Neraca

BAB I

PENDAHULUAN


Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yg sangat menarik buat dipelajari & dianalisis. Karena ekonomi internasional mempelajari & menganalisis tentang transaksi & permasalahan ekonomi internasional (ekspor & impor) dimana salah satu permasalahan yg dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca pembayaran internasional. Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara & penduduk negara lainnya dalam suatu periode tertentu.

Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) kebijak­sanaan neraca pembayaran senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran pembangunan bidang ekonomi, yaitu seperti yg digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, yakni terciptanya perekonomian yg mandiri & andal sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan, berdasarkan demokrasi ekonomi yg berlandaskan Pancasila & Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dgn peningkatan kemakmuran rakyat yg makin merata, pertumbuhan yg cukup tinggi, & stabilitas nasional yg mantap, bercirikan industri yg kuat & maju, pertanian yg tangguh, koperasi yg sehat & kuat, beserta perdagangan yg maju dgn sistem distribusi yg mantap, didorong oleh kemitraan usaha yg kukuh antara ba& usaha koperasi, negara, & swasta beserta pendayagunaan sumber daya alam yg optimal.

Semua itu didukung oleh sumber daya manusia yg berkualitas, maju, produktif, & profesional, iklim usaha yg sehat beserta pemanfaatan ilmu pengetahuan & teknologi (iptek), & terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup. Kebijaksanaan neraca pembayaran sebagai bagian integral dari kebijaksanaan pembangunan dalam PJP II tetap bertumpu pada Trilogi Pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, & stabilitas nasional.

Di bidang perdagangan, kebijaksanaan ditujukan buat meningkatkan efisiensi & produktivitas industri dalam negeri, menunjang pengembangan ekspor nonmigas, memelihara kestabilan harga & penyediaan barang-barang yg dibutuhkan di dalam negeri, beserta menunjang iklim usaha yg menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri, & diarahkan buat menjaga kestabilan perkembangan neraca pembayaran secara keseluruhan.

Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan buat mendorong ekspor nonmigas & mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri. Kebijaksanaan neraca pembayaran yg serasi & terpadu dgn kebijaksanaan pembangunan lainnya merupakan faktor penting dalam pencapaian sasaran pembangunan. Kondisi neraca pembayaran yg mantap mendorong arus perdagangan luar negeri, meningkatkan lalu lintas modal luar negeri buat kepentingan pembangunan nasional, beserta mendukung pertumbuhan yg berlanjut dari perekonomian nasional. Sistem devisa bebas yg merupakan kebijaksanaan mendasar di bidang neraca pembayaran merupakan prasyarat & perangkat ekonomi pokok bagi terciptanya efisiensi perekonomian nasional dalam berinteraksi dgn perekonomian internasional.

GBHN 1993 menggariskan bahwa pembangunan nasional yg makin meluas & kompleks dgn penerapan iptek yg makin canggih memerlukan peningkatan kemampuan perencanaan, pelak­sanaan, pengendalian & pengawasan dalam manajemen pembangunan nasional yg terpadu, berpijak pada potensi, kekuatan efektif & kemampuan dalam negeri yg dilandasi disiplin, tanggung jawab, semangat pengabdian, & semangat pembangunan beserta kemampuan profesional yg tinggi.

GBHN 1993 menegaskan bahwa dalam Repelita VI impor barang & jasa diarahkan buat meningkatkan produksi dalam negeri yg berorientasi pada ekspor, penghematan devisa, & pola hidup sederhana. GBHN 1993 juga memberi petunjuk bahwa pembangunan yg diperoleh dari sumber dalam negeri mesti lebih ditingkatkan. Pembangunan yg makin meningkat memerlukan biaya yg makin besar yg tidak dapat sepenuhnya dibiayai dari sumber dana dalam negeri. Oleh karena itu, diperlukan pembiayaan dari sumber dana luar negeri sebagai pelengkap yg diperoleh dgn syarat lunak, tidak memberatkan, tanpa ikatan politik & digunakan buat pembiayaan kegiatan pembangunan yg produktif sesuai dgn prioritas & yg memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat beserta peranan­nya secara bertahap mesti dikurangi. Peranan investasi modal asing terus didorong & potensi peran beserta pihak asing perlu lebih dikembangkan terutama melalui pasar modal dalam negeri

Di samping itu, dalam Repelita VI, GBHN 1993 memberi petunjuk bahwa penanaman modal dalam negeri & modal asing makin didorong buat memacu pertumbuhan & pemerataan ekonomi, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam kegiatan ekonomi beserta memperluas kesempatan usaha & lapangan kerja. Kemudahan & iklim investasi yg lebih menarik terus dikem­bangkan antara lain dgn penyediaan sarana & prasarana ekonomi yg memadai, peraturan perundang-undangan yg mendukung & penyederhanaan prosedur pelayanan investasi beserta kebijaksanaan ekonomi makro yg tepat.

Dalam perencanaan & pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran perlu dipegang dgn teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian, yaitu bahwa pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan & kekuatan sendiri, beserta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Buat itu, seluruh sumber kekuatan nasional, baik yg efektif maupun potensial, didayagunakan & dilaksanakan dgn memperhatikan seluruh faktor dominan yg dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian sasaran pembangunan.


BAB II

PEMBAHASAN


2.1. Definisi

Neraca Pembayaran disebut juga sebagai balance of payment. Neraca Pembayaran Internasional adalah ringkasan pernyataan atau laporan yg pada intinya menyebutkan semua transaksi yg dilakukan oleh penduduk dari suatu negara dgn penduduk negara lain, & kesemuanya dicatat dgn metode tertentu dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun kalender. Balance of payment (BOP) adalah suatu catatan yg disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yg meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan & moneter antara penduduk (resident) suatu negara & penduduk luar negeri (rest of the world) buat suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Tujuan penyusunan neraca pembayaran ini adalah buat memberitahukan kepada pemerintah & siapa saja yg membutuhkan atau berkepentingan mengenai posisi internasional dari negara yg bersangkutan secara keseluruhan. Data-data seperti ini sangat diperlukan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan moneter, fiscal, & perdagangan. Bagi kalangan swasta, data-data pada neraca pemabayaran itu juga penting buat menyusun perencanaan & strategi bisnis. Informasi yg terkandung dalam neraca pemabayaran dari suatu negara juga sangat dibutuhkan oleh kalangan perbankan, perusahaan-perusahaan multinasional, & siapa saja yg secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan perdagangan & keuangan internasional.

Menurut Nopirin, (1999) Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yg sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dgn pendududk negara lain dalam jangka waktu tertentu.

Catatan semacam ini sangat berguna buat berbagai macam tujuan, namun tujuan utamanya adalah buat memberikan informasi kepada penguasa pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dgn negara lain beserta membantu di dalam hubungan ekonomi dgn negara lain beserta membantu di dalam pengambilan kebijaksanaan moneter, fiscal, perdagangan & pembayaran internasional. Dari pengertian tersebut ada 2 perihal yg perlu mendapatkan penjelasan, yaitu :

1. Pengertian penduduk di dalam suatu neraca pembayaran internasional meliputi:
* orang perorangan atau individu

Orang perorangan yg tidak mewakili pemerintah suatu negara (misalnya para touris) dianggap sebagai penduduk di aman mereka mempunyai tempat tinggal tetap atau tempat dimana mereka memperoleh “center of interest”. Dalam menentukan center of interest dapat dipakai sebagai ukuran adalah dimana mereka memperoleh penghasilan tetap atau dimana mereka bekerja.

*

ba& hukum

Suatu ba& hukum, dianggap sebagai penduduk dari negara dimana ba& hukum tersebut memperoleh status sebagai ba& hukum. Cabang-cabangnya yg ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.

