STOMATITIS

STOMATITIS

Anatomi Fisiologi

Jaringan lunak mulut terdiri dari mukosa pipi, bibir, ginggiva, lidah, palatum, & dasar mulut. Struktur jaringan lunak mulut terdiri dari lapisan tipis jaringan mukosa licin, halus, fleksibel, & berkeratin atau tidak berkeratin. Jaringan lunak mulut berfungsi melindungi jaringan keras di bawahnya; tempat organ, pembuluh darah, saraf, alat pengecap, & alat pengunyah.
Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
1. Lapisan epitelium, melapisi di bagian permukaan luar, terdiri dari berlapis-lapis sel mati berbentuk pipih (datar) dimana lapisan sel-sel mati seperti ini selalu diganti terus-menerus dari bawah, & sel-sel seperti ini disebut dgn stratified squamous epithelium.
2. Membrana basalis, adalah lapisan pemisah antara lapisan ephitelium dgn lamina propria, berupa serabut kolagen & elastis.
3. Lamina propria, Pada lamina propria seperti ini terdapat ujung-ujung saraf rasa sakit, raba, suhu & cita rasa.
Selain ujung-ujung saraf tersebut terdapat juga pleksus kapiler, jaringan limf & elemen-elemen penghasil sekret dari kelenjar-kelenjar ludah kecil-kecil. Kelenjar ludah halus terdapat di seluruh jaringan mukosa mulut, tetapi tidak terdapat di jaringan mukosa gusi kecuali di mukosa gusi daerah retromolar. Disamping seperti itu lamina propria seperti ini sebagian besar terdiri dari serabut kolagen, serabut elastin & sel-sel fibroblast serta sel-sel daerah penting buat pertahanan melawan infeksi. Jadi mukosa seperti ini menghasilkan sekret, bersifat protektif & sensitif.
Mulut adalah pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan bersifat merusak. Mukosa mulut dapat mengalami kelainan bukan adalah suatu penyakit tetapi adalah kondisi herediter. Pada keadaan normal di dalam rongga mulut terdapat bermacam-macam kuman adalah bagian daripada “flora mulut” & tidak menimbulkan gangguan apapun & disebut apatogen. Bila daya tahan mulut atau tubuh menurun, maka kuman-kuman apatogen seperti itu menjadi patogen & menimbulkan gangguan atau menyebabkan berbagai penyakit/infeksi. Daya tahan mulut dapat menurun karena gangguan mekanik (trauma, cedera), gangguan kimiawi, termik, defisiensi vitamin, kekurangan darah (anemi), dsb.
Pada individu tertentu dapat terjadi reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada mukosa mulut, begseperti itu juga dgn faktor psikis & hormonal. Seperti ini semua dapat terjadi pada suatu gangguan mulut disebut “stomatitis”.


Pengertian
Stomatitis aphtosa atau sariawan ; radang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dgn permukaan agak cekung, bercak seperti itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Stomatitis aphtosa atau sariawan atau dalam bahasa kerennya oral thrush adalah penyakit diakibatkan dgn adanya jamur pada mulut & saluran kerongkongan. Jamur sekarang kebih dikenal dgn sebutan Candida albicans bukanlah jamur aneh & berbahaya. Hampir di setiap jengkal tubuh kita mengandung jamur seperti ini termasuk di daerah mukosa mulut & alat kelamin, namun adanya jamur seperti ini tidak menimbulkan keluhan berarti. Dulu jamur seperti ini lebih dikenal dgn sebutan Jamur Monilia. Jamur seperti ini sering menimbulkan keluhan dikarenakan daya tubuh manusia (imuno) menurun sehingga pertahanan terhadap jamur & bakteri lainnya berkurang. Keadaan seperti seperti ini biasanya terjadi setelah pemberian antibiotic dalam jangka panjang, infeksi virus pada saluran pernapasan, iritasi pada mulut akibat adanya pemasangan gigi palsu, kawat gigi; diabetes, HIV, kanker serta pemberian pengobatan dgn kortikosteroid & penyakit imunodefisiensi (berkurangnya daya tahan tubuh). Dgn demikian penyakit ringan pada mulut seperti ini bisa mengindikasikan penyakit lebih berat, oleh karena seperti itu jangan pernah meremehkan penyakit sariawan ini. Meski penyakit seperti ini tidak begseperti itu berat namun tetap saja keberadaan penyakit seperti ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Stomatitis ; peradangan pada mukosa (lapisan lendir) mulut bisa mengenai mukosa pipi, bibir & langit-langit. Stomatitis adalah infeksi dapat terjadi secara tersendiri atau bisa adalah bagian dari penyakit sistemik.

