lagi persoalan cocok-tak cocok. & tak ada jalan lain untuk menentukan hal seperti ini selain berinteraksi langsung melalui wawancara. Repotnya, tak ada standar mengenai wawancara "cocok-cocokan" ini, sebab sangat tergantung perusahaan masing-masing. Apa bisa Kita lakukan ialah membuka mata & telinga lebar-lebar, mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di perusahaan tersebut. Tak ada salahnya Kita bertanya kepada resepsionis, satpam, or tukang parkir sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat tersebut.
Namun, beberapa hal prinsip dapat Kita pegang, pewawancara mana pun kurang menyukai orang terlalu tertutup. Usahkan memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai apa ditanykan oleh pewawancara. Jangan pasif, sebaiknya usahkan aktif memberi informasi. Jangan mengesankan Kita menyembunyikan sesuatu, namun Kita juga jangan terlalu berlebihan & menyampaikan hal-hal tak relevan. Tetaplah tenang & mengatkan sebenarnya.
Ada juga tipe pewawancara "telah kehabisan ide", mencoba-coba memberikan pertanyaan terkesan menyelidik, misalnya "bila Kita sebuah pohon, Kita ingin jadi pohon apa?" or : bila Kita adalah seorang atlet terkenal, kira-kira menjadi siapakah gerangan Anda?" Terhadap pertanyaan begini, berikan jawaban panjang-lebar & pastikan bahwa pewawancara kan merasa bosan sesampai ia kan segera menghentikan pertanyaannya. Namun ingat, usahkan jawaban Kita selalu mengindikasikan karakter kuat, ulet, & bersemangat, sebab perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.
Berbagai Kondisi
Ada kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Kita menghadapi & menangani berbagai situasi. Untuk jenis seperti ini Kita mungkin menghadapi pewawancara kan mendiamkan Kita begseperti itu saja selama 5-10 menit sebelum memulai percakapan. Mungkin juga ia kan berpura-pura tak peduli & membaca koran ketika Kita masuk, or ia kan mengajukan bantahan-bantahan tak masuk akal terhadap setiap jawaban Anda, or mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol tentang keluarga Anda, & banyak trik lain.
Menghadapi kondisi begini, prinsip utama mesti Kita pegang adalah Kita benar-benar menginginkan pekerjaan tersebut, sesampai apa pun terjadi Kita kan menghadapinya dgn baik. Bila Kita dicuekin, tetaplah bersikap sopan. Katkan "Saya tertarik dgn pekerjaan seperti ini & bermaksud menjelaskan kepada Bapak/Ibu mengapa Kita mesti mempertimbangkan saya untuk posisi ini."
Jangan sampai terpengaruh dgn sikap pewawancara mungkin tampak aneh. Usahkan tetap tenang & berpikir positif. Tanamkan dlm benak Kita bahwa hal seperti ini hanyalah bagian dari proses wajar sesampai Kita tak perlu merasa sakit hati or kecewa. Nah, selamat menghadapi wawancara.
Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan sering kali membuat banyak orang merasa ketar-ketir. Berbeda dgn proses lainnya misalnya psikotes or tes keterampilan mungkin masih bisa ditebak, wawancara sama sekali tak terduga, baik mengenai karakter pewawancara maupun pertanyaan kan diajukan.
Satu hal pasti, proses wawancara mempunyai tujuan tertentu. Bisa saja dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis dimiliki pelamar, mengetahui kepribadian pelamar, or sekadar mengetahui kemampuan pelamar menangani berbagai situasi berbeda.
Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal tak mungkin diperoleh dari tes tertulis kan digali melalui proses wawancara. Dlm hal ini, Kita dituntut untuk benar-benar menguasai bidang pekerjaan Kita lamar, sesampai pertanyaan apa pun diajukan dapat dijawab dgn memuaskan. Meski sama-sama menguji pengetahuan, namun wawancara sedikit lebih sulit sebab Kita mesti mampu mengungkapkan pengetahuan tersebut secara verbal.