* pemerintah

Badan-ba& pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara yg diwakilinya. Jadi misalnya, para diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk dari negara yg mereka wakili. Transaksi yg mereka adakan di negara lain merupakan transaksi ekonomi internasional.

2. Yg termasuk ke dalam neraca pembayaran internasional hanyalah transaksi ekonomi internasional saja. Transaksi bantuan militer misalnya, tidak termasuk di dalamnya. Dalam transaksi ekonomi ini perlu dibedakan antara transaksi debit & kredit. Pembedaan lain dari transaksi ekonomi adalah transaksi yg sedang berjalan (current account) & transaski capital (capital account).

1. Perkiraan current account meliputi kegiatan perdangan suatu negara dalam memenuhi kebutuhan barang & jasa termasuk cara pembayaran & cara penerimaan buat penggunaan factor produksi seperti capital (modal) & teknologi terlepas dgn cara unrequited atau unilateral transfer (hibah)
2. Unrequited Transfer antara lain hadiah (gift), donations (bantu) & aid baik dalam bentuk barang maupun uang tanpa kewajiban buat membayar kembali.
3. Capital account terdiri dari transaksi suatu negara di bidang keuangan (monetary) b& pemilikan (ownership) tapi bukan tentang transaksi otoritas moneter.
4. Otoritas moneter dibadi dua menjadi perkiraan reserve (cadangan).
5. Pos terakhir adalah error and ommisions.

Transaksi yg sedang berjalan adalah transaksi yg meliputi barang-barang & jasa, sedangkan transaksi capital adalah transaksi yg menyangkut investasi modal & emas. Hadiah (gift), bantuan (aid) & transaksi satu arah yg lain (unilateral transfer) dapat digolongkan ke dalam transaksi yg sedang berjalan atau sebagai transaki tersendiri, yakni transaksi satu arah.

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP merupakan suatu catatan sistematis yg disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yg dikenal sebagai “double- entry book keeping” sehingga setiap transaksi internasional yg terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit & sebagai transaksi debit.

Sebagai contoh, misalnya sebuah perusahaan Indonesia mengekspor barang dgn kredit tiga bulan senilai USD 1.000. Karena ekspor tersebut dilakukan dgn kredit tiga bulan, maka pembayaran yg belum diterima tersebut dianggap sebagai suatu arus modal keluar buat jangka pendek atau a short-term capital outflow senilai USD 1.000. Dgn demikian, transaksi internasional di atas akan tercatat sebagai berikut.


Dgn sistem double-entry book keeping, maka BOP secara overall akan selalu dalam posisi balance, tapi dapat memiliki cadangan devisa positif atau negative.

Berdasarkan konversi yg biasanya dilakukan dalam BOP terdiri atas hal-perihal berikut.
1. Credit entries ( transaksi kredit )

Transaksi debit adalah transaksi yg menimbulkan kewajiban buat melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain. Diantaranya :

1. Export of goods and services ( ekspor barang & jasa )
2. Income receivable ( penerimaan dari hasil investasi )
3. Offset to real of financial resources received ( transfers )
4. Increases in liabilities
5. Decreases in financial assets

1. Debit entries ( transaksi debit )

Transaksi kredit adalah transaksi yg menimbulkan hak buat menerima pembayaran dari penduduk negara lain.

1. Import of goods and services (impor barang & jasa )
2. Income payable ( pembayaran atas hasil investasi )
3. Offset to real or financial resources provide (transfer )
4. Decreases in liabilities
5. Increases in financial assets

Selanjutnya transaksi debit & kredit tersebut menurut sifatnya dapat dibagi atas beberapa perihal berikut.

1. Transaksi otonom ( autonomous transaction ), yaitu transaksi yng timbul atas inisiatif pihak tertentu & bukan sebagai reaksi atau akibat adanya transaksi lain yg tercatat pada current account & long-term capital account, misalnya ekspor & impor barang atau modal dalam jangka panjang buat mencari keuntungan.

2. Transaksi kompensasi (induced/ compensatory transaction ), yaitu transaksi yg timbul sebagai akibat atau kompensasi dari adanya transaksi lain. Transaksi ini disebut juga sebagai transaksi pelengkap, misalnya pemasukan modal jangka pendek & impor/ ekspor emas.

Dgn demikian, transaksi kredit dapat terdiri atas hal-perihal berikut.

Transaksi kredit otonom ( credit autonomous transaction atau CAT )
1. Ekspor barang & jasa
2. Impor modal jangka panjang buat PMA/ direct investment

Transaksi debit otonom ( debit autonomous transaction atau DAT )
1. Impor barang & jasa
2. Ekspor modal jangka panjang, misalnya direct investment di luar negeri

Neraca pembayaran juga merupakan sumber informasi tentang kegiatan eksternal dari suatu negara, apakah mata uang negara tersebut dalam keadaan kuat atau melemah. Perkiraan atau pos-pos neraca pembayaran juga mencakup keikutsertaan perusahaan internasional dalam upaya mengubah nilai tukar valuta asing. IMF mendefinisikan bahwa setiap bangsa secara berkala menerbitkan satu rangkaian data statistic yg menggambarkan intisari dari semua transaksi ekonomi dalam suatu periode antara penduduknya dgn dunia luar. Data statistik tersebut merupakan perkiraan neraca pembayaran. Pos-pos perkiran menunjukkan bagaimana suatu bangsa membiayai kegiatan internasional selama periode laporan.Dalam neraca pembayaran terdapat pos-pos obligasi keuangan & liquiditas eksternal dari suatu bangsa.


2.2. Jenis-jenis Neraca Pembayaran Internasional

Pengelompokan transaksi internasional dapat dikategorikan menjadi neraca transaksi berjalan (current account), neraca modal (capital account), neraca perdagangan, neraca jasa, neraca transaksi sepihak, unrequited transafer & cadangan devisa (reserve).

1. Current account (neraca transaksi berjalan)

Neraca Transaksi berjalan (the current account) terlihat seperti revenue & expenditure di bidang bisnis. Pada waktu dikombinasikan neraca pembayaran menjadi menyajikan informasi penting tentang kemampuan ekonomi internasional dari suatu negara, tampaknya seperti laporan laba rugi dari suatu perusahaan yg berisi informasi penting tentang kemampuan bisnisnya.

a. Current account terdiri atas balance of trade (BOP), service account, & unilateral account.

b. Transaksi ekspor pada current account dicatat sebagai transaksi kredit atau positif karena menghasilkan devisa.

c. Transaksi impor pada current account dicatat sebagai transaksi debit atau negatif karena mengeluarkan devisa.


2. Balance of trade (neraca perdagangan)

Bagi kebanyakan negara, ekspor & impor barang dagangan merupakan komponen terbesar dari seluruh transaksi internasional. Penjualan barang kepada orang asing (ekspor) merupakan sumber dana & tercatat pada pos kredit. Sebagai pembayaran buat ekspor, negara eksportir menuntut kewajiban terhadap orang asing yg tercatat pada pos debit. Sebaliknya, pembelian barang dari orang asing (impor) merupakan penggunaan dana & terdapat pada pos debit buat membayar impor, negara importer dapat mengurangi tuntutnnya kepada orag asing atau menaikkan liabilities asingnya & tercatat pada pos kredit.

Dalam neraca ini dicatat seluruh transaksi ekspor & impor barang atau visible & tangible goods dgn ketentuan berikut :

a. Ekspor barang dicatat sebagai transaksi kredit atau positif.

b. Impor barang dicatat sebagai transaksi derbit atau negative.