Recurrent aphthous stomatitis (RAS) ; lesi mukosa rongga mulut paling sering terjadi, ditandai dgn ulser timbul berulang di mukosa mulut pasien dgn tanpa adanya gejala dari penyakit lain.

Tipe Penyakit
Ada dua tipe utama: stomatitis herpetik akut & stomatitis aphtosa. Stomatitis tipe herpetik akut biasanya sembuh sendiri, tetapi bisa parah & pada bayi baru lahir bisa berakibat fatal. Stomatitis aphtosa biasanya sembuh dgn sendirinya dalam 10-14 hari tanpa bekas.
Stomatitis aphtosa seperti ini mempunyai 2 jenis tipe penyakit, diantaranya:
1. Sariawan akut : Bisa disebabkan oleh trauma sikat gigi, tergigit, & sebagainya. Pada sariawan akut seperti ini bila dibiarkan saja akan sembuh dgn sendirinya dalam beberapa hari.
2. Sariawan kronis : Akan sulit sembuh bila dibiarkan tanpa diberi tindakan apa-apa. Sariawan jenis seperti ini disebabkan oleh xerostomia (mulut kering). Pada keadaan mulut kering, kuantitas saliva atau air ludah berkurang. Akibatnya kualitasnya pun juga akan berkurang. Penyebab dari xerostomia seperti ini bisa disebabkan gangguan psikologis (stress), perubahan hormonal, gangguan pencernaan, sensitif terhadap makanan tertantu & terlalu banyak mengonsumsi antihistamin atau sedatif.
Secara klinis stomatitis aphtosa seperti ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe, diantaranya:
1. Stomatitis aphtosa minor (MiRAS). Sebagian besar pasien menderita stomatitis aphtosa bentuk minor ini. Minor RAS (MiRAS), terjadi lebih dari 80% dari semua kasus RAS ditandai oleh ulser bulat atau oval, dangkal dgn diameter < 10 mm & dikelilingi oleh pinggiran eritematus. MiRAS biasanya mengenai daerah-daerah non-keratin seperti mukosa labial, mukosa bukal & dasar mulut, tetapi tidak mengenai daerah keratin seperti gingiva, palatum atau dorsum lidah. Sebagian besar terjadi pada masa anak-anak. Lesi berulang dgn frekuensi bermacam-macam, dalam beberapa waktu 1-5 ulser bisa muncul & sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.
2. Stomatitis aphtosa major (MaRAS). Hanya sebagian kecil dari pasien terjangkit stomatitis aphtosa jenis ini. Namun jenis stomatitis aphtosa pada jenis seperti ini lebih hebat daripada stomatitis jenis minor (MiRAS). Secara klasik, ulser seperti ini berdiameter kira-kira 1-3 cm, & berlangsung selama 4minggu atau lebih & dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah-daerah berkeratin. Stomatitis aphtosa major seperti ini meninggalkan bekas, bekas pernah adanya ulser seringkali dapat dilihat penderita MaRAS; jaringan parut terjadi karena keseriusan & lamanya lesi. Major RAS (MaRAS), biasa juga disebut periadenitis mucosa necrotica recurrens diderita oleh kira-kira 10% penderita RAS. Bentuk lesi serupa dgn minor RAS, tetapi ulser berdiameter > 10 mm, tunggal atau jamak dgn menimbulkan rasa sakit. Demam, disfagia & malaise terkadang muncul pada awal munculnya penyakit. Sering terdapat pada bibir, palatum molle & dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut. Ulser berlangsung selama 6 minggu atau lebih & sembuh dgn meninggalkan jaringan parut.
3. Herpetiform RAS (HuRAS), terdapat hanya 5-10% dari semua kasus RAS. Nama seperti ini digunakan karena mirip dgn lesi intraoral pada infeksi virus herpes simplex primer (HSV), tetapi HSV tidak mempunyai peran etiologi pada HuRAS atau dalam setiap bentuk ulser RAS lainnya. Bentuk lesi seperti ini ditandai dgn ulser-ulser kecil, berbentuk bulat, sakit, penyebarannya luas & dapat menyebar di rongga mulut. 100 ulser kecil bisa muncul pada satu waktu, dgn diameter 1-3 mm, bila pecah bersatu ukuran lesi menjadi lebih besar. Ulser akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas Ulserasi herpetiformis (HU) Istilah ’herpetiformis’ digunakan karena bentuk klinis dari HU ( dapat terdiri atas 100 ulser kecil-kecil pada satu waktu) mirip dgn gingivostomatitis herpetik primer, tetapi virus-virus herpes initidak mempunyai peran etiologi pada HU atau dalam setiap bentuk ulserasi aphtosa.