Sering kali Kita mungkin paham seratus persen materi kan ditanyakan. Namun sebab Kita gugup, kurang percaya diri, & tanpa persiapan, semua pengetahuan Kita mendadak buyar. Tak ada cara lain untuk dapat menguasai kemampuan verbal seperti ini terkecuali melatihnya terus-menerus. Berlatihlah dgn seorang rekan untuk mengantisipasi semua kemungkinan pertanyaan kan dilontarkan pewawancara.
Wawancara Tak Terduga
Menghadapi wawancara mengenai bidang kerja, mungkin tak terlalu menyulitkan. sukar bila "topik" wawancara sama sekali tak jelas & tak terduga. Hal seperti ini kerap dilakukan untuk mengetahui kepribadian si pelamar.
Kerap kali, bila Kita telah sampai pada tahap wawancara sebenarnya secara kualitas Kita telah memenuhi persyaratan untuk diterima di perusahaan tersebut. Tinggal lagi persoalan cocok-tak cocok. & tak ada jalan lain untuk menentukan hal seperti ini selain berinteraksi langsung melalui wawancara. Repotnya, tak ada standar mengenai wawancara "cocok-cocokan" ini, sebab sangat tergantung perusahaan masing-masing. Apa bisa Kita lakukan ialah membuka mata & telinga lebar-lebar, mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di perusahaan tersebut. Tak ada salahnya Kita bertanya kepada resepsionis, satpam, or tukang parkir sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat tersebut.
Namun, beberapa hal prinsip dapat Kita pegang, pewawancara mana pun kurang menyukai orang terlalu tertutup. Usahkan memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai apa ditanykan oleh pewawancara. Jangan pasif, sebaiknya usahkan aktif memberi informasi. Jangan mengesankan Kita menyembunyikan sesuatu, namun Kita juga jangan terlalu berlebihan & menyampaikan hal-hal tak relevan. Tetaplah tenang & mengatkan sebenarnya.
Ada juga tipe pewawancara "telah kehabisan ide", mencoba-coba memberikan pertanyaan terkesan menyelidik, misalnya "bila Kita sebuah pohon, Kita ingin jadi pohon apa?" or : bila Kita adalah seorang atlet terkenal, kira-kira menjadi siapakah gerangan Anda?" Terhadap pertanyaan begini, berikan jawaban panjang-lebar & pastikan bahwa pewawancara kan merasa bosan sesampai ia kan segera menghentikan pertanyaannya. Namun ingat, usahkan jawaban Kita selalu mengindikasikan karakter kuat, ulet, & bersemangat, sebab perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.
Berbagai Kondisi
Ada kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan Kita menghadapi & menangani berbagai situasi. Untuk jenis seperti ini Kita mungkin menghadapi pewawancara kan mendiamkan Kita begseperti itu saja selama 5-10 menit sebelum memulai percakapan. Mungkin juga ia kan berpura-pura tak peduli & membaca koran ketika Kita masuk, or ia kan mengajukan bantahan-bantahan tak masuk akal terhadap setiap jawaban Anda, or mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol tentang keluarga Anda, & banyak trik lain.
Menghadapi kondisi begini, prinsip utama mesti Kita pegang adalah Kita benar-benar menginginkan pekerjaan tersebut, sesampai apa pun terjadi Kita kan menghadapinya dgn baik. Bila Kita dicuekin, tetaplah bersikap sopan. Katkan "Saya tertarik dgn pekerjaan seperti ini & bermaksud menjelaskan kepada Bapak/Ibu mengapa Kita mesti mempertimbangkan saya untuk posisi ini."
Jangan sampai terpengaruh dgn sikap pewawancara mungkin tampak aneh. Usahkan tetap tenang & berpikir positif. Tanamkan dlm benak Kita bahwa hal seperti ini hanyalah bagian dari proses wajar sesampai Kita tak perlu merasa sakit hati or kecewa. Nah, selamat menghadapi wawancara.
we hope Tips Menghadapi Wawancara Psikotest are solution for your problem.