3. Service account (neraca jasa)

Istilah lain dari jasa (services) disebut juga invisibles termasuk pengangkutan (freight) & insurance (asuransi) atau pendapatan internasional. Pariwisata & pengeluaran turis, pengeluaran belanja pegawai pemerintah, warganegara, personel militer di luar negeri, & pembayaran management feees, royalty, sewa film & jasa konstruksi. Pembelian jasa dari pihak asing diperlakukan sebagai impor & direkam pada pos debit. Sebaliknya, penjualan jasa kepada pihak asing diperlakukan sebagai ekspor & dicatat sebagai kredit.

Invesment Income meliputi semua pembayaran bunga, deviden & laba dari hasil investasi di perusahaan asing yg berada di bawah pengawasan penduduk (direct investment). Pertukaran keuangan (finance transfer) dimasukkan ke dalam current account karena sebagai factor penerimaan yaitu pembayaran atas penggunaan modal. Sebaliknya, arus capital masuk ke capital account.

Dalam kenyataannya, semua penerimaan orang asing dari direct investment berada di neraca pembayaran walaupun tidak semua ditransfer sebagai penerimaan deviden.Dasar rasional buat memasukkan penerimaan yg ditanam kembali (undistributed income) sebagai arus financial adalah bahwa setiap penerimaan menjadi property dari induk perusahaan asing yg dibayar kembali (remitted). Buat mengikuti double entry, laba yg ditahan tapi tidak ditransfer menjadi investment income (dikredit) mesti melewati masukan dari luar yaitu melalui reinvested earning pada neraca modal (sisi debit).

Transaksi yg dimaksudkan ke service account adalah seluruh transaksi ekspor & impor jasa atau invisible atau tangible goods yg meliputi hal-perihal berikut.

(1) Pembayaran bunga

(2) Biaya transportasi

(3) Biaya asuransi

(4) Remittance (Jasa TKI/ TKW/ TKA, feelroyalty teknologi & konsultasi, & lain-lain).

(5) Tourism

Service account atau neraca jasa Indonesia hingga disaat ini selalu tercatat dalam posisi negative atau debit karena transaksi impor lebih besar daripada transaksi ekspor, khususnya buat pembayaran bunga, biaya transportasi, biaya asuransi, & remittance. Satu-satu transaksi jasa yg positif adalah jasa dari tourisme karena lebih banyakturis asing yg dating ke Indonesia yg ke luar negeri. Posisi negatif atau defisit dari service account ini juga mencerminkan masih relatif rendahnya kualitas SDM Indonesia sebagai penghasil jasa, walaupun secara kuantitatif lebih banyak TKI/ TKW Indonesia yg bekerja di luar negeri (tapi dgn penghasilan yg rendah dibandingkan dgn TKA (tenaga kerja asing) yg bekerja di Indonesia dgn bayaran yg lebih tinggi.Dgn demikian, salah satu usaha buat memperbaiki posisi service account & BOP Indonesia adalah dgn jalan meningkatkan kualitas SDM-nya.


4. Unrequited transfer

Unrequited transfer merupakan transaksi internasional yg bukan komersial yaitu tanpa kewajiban (quid pro quo) baik yg dilakukan oleh pihak swasta maupun pihak pemerintah. Bentuk pertukaran penting di sector swasta di beberapa negara adalah pengiriman uang buat keluarga dari pekerja di luar negeri.transfer dari pihak swasta lainnya antara lain kegiatan organisasi sosial & bantuan (relief). Transfer dari pemerintah terdiri dari uang, barang & jasa yg diberikan sebagai bantuan bagi negara lain atau penduduk asing.

Apabila transfer dalam bentuk barang, nilai dari barang dicatat sebagai ekspor pada sisi kredit & berhubungan dgn pos debit yg dicatat dgn jumlah nilai yg sama. Bila transfer dalam bentuk uang, negara tujuan akan menunjukkan pos kredit pada short-term capital account & masukan debit pada pos unrequirted transfer.


5. Unilateral account (neraca transaksi sepihak)

Neraca ini merupakan transaksi sepihak yg umumnya terdiri atas bantuan sosial atau grant yg diterima atau diberikan dari/ ke luar negeri, tanpa kewajiban buat membayar kembali.


6. Capital account (neraca modal)

Neraca modal (capital account) merupakan transaksi dalam perihal pemilikan. Financial asssets & liabilities yg kurang dari 1 tahun termasuk short term (jangka pendek). Bila lebih dari 1 tahun (equity capital) dinggap sebagai long term (jangka panjang).

Direct Invesment melibatkan partisipasi dari perusahaan asing & berada di bawah pengawasan yg efektif. Secara statistik, belum dapat mendefinisikan atau apa pengertian direct investment. Amerika mengelompokkan pemilikan sebanyak 10% dari penanaman modal dianggap sebagai direct investment. IMF mendefinisikan portofolio investment sebagai “usaha buat mendapatkan investment income atau capital again” sama seperti penerimaan perusahaan.

Pos “other long-term” pada capital account membedakan transaksi pemerintah dgn transaksi swasta di negara pelapor. Transaksi dapat berupa loans (pinjaman ) atau surat berharga (securities) dgn jangka waktu lebih dari 1 tahun. Ada kemungkinan melibatkan pihak swasta asing atau pemerintah asing lainnya, kecuali transaksi yg dilakukan atara otoritas moneter. Pinjaman pemerintah kepada swasta dapat berupa pinjaman dari bank Eksport-Import kepada perusahaan penerbangan asing buat membiayai penjualan kapal Amerika. Pinjaman swasta kepada pemerintah asing dapat dilakukan oleh Chase Manhattan Bank kepada pemerintah Brazilia.

Pada pos “other short-term” di neraca modal juga memisahkan transaksi pemerintah & transaksi swasta. Pemerintah pemilik surat berharga berada di short term loans & transaksi buat pemerintah pelapor berad di “short- term security”

Pos “private short-term” meliputi obligasi komersial & deposito atau utang di bank jangka pendek. Obligasi komersil termasuk wesel & bentuk pembayaran lainnya muncul dari kegiatan keuangan perdagangan, termasuk juga pembukaan rekening kredit, kecuali buat keperluan interen perusahaan. Rekening intern perusahaan dianggap sebagai direct investment walau hanya jangka pendek.

a. Capital account ini terdiri atas ekspor & impor modal, baik buat jangka panjang maupun jangka pendek.

b. Penjumlahan saldo current account + saldo transaksi impor/ ekspor modal jangka panjang (direct investment and long-term capital lainnya) disebut sebagai basic balance (D. Salvatore, 1993 : 449)

c. Berlawanan dgn pencatatan pada current account, maka dalam capital account berlaku ketentuan sebagai berikut.

* Transaksi impor modal dicatat sebagai transaksi kredit atau positif.

* Transaksi ekspor modal dicatat sebagai transaksi debit atau negatif


7. Cadangan (reserve)

Reserve Assets dalam bentuk pemilikan SDR, emas & valuta asing yg convertible dari IMF. Kekayaan ini disediakan buat otoritas moneter buat menghadapi defisit neraca pembayaran. Reserve nampaknya seperti uang kas dari suatu perusahaan. Tapi hanya dibelanjakan oleh otoritas moneter seperti Federal Reserve System (Bank Sentral) di Amerika, Bank of England, & Bank of France. Suatu negara yg memiliki mata uang bukan dalam bentuk valuta asing tidak termasuk dalam cadangan (Reverse assets).