Tanda-tkita & Gejala
Gejala pada umumnya berupa rasa panas atau terbakar terjadi satu atau dua hari kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Lesi pada mukosa oral didahului dgn timbulnya gejala seperti terbakar (prodormal burning) pada 2-48 jam sebelum ulser muncul. Selama periode initial akan terbentuk daerah kemerahan pada area lokasi. Setelah beberapa jam, timbul papul, ulserasi, & berkembang menjadi lebih besar setelah 48-72 jam. Lesi bulat, simetris, & dangkal, tetapi tidak tampak jaringan sobek dari vesikel pecah. Mukosa bukal & labial adalah tempat paling sering terdapat ulser. Namun ulser juga dapat terjadi pada palatum & gingiva.
Bercak luka ditimbulkan akibat dari sariawan seperti ini agak kaku & sangat peka terhadap gerakan lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas dirasakan seperti ini dapat membuat kita susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit seperti ini biasanya juga banyak mengeluarkan air liur. Biasanya sariawan seperti ini akan sembuh dgn sendirinya adalam waktu empat sampai 20 hari. Bila penyakit seperti ini belum sembuh sampai waktu 20 hari maka penderita harus diperiksa lebih lanjut buat menentukan apakah ada sel kankernya atau tidak. Pada stomatitis aphtosa berat, dapat digunakan suatu alat pelindung mulut bersih dgn pengolesan anestetik lokal dibawah alat tersebut.
Stomatitis herpetik akut diawali dgn mulut nyeri tiba-tiba, ludah berlebih, bau mulut, menolak makan, & demam kadang-kadang tinggi (40-40,6ÂșC). Puncak terjadinya ; demam & rewel ditunjukkan dgn lesi (ujud kelainan) mulut dalam 1-2 hari. Lesi awal berupa gelembung isi cairan jarang terlihat karena cepat pecah. Lesi sisa berdiameter 2-10 mm & ditutupi dgn lapisan kuning keabuan. Pada saat lapisan terkelupas, tersisa ; luka. Biasanya terjadi pembesaran kelenjar getah bening sekitar mulut. Fase akut terjadi 4-9 hari & sembuh sendiri. Nyeri biasanya hilang dalam dua sampai empat hari sebelum luka sembuh sempurna. Bila bayi menderita stomatitis menghisap jempolnya, luka bisa menjalar ke tangan.
Pada stomatitis aphtosa luka tunggal atau multipel nyeri pada mukosa bibir, pipi lidah & bawah lidah, langit-langit, & gusi. Lesi awal ditunjukkan dgn ke-merahan, tonjolan (papul) keras cepat erosi menjadi bentuk berbatas jelas, luka nekrotik dgn dikelilingi daerah merah. Luka aphtosa kecil berdiameter 2-10 mm & sembuh spontan dalam 7-10 hari. Luka aphtosa besar berdiameter lebih dari 10 mm, sembuh dalam 10-30 hari. Bentuk ke tiga luka stomatitis aphtosa tampak seperti herpes. Bentuk seperti ini ditunjukkan dgn beberapa kelompok lesi 1-2 mm bergabung menjadi plak sembuh dalam 7-10 hari. Pasien dgn stomatitis aphtosa secara khas mengeluh terbakar, teriritasi & sedikit bengkak pada lapisan mukosanya. Biasanya daerah paling sering timbul stomatitis aphtosa (sariawan) seperti ini pada daerah mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi serta langit-langit dalam rongga mulut.
Faktor Penyebab

Infeksi virus herpes simpleks primer adalah salah satu penyakit dapat terjadi pada anak-anak, umumnya di bawah usia 3 tahun. Infeksi virus seperti ini menyebabkan demam, lemah & lesu selama 48 jam, & ditandai dgn kemerahan pada gusi, gusi & bibir berdarah, serta sariawan banyak & berkelompok
Selain infeksi herpes primer, infeksi virus lain menyebabkan timbulnya sariawan di rongga mulut ; hand, foot and mouth disease serta herpangina. Seperti halnya infeksi herpes primer, infeksi virus seperti ini dimulai dgn demam & rasa lemah serta lesu, kemudian muncullah sariawan di langit-langit & tenggorokan. Umumnya gejala pada anak tidak separah infeksi herpes primer. Pada hand, foot and mouth disease, dapat ditemukan juga bulatan cembung berisi cairan di tangan & kaki anak. Penanganannya sama dgn infeksi virus herpes primer, & umumnya sembuh sendiri setelah 10 hari.
Beberapa faktor penyebab dapat mengakibatkan terjadinya stomatitis aphtosa , diantaranya:
1. Hal pertama harus dipikirkan ; keadaan gigi bagi si pasien, karena higiene gigi buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan berulang.
2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit seperti itu bisa menimbulkan ulsersehingga dapat mengakibatkan stomatitis aphtosa.
3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas.
4. Alergi, bisa terjadi karena kenaikan kadar IgE & keterkaitan antara beberapa jenis makanan & timbulnya ulser. Gejala timbul biasanya segera setelah penderita mengkonsumsi makanan tersebut
5. Faktor herediter bisa terjadi, misalnya kesamaan tinggi pada anak kembar, & pada anak-anak kedua orangtuanya menderita stomatitis aphtosa.
6. Kelainan pencernaan Gangguan saluran pencernaan, seperti Chorn disease, kolitis ulserativ, & celiac disease sering disertai timbulnya stomatitis apthosa.
7. Faktor psikologis (stress), diduga berhubungan dgn produksi kortison di dalam tubuh.
8. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi). Terbentuknya stomatitis aphtosa seperti ini pada fase luteal dari siklus haid pada beberapa penderita wanita.
9. Pada penderita sering merokok juga bisa menjadi penyebab dari sariawan. Pambentukan stomatitis aphtosa dahulunya perokok, bebas simtom ketika kebiasaan merokok dihentikan.
10. Jamur, namun biasanya hal seperti ini dihubungkan dgn penurunan sistem pertahanan tubuh (imuno). Berasal dari kadar imunoglobin abnormal. Abnormalitas immunologis atau hipersensitif terhadap organisme oral seperti Streptococcus sanguis
11. Pada penggunaan obat kumur mengandung bahan-bahan pengering (misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.
12. Sedangkan sariawan dikarenakan kekurangan vitamin C sangat mungkin terjadi, karena bagi si pasien kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan jaringan dimukosa mulut & jaringan penghubung antara gusi & gigi mudah robek akhirnya mengakibatkan sariawan.
13. Kekurangan vitamin B & zat besi juga dapat menimbulkan sariawan.. Namun kondisi seperti seperti itu dapat diatasi dgn sering memakan buah ataupun makan sayur-sayuran. Penyakit menjangkit seperti ini biasanya dapat menyerang siapa saja & tidak mengenal umur maupun jenis kelamin, termasuk pada bayi masih berusia 6-24 bulan.
Pada bayi & anak terjadinya stomatitis atau sariawan sering disebabkan/dipicu oleh :
• Makanan/Minuman Panas
Mulut bayi belum sekuat orang dewasa. Jadi hati-hati saat membuatkan
makanan/minuman bagi si kecil. Selalu periksa keadaan suhunya; masih kepanasan atau sudah cukup hangat buat diterima mulut mungilnya. Justru anggapan bahwa susu memancar terlalu kencang dari botol bisa memicu terjadinya sariawan ternyata tidak tepat. Kecuali bila susu tersebut bersuhu tinggi. Jadi penyebabnya bukan kekuatan pancarannya tapi, sekali lagi, karena suhu panas.
• Traumatik
dimaksud traumatik di sini, mulut anak terluka oleh sesuatu; entah karena gusinya tergigit atau terkena gesekan dot terlalu keras. Seperti sudah disinggung, kejadian luka pada gusi bayi bisa berkaitan dgn ketidaknyamanan bayi akibat giginya baru tumbuh. Antisipasinya, coba berikan ia teether (mainan khusus buat digigit-gigit) sehingga rasa tidak nyamannya dapat berkurang. Gesekan dot berkontur agak kasar & terbuat dari karet keras juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot dibuat dari bahan lunak & lentur seperti dari silikon.
• Zat kimia
Pemakaian obat-obatan terlalu lama umpamanya pada bayi harus mengonsumsi obat buat menyembuhkan vlek pada paru-parunya bisa memunculkan sariawan. Zat kimia dikandung dalam obat bersifat asam. Bila tersisa di mulut bisa memicu sariawan karena proses pengasaman akan mengundang datangnya bakteri. Buat itu, sedapat mungkin, setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
perlu dicermati, faktor makanan/minuman terlalu panas, traumatik, ataupun
zat kimia, adalah pemicu bukan penyebab. Penyebab utama sariawan ; virus menempel di mulut sedang terluka. Seperti ini sangat mungkin terjadi karena banyak virus bertebaran di udara. Nah ketika masuk ke dalam mulut kemudian menempel di luka akan memunculkan sariawan.