2.3. Transaksi Ekonomi dalam Neraca Pembayaran Internasional

Selain berbagai transaksi yg terdapat di neraca pembayaran internasional, ada beberapa transaksi lainnya yg juga mempengaruhi kondisi neraca pembayaran internasional. Transaksi itu adalah :

1. Transaksi Barang & Jasa

Transaksi ini meliputi ekspor maupun impor barang-barang & jasa, disebut pula transaksi yg sedang berjalan. Ekspor barang meliputi barang-barang yg bisa dilihat secara fisik, seperti misalnya minyak, kayu, tembakau, timah, & sebagainya. Ekspor jasa seperti misalnya penjualan jasa-jasa angkutan, tourisme, & asuransi. Dalam transaksi jasa ini termawuk juga pendapatan & investasi capital di luar negeri. Ekspor barang-barang & jasa merupakan trnsaksi kredit penyebab transaksi ini menimbulkan hak buat menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran dana masuk). Impor barang meliputi barang-barang konsumsi, bahan mentah buat industri & capital, sedang barang impor jasa meliputi pembelian jasa-jasa dari penduduk negar lain. Termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran pendapatan (bunga, dividen atau keuntungan) buat modal yg ditanam di dalam negeri oleh penduduk Negara lain. Impor barang & jasa merupakan transaksi debit penyebab trasaksi ini menimbulkan kewajiban untu melakukan pembayran kepada penduduk Negara lain (menyebabkan aliran dana ke luar negeri).

Transaksi yg sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus trnasaksi yg sedang berjalan menunjukkan bahwa ekspor labih besar dari impor. Ini berarti bahwa suatu Negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. SEbaliknya deficit dalam transaksi yg sedang berjalan berarti impor lebih besar dari ekspor, sehingga terjadi pengurangn investasi di luar negeri. Dgn demikian transaksi yg sedang berjalan sangat erat hubungannya dgn penghasilan nasional, penyebab ekspor & impor merupakan komponen penghasilan nasional, Perihal ini dapat dilihat dari persamaan pendapatan nasional di bawah ini :


Y = C + I + G + (X – M)


Keterangan :

Y = pendapatan nasional

C = pengeluaran konsumsi

I = pengeluaran investai (swasta)

G = pengeluaran pemerintah

(X – M) = neraca perdagangan (neto).


Apabila (X – M) positif berarti (C + I + G) <>

2. Transaksi Modal

Yg termasuk transaksi modal adalah :

1. Transaksi modal jangka pendek, meliputi :

* Kredit buat perdagangan dari negar alain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan yg diberikan kepada penduduk Negara lain (transaksi debit).
* Deposito bank di luar negeri (transaksi debit) atau deposito bank di dalam negeri milik penduduk Negara lain (transaksi kredit).
*Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transakasi debit) atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepad apenduduk Negara lain (transaksi kredit).

2. Transaksi modal jangka panjang, meliputi :
* Investasi langsung di luar negeri (transaksi debit) atau investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit).
* Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk Negara lain (transaksi debit), atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit).
* Pinjaman jangka panjang yg diberikan kepada penduduk Negara lain (transaksi debit) atau pinjaman jangka panjang yg diterima dari penduduk Negara lain (transaksi kredit).

Setiap transaksi modal yg menyebabkan kenaikan (penurunan) kekayaan suatu negara di luar negeri merupakan aliran modal keluar (masuk) atau merupakan transaksi debit (kredit). Demikian juga setiap transaksi modal yg menyebabkan kenaikan (penurunan) kekyaan asing di dalam negeri merupakan aliran modal masuk (keluar) atau merupakan transaksi debit (kredit).


3. Transaksi satu arah

Transaksi satu arah adalah transaksi yg tidak menimbulkan kewajiban buat melakukan pembayaran, misalnya hadiah (gifts) & bantuan (aid). Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan kepada negara lain, maka ini merupakan transaksi debit. Sebaliknya, apabila suatu negara menerima bantuan atau hadiah dari negara lain merupakan transaksi kredit.


4. Selisih perhitungan (errors and omissions)

Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dgn nilai transaksi-transaksi debit. Dgn adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai sebelah kredit & debit dari suatu neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).

Menurut teori, neraca pembayaran mesti seimbang karena semua pos debit mempunyai pos lawan kreditnya (vice versa). Dalam praktek, ternyata tidak pernah balance. Penyebab utama adalah sumber masukan yg tidak lengkap & tidak akurat. Juga sumber yg berbeda tidak konsisten dalam menetpkan arus transaksi kredit atau debit. Net error & omission merupakan balancing buat mengkonpensasikan dari setiap catatan kredit yg melebihi debit & sebaliknya.


E. Lalu Lintas Moneter

Transaksi ini sering disebut “accommodating” penyebab merupakan transksi yg timbul sebagai akibat dari adanay transaksi lain. Transaksi lain ini sering disebut dgn “autonomous” penyebab transaksi ini timbul dgn sendirinya, tanpa dipengaruhi transaksi lain. Termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi-transaksi yg sedang berjalan, transaksi capital, beserta transaksi satu arah.

Perbedaan antara transaksi autonomous kredit dgn debit diseimbangkan dgn transaksi lalu lintas monoter. Transaksi ini timbul dikaibatkan oleh ketidakseimbangan antara transaksi aotunomous debit & kredit. Yg termasuk ke dalam transaksi lalu lintas monoter adalah mutasi dalam hubungan dgn IMF, pasiva luar negeri beserta aktiva luar negeri.

Defisit atau surplus neraca pembayaran dapat diketahui dari transaksi aotunomous tersebut. Defisit apabila transaksi autonomous debit lebih besar daripada transaksi autonomous kredit. Sebaliknya surplus, apabila transksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi autonomous debit.


2.4. Defisit & Surplus Neraca Pembayaran

Dapat dikatakan “saldo” neraca pembayaran selalu sama dgn nol. Perihal ini semata-mata adalah konsekuensi dari cara membukukan transaksi luar negeri itu sendiri : apa yg mengalir masuk (uang & barang) diimbangi dgn apa yg mengalir keluar (uang & barang). Dari segi akuntansi memang bisa dikatakan bahwa nearaca pembayaran, suatu negara selalu seimbang. Tapi pos “saldo” itu sendiri tidak mempunyai arti penting bagi analisa ekonomi karena tidak bisa menunjukkan status keuangan internasional suatu negara.

Ambilah contoh mengenai negara A & B, dimana negara A memiliki kelebihan impor yg dibayar dgn penurunan stok nasional. Meskipun saldo akhir neraca pembayarannya adalah nol, sebenarnya negara A telah mengalami defisit dalam transaksi ekonominya dgn luar negeri. Kekurangan dari apa yg diterima dari luar negeri disbanding dgn apa yg mesti dibayar ke luar negeri ditutup dgn mengirimkan sebagian dari stok nasionalnya. Sebaliknya bagi negara B, apa yg diterima dari ekspornya melebihi apa yg mesti dibayar bagi kebutuhan impornya. Kelebihan ekspornya diterima dalam bentuk bertambahnya stok nasionalnya. Negara B sebenarnya mengalami surplus neraca pembayaran.

Dalam cotoh yg lain, kelebihan impor negara A dibiayai dgn pinjaman dari negara B. Dgn kata lain, kelebihan impor tersebut dibiayai dgn “pengeksporan surat utang” negara A ke negara B. Apakah dalam perihal ini Negara A juga mengalami deficit neraca pembayaran? Jawaban bagi pertanyaan ini bisa ya & bisa tidak. Mengapa? Penyebab ada beberapa kemungkinan di sini :

(a) Apabila pinjaman yg diterima negara A (sebesar 10 unit bahan makanan) tersebut memang diperolah dalam rangka pembiayaan kelebihan impor tersebut, maka keadaanya tidak banyak berbeda dgn contoh pengurangan stok nasional diatas. Perbedaannya hanyalah bahwa pembayarannya ditunda. Dalam perihal ini diakatakn bahwa negara A mengalami deficit.