Sebenarnya dalam rentang 10-14 hari biasanya sariawan akan sembuh dengan
sendirinya. Namun pada bayi perlu pena- nganan segera karena sariawan dapat
menimbulkan gejala- gejala penyerta (simtomatis) membuatnya tidak nyaman.
Bila tidak diobati, memang relatif tidak ada bahaya mengancam jiwa bayi.
Masalahnya, sariawan menimbulan nyeri & rasa tidak nyaman. Kalau tidak ditangani, bayi jadi tidak mau makan. Belum lagi ia akan terus-menerus rewel karena nyeri & perut kosong. Nah, efek lanjutan inilah harus diantisipasi.
Jadi bila si kecil menderita sariawan, bawalah ia ke dokter. Biasanya dokter
akan meresepkan beberapa obat buat menghilangkan gejala-gejala simtomatis.
Misalnya, obat penghilang nyeri dirasakan, obat penurun panas buat mengurangi demam bisa muncul akibat rasa nyeri diderita, & lainnya. jelas tidak ada obat buat menyembuhkan sariawannya karena hingga kseperti ini memang belum ada obat buat itu.
Patofisiologi
Tubuh sebenarnya memiliki pertahanan tubuh alamiah terhadap serangan bakteri. Pertahanan seperti ini disebut dgn sistem laktoperoksidase (LP-system). Sistem seperti ini terdapat pada saliva atau ludah. LP system dapat berfungsi sebagai bakteriostatis terhadap bakteri mulut & bakteriosid terhadap bakteri patogen bila tersedia ketiga komponennya. Yaseperti itu enzim laktoperoksidase, dosianat, & hydrogen peroksida (H2O2). Bakteri di dalam mulut dapat berkembang biak tak terkendali karena sistem laktoperoksidase adalah pertahanan alami dalam saliva umumnya rusak. Hal seperti ini dikarenakan seringnya mengonsumsi makanan mengandung zat-zat kimia, seperti perasa, pewarna, pengawet, bahkan memakai zat pembasmi hama.
Pemakaian deterjen (sodium laurit sulfat) berlebihan dalam pasta gigi juga dapat sebagai peneyebab dari rusaknya ludah. Bila dalam pemakaian berlebihan atau melebihi toleransi dapat dgn mudah merusak ludah & menghancurkan sistem pertahanan alami. Tidak hanya itu, pemakaian antiseptik pada obat kumur atau pasta gigi juga dapat merusakkan LP system, sebab antiseptik seperti ini bersifat bakteriosid sehingga dapat membunuh semua bakteri berada di dalam rongga mulut, dapat mengakibatkan lingkungan mukosa mulut menjadi rusak.
Seperti telah diterangkan bahwa mulut adalah pintu gerbang masuknya kuman-kuman atau rangsangan-rangsangan bersifat merusak. Dilain pihak mulut tidak dapat melepaskan diri dari masuknya berbagai jenis kuman ataupun berbagai pengaruh rangsangan antigenik bersifat merusak.
Rangsangan perusak masuk sesuai dgn potensinya akan ditanggapi oleh tubuh baik secara lokal atau sistemik. Tanggapan seperti ini dapat berlangsung wajar, artinya tanggapan-tanggapan tersebut secara normal dapat dieleminasi melalui aksi fagositosis. Sebenarnya reaksi tubuh terhadap rangsangan merusak seperti itu bertujuan buat mengurangi atau meniadakan peradangan tersebut. Tetapi kadang-kadang reaksi jaringan amat berlebih, melebihi porsi stimulusnya sendiri sehingga reaksi pertahanan tadinya dimaksudkan buat melindungi struktur & fungsi jaringan justeru berakhir dgn kerusakan jaringan sendiri.
Dalam keadaan tidak wajar, (Trauma, Stres dll ) terjadi ketidak seimbangan immunologik melahirkan fenomena alergi & defisiensi immunologi dgn efek kerusakan-kerusakan menyangkut komponen vaskuler, seluler & matriks daripada jaringan. Dalam hal seperti ini sistem imun telah dibangkitkan buat melawan benda asing oleh porsi reaksi tidak seimbang akhirnya ikut merusak jaringan-jaringan sendiri disekitarnya. Misalnya pelepasan mediator aktif dari aksi-aksi komplemen, makrofag, sel plasma, sel limposit & leukosit, histamin, serta prostaglandin.
Pencegahan
Dgn mengetahui penyebabnya, kita diharapkan dapat menghindari terjadinya stomatitis aphtosa (sariawan) ini, diantaranya dgn menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi cukup, terutama pada makanan mengandung vitamin B12 & zat besi. Selain itu, kita juga dianjurkan buat menghindari stress. Namun bila sariawan selalu hilang timbul, kita dapat mencoba dgn kumur-kumur air garam hangat & berkonsultasi dgn dokter gigi dgn meminta obat tepat sariawannya.