(b) Apabila dari 10 unit pinjaman tersebut misalnya 6 unit memang akan dipinjamkan kepada negara A dalam tahun itu tanpa dikaitkan dgn apakah negara A mengalami kelebihan impor atau tidak. Maka kita katakana bahwa negara A mengalami deficit neraca pembayaran sebesar 4 unit (10 unit minus 6 unit). Pinjaman sebesar 4 unit inilah yg diberikan karena negara A mengalami kelebihan impor pada tahun itu.

(c) Apabila seluruh dari 10 unit pinjaman tersebut tidak ada sangkut pautnya dgn apakah negara A mengalami kelebihan impor atau tidak, maka kita katakan bahwa Negara A tidak megnalami deficit atau surplus. Dalam contoh ini, tanpa tindakan khusus apapun dari Negara A (yaitu mencari pinjaman buat menutup kelabihan impornya), neraca pembayarannya sudah otomatis seimbang, penyebab kelebihan impornya kebetulan persis seimbang oleh dana yg mengalir masuk atas kemauannya sendiri. Jadi dalam kasus ini tidak ada deficit maupun surplus neraca pembayarannya, & neraca pembayaran “seimbang”.

Jadi kesimpulan dari uraian diatas adalah :

1. Penurunan stok nasional selalu berarti deficit, sedangkan kenaikan stok nasional selalu menunjukkan adanya surplus.
2. Tapi turun-naiknya stok nasional bukan atau belum mencerminkan seluruh deficit atau surplus neraca pembayaran. Kita harusmelihat apa yg terjadi dgn pos “Pinjaman”.
3. Mesti dibedakan anatara “pinjaman” yg masuk atas kemauannya sendiri (masuk secara otomatis atau autonomous inflow) & “pinjaman” yg masuk karena berkaitan dgn adanya kelabihan impor (yg bersifat akomodatif atau accommodating inflow). “pinjaman” otonom tidak merupakan deficit, sedangkan “pinjaman” akomodatif merupakan bagian dari deficit.
4. Defisit atau surplus total adalah besar kenaikan atau penurunan stok nasional plus “pinjaman” akomodatif.


2.5. Mekanisme Neraca Pembayaran

Ada tiga mekanisme atau proses penting yg menyangkut neraca pembayaran. Ketiga proses penyesuaian ini sama – sama pentingnya dalam praktek, sehingga tidak ada yg bisa diabaikan kalau kita ingin menjawab pertanyaan pokok diatas dgn baik. Dalam kenyataan kita selalu menjumpai bahwa ketiganya saling kait – mengait & saling bekerja – berdampingan satu sama lain, ketiga mekanisme ini adalah:

(a) Penyesuaian lewat perubahan harga – harga atau “mekanisme harga” (akibat dari proses ini disebut “price effects”

(b) Penyesuaian lewat perubahan pendapatan nasional atau ”mekanisme pendapatan” (akibat dari proses ini disebut ”income effects”

(c) Penyesuaian lewat perubahan stok uang atau “mekanisme moneter” (akibat dari proses ini disebut “real balance effects”


A. Mekanisme Harga

Mekanisme Hume adalah mekanisme penyesuaian neraca pembayaran lewat perubahan harga – harga mekanisme harga ini bekerja secara penuh (dalam arti bisa membawa kembali neraca pembayaran ke posisi kesimbangan kembali) dalam system standar emas penuh. Kita sebutkan bahwa pada hakikatnya, mekanisme Hume masih bekerja dalam sistem – sistem moneter lain, hanya saja tidak secara penuh. Dalam sistem – sistem lain tidak bisa diharapkan bahwa mekanisme harga (Hume) saja bisa membawa neraca pembayaran kearah posisi keseimbangannya kembali. Proses penyesuaian kembali ke arah keseimbangan neraca pembayaran bersifat otomatis. Proses in berlaku bagi ketimpangan yg berupa defisit maupun surplus proses penyesuaian otomatis dalam neraca pembayaran (dalam system standar emas penuh) disebut mekanisme Hume sering pula disebut species flow mechanism karena dimulai dgn adanya aliran (flow) emas (species) dari suatu negara ke negara lain.


B. Mekanisme Pendapatan

Mekanisme penyesuaian melalui pendapatan nasional, atau singkatnya “mekanisme pendapatan”, menunjukkan adanya saluran lain bagi proses penyesuaian neraca pembayaran. Mekanisme ini didasarkan atas teori ekonomi makro dari Keynes, khususnya dilandaskan atas proses pelipat (multiplier) dalam teori tersebut. Proses penyeimbangan dapat pula berjalan melalui perubahan pendapatan & pengeluaran (proses multiplier). Proses ini dapat dijelaskan dgn menggunakan model Keynes buat ekonomi terbuka.


C. Mekanisme Moneter

Mekanisme Hume sebenarnya bukanlah murni mekanisme harga. Sebelum harga naik atau turun, terjadilah penyebabnya, yaitu aliran uang masuk atau keluar negeri. Apabila terjadi surplus maka uang yg mengalir masuk ke dalam negeri, sehingga stok uang didalam negeri bertambah. Apabila terjadi defisit maka uang akan mengalir keluar negeri, sehingga stok uang dalam negeri menurun. Perubahan stok uang ini selanjutnya mengakibatkan perubahan tingkat harga. Namun sebenarnya naik & turunnya stok uang tidak langsung mempengaruhi tingkat harga, tapi (sebelum itu) mempengaruhi pengeluaran agregat negara itu. Baru kemudian kenaikkan atau penurunan pengeluaran agregat akan mempengaruhi tingkat harga, setelah pengeluaran ini bertemu dgn penawaran (agregat) di pasar barang. Mekanisme moneter juga erat kaitannya dgn mekanisme pendapatan penyebab kita tahu dari teori makro bahwa tingkat pengeluaran agregat akhirnya mempengaruhi & dipengaruhi oleh tingkat pendapatan agregat. Meskipun mekanisme moneter berjalinan erat dgn kedua mekanisme lain, namun secara konsepsional mesti dibedakan baik dari mekanisme harga maupun mekanisme pendapatan.

2.6. Pengertian “Balance” dalam Neraca Pembayaran

Berdasarkan deficit & surplus neraca pemabayaran, dikatakan bahwa saldo neraca pembayaran selalu sama dgn nol. Sama dgn nol disini dapat diartikan terjadi keseimbangan antara pemasukan & pengeluaran dgn kata lain “balance”. Konsep “balance” dalam nareca pembayaran mempunyai arti yg berbeda-beda. Pada dasarnya ada empat pengertian balance, yaitu :

* Basic Balance

Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yg sedang berjalan ditambah transaksi modal jangka panjang. Basic balance akan berubah-ubah apabila terjadi perubhan yg prisipiil dalam perekonomian, seperti perubahan harga, kurs valuta asing, & pertumbuhan ekonomi. Perubahan dalam basic balance akan tercermin dalam perubahan aliran modal jangka pendek & selisih yg diperhitungkan (errors and Omissions). Dgn demikian basic balance memberikan informasi tentang akibat perubahan perekonomian terhadap neraca pembayaran, yakni akibatnya terhadap aliran modal jangka pendek.

* Balance transaksi “autonomous”

Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dgn aliran modal jangka pendek. Defisit atau surplus suatu neraca pembayaran dilihat dari balance transaksi autonomous yg kemudian tercermin dalam transaksi accommodating (yakni aliran modal pemerintah jangka pendek).