Ada beberapa usaha lain dilakukan buat mencegah munculnya sariawan. Misalnya, menjaga kesehatan umum terutama kesehatan pada mulut, menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan, menghindari pasta gigi merangsang, menghindari kondisi stress, menghindari makanan terlalu panas atau terlalu dingin, sering mengkonsumsi buah & sayuran, terutama vitamin B, vitamin C, & zat besi; serta menghindari makanan & obat-obatan atau zat dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut.
Penyakit stomatitis disebabkan virus herpes simplek seperti seperti ini biasanya musiman, anak mungkin mendapatkan infeksi dari teman bermain atau teman sekolah. Sebaiknya jauhkan si kakak atau adik supaya tidak tertular.
Pengobatan/Terpi & Perawatan
Dalam mengatasi sariawan ini, dapat menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep ( mengandung antibiotika & penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Bila sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan antibiotika & obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dgn demam).
Ada beberapa jenis obat dikenal di masyarakat & bisa membantu meredakan keluhan akibat sariawan. Ada jenis obat berbentuk salep dgn kandungan kortikosteroid dioleskan pada luka sariawan. Ada juga obat tetes digunakan buat meredakan sariawan seperti ini dgn gentien violet, perak nitrat, atau obat kumur dapat membantu mengurangi rasa sakit pada penderita sariawan. & juga pemberian vitamin C atau zat besi dalam dosis tinggi pada penderita sariawan kekurangan zat-zat tersebut sering dapat menolong. Buat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin, akan lebih baik bila diperoleh dari sayuran & buah-buahan adalah vitamin natural. Mengonsumsi vitamin natural lebih efetif dibandingkan dgn mengonsumsi suplemen. Bila dikonsumsi berlebihan tidak akan merusak tubuh, karena kelebihannya akan dikeluarkan oleh tubuh. Selain seperti itu juga lebih mudah diserap oleh tubuh. Pada penderita sariawan kambuhan disertai kecemasan obat (faktor psikologis), pemberian obat dapat disertai dgn obat anticemas buat mengatasi masalah psikologisnya. & bila sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan antibiotika & obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dgn demam).
Pengobatan stomatitis karena herpes ; konservatif. Pada beberapa kasus diperlukan antivirus. Buat gejala lokal dgn kumur air hangat dicampur garam (jangan menggunakan antiseptik karena menyebabkan iritasi) & penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan stomatitis aphtosa terutama penghilang rasa sakit topikal. Pengobatan jangka panjang efektif ; menghindari faktor pencetus.
Perlu diperhatikan pula jangan sampai anak dehidrasi antara lain ditandai dgn mulut & bibir kering, mata cowong, tidak keluar air mata pada saat menangis, tidak kencing dalam enam jam. Terapi penunjang termasuk makanan dihaluskan atau cair. Pada kasus berat diperlukan cairan intravena & istirahat tirah baring.
Perawatan dilakukan buat stomatitis antara lain cuci tangan anak & memegang anak sebelum makan atau memberi makan. Beri anak cukup cairan dingin buat mengurangi rasa sakit, minum susu dapat dgn menggunakan sedotan. Minuman asam misalnya, jus jeruk & minuman bersoda sebaiknya tidak diberikan. Minuman seperti ini mengakibatkan rasa terbakar di mulut. Makanan lunak mempermudah anak makan, bisa diberikan antara lain yogurt, puding, & makanan bayi. Bersihkan mulut, atau bila bisa kumur sesudah makan.
Perawatan RAS biasanya berupa perawatan suportif. Tujuan utama dari perawatan seperti ini ; buat mengurangi rasa sakit & mempercepat penyembuhan. Obat-obat biasa digunakan ; kortikosteroid topikal, analgesik, & antimikroba. Buat kasus ringan dapat diaplikasikan obat topikal seperti orabase. Sebagai pereda rasa sakit dapat diberikan topikal anestesi.
Kasus berat dapat diaplikasikan preparat kortikosteroid topikal, seperti triamcinolon atau fluorometholon (2-3 kali sehari setelah makan & menjelang tidur). Tetrasiklin obat kumur & gel dapat mempersingkat waktu penyembuhan ulser. Pada pasien ulser major atau multiple ulser minor parah tidak responsif terhadap terapi topikal, diberikan terapi sistemik.
Buat menghindari terjadinya RAS, diantaranya dgn menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi cukup, terutama pada makanan mengandung vitamin B12 & zat besi. Selain itu, dianjurkan juga buat menghindari stres.