* Liquidity balance

Konsep ini dikembangkan di Amerika Serikat buat mengukur posisi neraca pembayarannya. Perbedaannya dgn balance transaksi aotunomous adalah didalam perlakuan terhadap pemilikan kekayaan (assets) jangka pendek. Kekayaan asing (misalnya surat-surat berharga jangka pendek atau deposito) yg dimilki oleh penduduk Amerika di[erhitungkan sebagai factor yg mempengaruhi ketidaksimbangan neraca pembayaran.

* Balance transaksi pemerintah jangka pendek

Konsep balance inipun diperkembangkan di Amerika Serikat. Menurut konsep ini, neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih yg diperhitungakan & rekening modal jangka pendek (sesudah dikurangi dgn modal amerika jangka pendek yg dimiliki oleh lembaga-lembaga moneter Negara lain). Ketidaksimbangan yg timbul dalam neraca pembayran diseimbangkan dgn cadangan modal pemerintah beserta model pemerintah jangka pendek yg dimiliki oleh lembaga-lembaga monoter asing.


Beberapa Konsep Balance untuk

Analisa Neraca Pembayaran Internasional
1. Basic Balance

1. Balance dalam transaksi yg sednag berjalan (current account).
2. Balance dalam rekening modal jangka panjang.
3. Basic Balance yg diimbangi dgn :
4. Balance dalam rekening modal jangka pendek.
5. Transaksi reserves pemerintah.
6. Selisih perhitungan.

2. Balance Transaksi Autonomous

1. Basic Balance .
2. Balance dalam trasnski modal jangka pendek.
3. Balance transaksi auotonomous, yg diimbangi dgn :
4. Transaksi reserves pemerintah.
5. Selisih perhitungan.

3. Liquidity Balance
1. Basic Balances
2. Modal jangka pendek yg dimiliki oleh penduduk sendiri.
3. Selisih perhitungan.
4. Liquidity balance, yg diimbangi dgn :
5. Transaksi reserves pemerintah.
6. Modal jangka pendek yg dimiliki oleh penduduk asing.


3. Balance Transaksi Pemerintah Jangka Pendek
1. Basic Balance
2. Balance dalam rekening modal jangka pendek.
3. Modal jangka pendek yg dimiliki oleh badan-ba& moneter asing.
4. Selisih perhitungan.
5. Balance transaksi pemerintah jangka pendek, yg diimbangi dgn :
6. Transaksi reserves pemerintah.
7. Modal jangka pendek yg dimiliki oleh badan-ba& monoter asing.


BAB III

KESIMPULAN


Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yg sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dgn penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau NPI adalah suatu catatan yg disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yg meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan & moneter antara penduduk (resident) suatu negara & penduduk luar negeri (rest of the world) buat suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, & lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang & jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yg bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dgn demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan & pengeluaran devisa beserta perubahan neto cadangan devisa. Sedangkan menurut Balance of Payments Manual (BPM) yg diterbitkan oleh IMF (1993), definisi balance of payment (BOP) secara umum dapat diartikan sebagai berikut.

Balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yg disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yg meliputi perdagangan barang / jasa, transfer keuangan & moneter antara penduduk (resident) suatu negara & penduduk luar negeri (rest of the world) buat suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP (balance of payment) merupakan suatu catatan sistematis yg disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yg dikenal sebagai” double-entry bookkeeping” sehingga setiap transaksi internasional yg terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit & sebagai transaksi debit.

Berdasarkan konvensi yg biasanya digunakan dalam sistem double-entry bookkeeping, transaksi yg tercatat dalam BOP terdiri atas perihal – perihal berikut.

1.

Credit entries (transaksi kredit)
1.

Export of goods and services (ekspor barang & jasa).
2.

Income receivable (penerimaan dari hasil investasi).
3.

Offset to real or financial resources provide (transfer).
4.

Increases in liabilities.
5.

Decreases in financial assets.
2.

Debit entries (transaksi debit)
1.

Import of goods and services (impor barang & jasa).
2.

Income payable (pembayaran atas hasil investasi).
3.

Offset to real or financial resources provide (transfer).
4.

Decreases in liabilities.
5.

Increases in financial assets.

Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca Pembayaran Internasional (NPI) atau Balance Of Payment (BOP) berguna sebagai berikut :

1.Buat membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yg terjadi antara penduduk dalam negeri & penduduk luar negeri.
2.Buat mengetahui struktur & komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
3.Buat mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubaungan ekonomi internasional
4.Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara
5.Sebagai salah satu indikator yg akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor buat memberikan bantuan keuangan, terutama negara yg mengalami kesulitan BOP.
6.Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan, GDP, & sebagainya.

Adapun jenis – jenis neraca pembayaran internasional yaitu sebagai berikut diantaranya :

1.Current account (neraca transaksi berjalan).
2.Balance of trade (neraca perdagangan).
3.Service account (neraca jasa).
4.Unrequited transfer.
5.Unilateral account (neraca transaksi sepihak)
6.Capital account (neraca modal).
7.Cadangan (reserve).

Ada beberapa transaksi yg mempengaruhi keseimbangan neraca pembayaran internasional yaitu :

1.Transaksi Barang & Jasa.
2.Transaksi Modal.
3.Transaksi Satu Arah.
4.Selisih perhitungan (errors and omission).
5.Lalu lintas Moneter

Tujuan penyusunan neraca pembayaran ini adalah buat memberitahukan kepada pemerintah & siapa saja yg membutuhkan atau berkepentingan mengenai posisi internasional dari negara yg bersangkutan secara keseluruhan. Data-data seperti ini sangat diperlukan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan moneter, fiscal, & perdagangan. Bagi kalangan swasta, data-data pada neraca pemabayaran itu juga penting buat menyusun perencanaan & strategi bisnis.

Tujuan analisa neraca pembayaran sangat berbeda-beda & perbedaan ini menentukkan pola analisanya. Kesukaraan timbul dalam penentuan secara umum pola analisa tersebut. Beberapa masalah atau kekeliruan yg sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain :

* Seringkali mengabaikan saling hubungan anatara transaksi internasional yg satu dgn yg lain, sehingga ketidaksimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dgn satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dgn yg lain.
* Surplus dalam transaksi yg sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar.
* Keputusan buat memberi bantuan (aid) sehrusnya lebih didasarjan pada kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan (misalnya diukur dgn penghasilan per kapita) bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayran. Seperti misalnya, Indonesia mempunyai surplus neraca pembayarannya & Inggris deficit, tidak berarti Indonesia memulai memberi bantuan pada Inggris.

TEORI-TEORI KOMUNIKASI

TEORI-TEORI KOMUNIKASI


1. Teori Model Lasswell

Salah satu teoritikus komunikasi massa yg pertama & paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yg sederhana & sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yg mana (in which channel), kepada siapa (to whom) & pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).


2. Teori Komunikasi dua tahap & pengaruh antar pribadi

Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dgn asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah & asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi & menentukan pendapat umum.