Vitamin B12 (kobalamin) ; vitamin larut air sangat penting. Berbeda dgn vitamin larut air lainnya tidak cepat dikeluarkan dalam urin, tetapi dikumpulkan & disimpan dalam hati, ginjal & beberapa jaringan tubuh lainnya. Kekurangan vitamin B12 tidak saja terjadi karena asupannya kurang. Asupan vitamin lain berlebihan pun dapat mengakibatkan defisiensi B12. Misalnya, karena berlebihan mengkonsumsi vitamin C
Banyak sekali fungsi kobalamin dalam tubuh. Vitamin seperti ini dikenal sebagai penjaga nafsu makan & mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dgn membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam pembentukan sel, defisiensi kobalamin bisa mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah. Akibatnya, terjadi anemia. Gejalanya meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, diare, & murung
Defisiensi berat vitamin B12 potensial menyebabkan bentuk anemia fatal disebut Pernicious anemia. Vitamin B12 hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, timbulnya gejala defisiensi berat seperti itu perlu waktu lima tahun atau lebih. Ketika gejalanya muncul ke permukaan, biasanya pada usia pertengahan, defisiensi seperti itu lebih karena penyakit pencernaan atau gangguan penyerapan daripada karena menu miskin B12, kecuali bagi vegetarian berat
Vitamin B12 berfungsi sebagai pendonor metil & bekerja sebagai asam folat buat sintesa DNA & sel darah merah serta mencegah kerusakan sistem saraf dgn membantu pembentukan mielin pada urat saraf.
Karena berperan dalam melindungi fungsi saraf, defisiensi kobalamin bisa menimbulkan pembentukan sel saraf terganggu, & mengakibatkan kerusakan sistem saraf. Gejalanya, kehilangan daya ingat & orientasi, gampang bingung, delusi (berkhayal), kelelahan, kehilangan keseimbangan, refleks menurun, mati rasa, geli di tangan & kaki, serta pendengaran terganggu.
Sumber utama kobalamin antara lain daging beserta produk olahannya, ginjal, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan (salmon, tuna), berbagai makanan laut (seafood) lain, unggas, & telur. Termasuk susu & produk olahannya. Sumber lainnya ; miso (produk fermentasi kedelai, semacam tauco) & tempe (terutama dibuat secara tradisional). Pada tempe buatan pabrik tidak ditemukan kobalamin. Bagi kaum vegetarian akan meningkatkan jumlah vitamin B12, dapat makan sereal ataupun susu kedelai diperkaya dgn vitamin & mineral.
Berdasarkan penelitian dari Ilia Volkov, Inna Rudoy, Roni Peleg & Yan Press, diperoleh hasil bahwa vitamin B12 dapat digunakan buat perawatan RAS. Pada penelitian ini, 15 pasien penderita RAS dirawat dgn vitamin B12 selama 4 tahun. Pasien ditanya apakah ulser berulang. Sebelum dilakukan terapi vitamin B12 telah dilakukan penilaian terhadap jumlah darah & vitamin B12 plasma serta asam folat dapat diperkirakan. Digunakan satu dari dua terapi dianjurkan yaitu: (1) Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu buat bulan pertama & kemudian 1000 mcg per bulan) buat pasien dgn level serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien dgn neuropathy peripheral atau anemia makrocytik, & pasien berasal dari golongan sosioekonomi bawah. (2) Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari.
Tidak ada perawatan lain diberikan buat penderita RAS selama perawatan & pada waktu follow-up. Periode follow-up mulai dari 3 bulan sampai 4 tahun.
Hasil dari penelitian tersebut : Sembilan pasien (60%) ; laki-laki. Usia rata-rata umur 15-86 tahun. Populasi pasien berasal dari etnik heterogen yaseperti itu 8 bangsa Yahudi & 7 suku Badui.Sebelas dari 15 pasien (73%) dirawat dgn injeksi IM, dalam banyak kasus dihubungkan dgn pertimbangan sosial ekonomi. Hasil dari perawatan dilihat pada tabel 1 & gambar 4. Sebelas pasien dilaporkan sembuh cepat dari RAS selama perawatan & empat dilaporkan terjadi pengurangan frekuensi & keparahan RAS. Dua dari empat pasien tidak melaporkan kesembuhan perawatan dgn vitamin B12 sublingual. Dua pasien lainnya dirawat dgn vitamin B12 IM, mempunyai periode waktu sembuh lama (lebih dari 2 bulan). Apabila dua pasien seperti ini mendapat injeksi IM maka ulser tersebut akan hilang sepenuhnya.