3. Teori Informasi atau Matematis

Salah satu teori komunikasi klasik yg sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon & Warren Weaver (1949, Weaver. 1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, & informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan & bagaimana transmitter menggunakan saluran & media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yg mana melihat kode sebagai sarana buat mengonstruksi pesan & menerjemahkannya (encoding & decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi & efisiensi proses. Proses yg dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yg bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yg lain. Jika efek yg ditimbulkan tidak sesuai dgn apa yg diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut buat mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi & sosiologi, & cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi.
Karya Shannon & Weaver ini kemudian banyak berkembang setelah Perang Dunia II di Bell Telephone Laboratories di Amerika Serikat mengingat Shannon sendiri adalah insiyiur di sana yg berkepentingan atas penyampaian pesan yg cermat melalui telepon. Kemudian Weaver mengembangkan konsep Shannon ini buat diterapkan pada semua bentuk komunikasi. Titik kajian utamanya adalah bagaimana menentukan cara di mana saluran (channel) komunikasi digunakan secara sangat efisien. Menurut mereka, saluran utama dalam komunikasi yg dimaksud adalah kabel telepon & gelombang radio.
Latar belakang keahlian teknik & matematik Shannon & Weaver ini tampak dalam penekanan mereka. Misalnya, dalam suatu sistem telepon, faktor yg terpenting dalam keberhasilan komunikasi adalah bukan pada pesan atau makna yg disampaikan-seperti pada mazhab semiotika, tapi lebih pada berapa jumlah sinyal yg diterima dam proses transmisi.

Penjelasan Teori Informasi Secara Epistemologi, Ontologi, & Aksiologi

Teori informasi ini menitikberatkan titik perhatiannya pada sejumlah sinyal yg lewat melalui saluran atau media dalam proses komunikasi. Ini sangat berguna pada pengaplikasian sistem elektrik dewasa ini yg mendesain transmitter, receiver, & code buat memudahkan efisiensi informasi.


4. Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory)
Phillip Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yg ada di dalam teori uses and gratification dgn menciptakan suatu teori yg disebutnya sebagai expectance-value theory (teori pengharapan nilai).
Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yg Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media --kepercayaan Anda tentang apa yg suatu medium dapat berikan kepada Anda & evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Sebagai contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj Bajuri menyediakan hiburan & Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dgn menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yg tak realistis & Anda tidak menyukai perihal seperti ini Anda akan menghindari buat melihatnya.

5. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach & Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Buat mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yg lebih jauh. Di dalam model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yg bersifat integral antara pendengar, media. & sistem sosial yg lebih besar.
Sejalan dgn apa yg dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yg berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan beserta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yg sama terhadap semua media.
Sumber ketergantungan yg kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media & institusi sosial itu saling berhubungan dgn khalayak dalam menciptakan kebutuhan & minat. Pada gilirannya perihal ini akan mempengaruhi khalayak buat memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yg menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.
Buat mengukur efek yg ditimbulkan media massa terhadap khalayak, ada beberapa metode yg dapat digunakan, yaitu riset eksperimen, survey & riset etnografi.


Riset Eksperimen
Riset eksperimen (experimental research) merupakan pengujian terhadap efek media dibawah kondisi yg dikontrol secara hati-hati. Walaupun penelitian yg menggunakan riset eksperimen tidak mewakili angka statistik secara keseluruhan, namun setidaknya perihal ini bisa diantisipasi dgn membagi obyek penelitian ke dalam dua tipe yg berada dalam kondisi yg berbeda.
Riset eksperimen yg paling berpengaruh dilakukan oleh Albert Bandura & rekan-rekannya di Stanford University pada tahun 1965. Mereka meneliti efek kekerasan yg ditimbulkan oleh tayangan sebuah film pendek terhadap anak-anak. Mereka membagi anak-anak tersebut ke dalam tiga kelompok & menyediakan boneka Bobo Doll, sebuah boneka yg terbuat dari plastik, di setiap ruangan. Kelompok pertama melihat tayangan yg berisi adegan kekerasan berulang-ulang, kelompok kedua hanya melihat sebentar & kelompok ketiga tidak melihat sama sekali.
Ternyata setelah menonton, kelompok pertama cenderung lebih agresif dgn melakukan tindakan vandalisme terhadap boneka Bobo Doll dibandingkan dgn kelompok kedua & ketiga. Perihal ini membuktikan bahwa media massa memiliki peran membentuk karakter khalayaknya.
Kelemahan metode ini adalah berkaitan dgn generalisasi dari hasil penelitian, karena sampel yg diteliti sangat sedikit, sehingga sering muncul pertanyaan mengenai tingkat kemampuannya buat diterapkan dalam kehidupan nyata (generalizability). Kelemahan ini kemudian sering diusahan buat diminimalisir dgn pembuatan kondisi yg dibuat serupa mungkin dgn keadaan di dunia nyata atau yg biasa dikenal sebagai ecological validity Straubhaar & Larose, 1997 :415).

Survey
Metode survey sangat populer dewasa ini, terutama kemanfaatannya buat dimanfaatkan sebagai metode dasar dalam polling mengenai opini publik. Metode survey lebih memiliki kemampuan dalam generalisasi terhadap hasil riset daripada riset eksperimen karena sampelnya yg lebih representatif dari populasi yg lebih besar. Selain itu, survey dapat mengungkap lebih banyak faktor daripada manipulasi eksperimen, seperti larangan buat menonton tayangan kekerasan seksual di televisi & faktor agama. Perihal ini akan diperjelas dgn contoh berikut.

Riset Ethnografi
Riset etnografi (ethnografic research) mencoba melihat efek media secara lebih alamiah dalam waktu & tempat tertentu. Metode ini berasal dari antropologi yg melihat media massa & khalayak secara menyeluruh (holistic), sehingga tentu saja relatif membutuhkan waktu yg lama dalam aplikasi penelitian.



6. Teori Agenda Setting

Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs & DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak buat menganggapnya penting. Jadi apa yg dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam perihal ini media diasumsikan memiliki efek yg sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dgn proses belajar bukan dgn perubahan sikap & pendapat.

7. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeach& Melvin L. DeFluer (1976), yg memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yg mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yg memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, & konflik pada tataran masyarakat,kelompok, & individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.

2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, & meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi buat suatu aktivitas beserta menyebabkan perilaku dermawan.


8. Teori Uses and Gratifications (Kegunaan & Kepuasan)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer & Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif buat memilih & menggunakan media tersebut. Dgn kata lain, pengguna media adalah pihak yg aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yg paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif buat memuaskan kebutuhannya.

Elemen dasar yg mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1) Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dgn (2) berbagai kombinasi antara intra & ekstra individu, & juga dgn (3) struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal individu, & (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yg menghasilkan (6) berbagai motif buat mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yg menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media & ( perbedaan pola perilaku lainnya, yg menyebabkan (9) perbedaan pola konsumsi, yg dapat memengaruhi (10) kombinasi karakteristik intra & ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula (11) struktur media & berbagai struktur politik, kultural, & ekonomi dalam masyarakat.


9. Teori The Spiral of Silence

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dgn pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, & persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dgn pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.


10. Teori Konstruksi sosial media massa

Gagasan awal dari teori ini adalah buat mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yg dibangun oleh Peter L Berrger & Thomas Luckmann (1966, The social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, & internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dgn lainnya di dalam masyrakat. Bangunan realitas yg tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, & simbolis atau intersubjektif.


11. Teori Difusi Inovasi

Teori difusi yg paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers & para koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yg menarik mengenai mengenai penyebaran dgn proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), & konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dgn agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yg bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu lama.
Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun buat dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah buat menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn, 1996 : 336).

12. Teori Kultivasi


Program penelitian teoritis lain yg berhubungan dgn hasil sosiokultural komunikasi massa dilakukan George Garbner & teman-temannya. Peneliti ini percaya bahwa karena televisi adalah pengalaman bersama dari semua orang, & mempunyai pengaruh memberikan jalan bersama dalam memandang dunia. Televisi adalah bagian yg menyatu dgn kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya, beritanya, & acara lain membawa dunia yg relatif koheren dari kesan umum & mengirimkan pesan ke setiap rumah. Televisi mengolah dari awal kelahiran predisposisi yg sama & pilihan yg biasa diperoleh dari sumber primer lainnya. Hambatan sejarah yg turun temurun yaitu melek huruf & mobilitas teratasi dgn keberadaan televisi. Televisi telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi & informasi sehari-hari (kebanyakan dalam bentuk hiburan) dari populasi heterogen yg lainnya. Pola berulang dari pesan-pesan & kesan yg diproduksi massal dari televisi membentuk arus utama dari lingkungan simbolis umum.