Penanganan infeksi virus herpes primer ditujukan buat menghilangkan gejala & mengurangi rasa sakit pada anak, & meningkatkan daya tahan tubuh. Infeksi virus seperti ini akan hilang dgn sendirinya dalam waktu 10-14 hari . dapat Kita lakukan antara lain :
 Memberikan obat penurun panas & penghilang sakit (misalnya parasetamol tersedia di pasaran sesuai berat ba& anak, tiap 4 jam),
 Anak lebih besar dapat menggunakan obat kumur klorheksidin sedangkan anak masih kecil dapat dibantu dgn mengoleskan obat kumur dgn cotton bud.
 paling penting ; mempertahankan asupan cairan & makanan anak. Anak umumnya sangat sulit buat makan. Pastikan buat sering memberi minum pada anak buat mencegah dehidrasi, serta memberik makanan berbentuk cair atau sangat lembut.
 Dokter gigi mungkin meresepkan topikal anestesi (obat oles menghasilkan rasa baal) buat dioleskan pada bagian-bagian sangat sakit. Jangan berikan salep steroid buat infeksi virus herpes.
 Apabila anak menolak buat makan/minum & menunjukkan tanda-tkita dehidrasi, bawalah segera ke dokter.
 Istirahat cukup

Sumber :
http://rsiabunda.blogspot.com/2009/05/stomatitis-pada-anak
http://dokmud.wordpress.com/2009/11/03/stomatitis/
http://nadanashita.multiply.com/revies/item/16
http://www.e-smartschool.com/uot/001/U0T0010117.asp
http://wrm-indonesia.org/content/view/1138/2/
http://id.wikipedia.org/wiki/sariawan
http://askep-askeb.cz.cc/

we hope STOMATITIS are solution for your problem.

If you like this article please share on:

Archives

Categories

20HadiahLebaran aceh active Ada ada saja adsense aids air tanah anak antik Artikel Artis asma Bahasa bahasaindonesia baju band batuk bayi bekas belajar bencana Berita Berita Ringan big panel biologi bisnis bisnis online Blog Bola budidaya buku bunga burner burung cerai Cerpen chandra karya Cinta ciri cpns cuti cv daerah desain di jual diare diet coke diet plan dinas domisili ekonomi email euro exterior fashion fat Film FISIP foke forex format FPI furniture gambar game gejala gempa geng motor geografi gigi ginjal Girlband Indonesia graver GTNM gunung gurame guru haga haki hamil harga hasil hepatitis hernia hiv Hukum hunian ibu ijin ikan indonesia Info Informasi Information Inggris Inspirational interior Internet Intertainment izin jadwal jakarta janin jantung jati Joke jokowi kamar kamarmandi kampus kantor. karyailmiah keguguran kemenag kemenkes kendala kerja kesanggupan kesenian kesepakatan keterangan kisi kkm klaim Komik Komputer kontrak kop korea lagu lamaran lambung legalisir lemari Lifestyle ligna Linux lirik Lirik Lagu Lowongan Kerja magang mahasiswa makalah Malignant Fibrous Hystiocytoma marketing Matematika mebel medan meja melahirkan menikah merk mesothelioma mesothelioma data mimisan mimpi minimalis Misteri mobil modern modul motivasi motor mp3 mual mulut mutasi Naruto news ngidam nikah nisn noah nodul nomor surat Novel novil Olah Raga Olahraga olympic opini pagar panggilan paper paspor paud pelatihan pembelian pemberitahuan pemerintah penawaran pendidikan pengantar pengertian pengesahan pengetahuan pengumuan pengumuman pengumumna Pengunduran pengurusan penyakit penyebab perjanjian perkembangan Permohonan pernyataan perpanjangan persiapan bisnis Pertanian perumahan perusahaan perut peta phones photo Pidato pilkada pimpinan pindah plpg PLS postcard pringatan Printer Tips profil Profil Boyband properti property proposal prumahan Psikologi-Psikiater (UMUM) Puisi quote Ramalan Shio rekomendasi relaas resensi resignation resmi Resume rpp ruang rumah rupa sakit sambutan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) second sejarah sekat sekolah Selebritis seni sergur series sertifikat sertifikat tanah sinopsis Sinopsis Film Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan sitemap skripsi sm3t smd sni snmptn soal Software sosial springbed starbol stnk sukhoi sumatera surabaya surat suratkuasa Surveilans Penyakit tafsir tahap Tahukah Anda? tanda tas television teraphy Tips Tips dan Tricks Seks Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum toko Tokoh Kesehatan top traditional tsunami tugas ucapan ujian uka un undangan undian universitas unj unm unp upi uu Video virus walisongo wanita warnet