Garbner menamakan proses ini sebagai cultivation (kultivasi), karena televisi dipercaya dapat berperan sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan. Teori kultivasi sangat menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yg lain, televisi telah mendapatkan tempat yg sedemikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dgn cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi & sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996 : 254)


Referensi :

* Fisher, B. Aubrey, 1986, Teori-teori Komunikasi. Penyunting: Jalaluddin Rakhmat, Penerjemah: Soejono Trimo. Bandung: Remaja Rosdakarya.

* Mulyana, Dedy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Komunikasi & Ilmu Sosial Lainnya). Bandung: Remaja Rosdakarya.

* Buku, jurnal, & sumber dari internet yg relevan.




PERSIAPAN PBB MENGHADAPI PEMILU 2009

I. Pendahuluan

Perubaan UUD Negara Repblik Indonesia Tahun 1945 telah menguah system pemerintahan & system ketatanegaraan Repulik Indonesia . pasal 1 ayat (2) UUD 1945 setelah diubah,menetapkan ‘’kedaulatan berada di tangan rakyat dilaksanakan menurut undang-undang dasar ‘’,bereda dgn sebelumnya dimana ‘’kedaulatan berada di tengah rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh majelis permusyawarahan rakyat (MPR)’’.MPR adalah lembaga tertinggi Negara yg membagi-bagikan kekuasaanya kepada lemaga-lemaga tinggi Negara (distribution of power).setelah perubahan tidak dikenal lagi istilah lembaga tertinggi & tinggi Negara ,yg ada adalah lembaga-lembaga Negara .lembaga-lembaga Negara itu mempuai kedudukan yg sama & sederajat; fungsi-fungsi itu yg membedakan antara lembaga – lembaga Negara tersebut.lembaga-lembaga Negara inilah yg melaksanakan kedaulatan rakyat menurut undana-undang dasar. Buat mengisi lembaga Negara yg merupakan ba& perwakilan rakyat & pelaksanaan kedaulatan rakyar itulah dilaksanakan emilihan umum secara berkala lima tahun sekali ,terutama buat mengisi lembaga eksekutif & legislatif yg dipilih oleh rakyat secata langsug.

Pada era reformasi telah dua kali di selenggrakan pemilihan umum yg dinilai oleh para ahli semangat demokrtis.pemilu pertama pada tahu 1999 diikuti oleh 48 partai politik ,dari 48 partai politik erbeserta politik yg melewati elecktora treshold 2% hanya 2 partai ,termasuk PBB.pemilu kedua tahun 2004 diikuti 24 partai politik ,dari 24 partai politik perbeserta pemilu yg melewati threshold 3 % hanya 7 partai politik . PBB tidak melewati electoral threshold 3 % ,walaupun dari segi perolehan suara mengalami kenaikan bila dibandingkan dgn pemilu tahun 1999.pada pemilu 1999 PBB memperoleh 2.046.773 suara dgn peroleh kursi DPR sebanyak 13 ,sedangkan pada pemilu 2004 PBB memperoleh 2.984.737 suara dgn perolehan DPR kursi 11.perbedaan jumblah kursi PBB dgn jumblah perolehan suara ini di sebabkan karena perubahan system pemilu.

Sesuay ketentuan undang-undang pemilu 2008 Bab XXIII ketentuan perahlian pasal 315 yg berbunyi, partai politik pebeserta pemilu tahun 2004 yg memperoleh sekurang-kurangnya 3 % (3 perseratus ) jumblah kursi DPR atau memperoleh sekurang-kurangnya 4 % (4 per seratus ) jumblah kursi DPRD kabupaten/kota yg tersebar sekurang-kurangnya di ½ (setengah) jumblah kabupaten /kota seluruh indanesia ,ditetapkan sebagi partai politik pebeserta pemilu setelah pemilu tahun 2004.

Sedangkan pada pasal 316 berbunyi ,partai politik pebeserta pemilu 2004 yg tidak memenuhi ketentuan pasal 315 dapat mengikuti pemilu tahun 2009 dgn ketentuan.

A) .bergabung dgn partai politik pebeserta pemilu yg memenuhi ketentuan sebagai mana dimaksud dalam pasal 315;atau;

B) .bergabung dgn partai politik yg tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 315 & selanjutnya menggunakan nama & tanda gambar salah satu partai politik yg bergabung sehingga memenuhi perolehan minimal jumblah kursi ; atau.

C) .bergabung dgn partai politik yg tidak memenuhi ketentuan sebagaiman dimaksud dala pasal 315 dgn membentuk partai politik baru & nama tanda gambar baru sehingga memenuhi perolehan minimal jumblah kursi ; atau

D) .memiliki kursi di DPR RI hasil pemilu 2004 ; atau

E .memenuhi persyaratan verifikasi oleh KPU buat menjadi partai politik pebeserta pemilu sebagaimana ditentukan dalam undang – undang ini.

Berdasarkan asil penelitian LITBANG PBB, ketua umum dewan pimpinan pusat PBB meminta kepada KAPPU pusat, LITBANG & dewan pakar PBB buat menyusun stategi pemenang pemilu 2009 ,hasil kerja ketiga ba& khusus PBB tersebut menjadi acuan bagi tim perumus yg terdiri 7 orang yaitu, Zainul Bahar Nur,SE (wakil ketua umum DPP )Prof.Dr.Ir.Azis Darwis (ketua dewan pakar PBB) H. Nur Syamsi Nurlan ,SH,MA (ketu Litbang PBB)Drs.Ellya Yunus (Anggota litbang) Ir.H.Irwansyah tanjung (bendahara umum DPP PBB )& M.Tonas ,SE (unsure DPR RI buat menyusun STARTEGI PEMENNG PEMILU PBB TAHUN 2009.

II. Peta politik & SWOT analisis

Buat mememudahkan elakukan SWOT analisi terlebih dahulu tim melakukan pemetaan politik dalam membagi daerah propinsi menjadi 3 katagori yaitu :

* pertama katagori daerah kantong yg meliputi 10 propinsi ,yaitu NAD,SUMBAR,RIAU,SUMSEL,BABEL,JABAR,BANTEN,KALSEL,SULSEL,& NTB.
* kedua katagori daerah pertarungan yg meliputi 13 propinsi yaitu .SUMUT,JAMBI,BENGKULU,DIY,JATIM,KALTENG,KALTIM,SULTENG,SULTRA,GORONATALO,MALUKU,MALUKU UTARA,& IR JABAR katagori daerah harapan yg meliputi 10 propinsi yaitu lampung ,DKI Jakarta, jateng ,bali, Ntt, kalbar ,sulut, papua, kepri & SULBAR.
* Setelah melakukan pemetaan politik selanjutnya tim elakukan analisis SWOT terhadap PBB Strength (kekuatan)
* memiliki ejabat public di pusat & di daerah .
* merupakan the rulling party
* figure ketua umum& ketua majelis syura yg handal .
* dikenal sebagai partai reformis & moderen .
* pengusung syareat islam yg konsisten .
* sebagai penerus MASYUMI yg telah diakui oleh masyarakat.
* infra struktur partai telah terbentuk sampai kedaerah walaupun belum sempurna.
* tidak terlibat konflik internal yg menyebabkan perpecahan .
* konsistem dalam penegakan hokum.

Weakness (kelemahan)
* infra struktur partai masih belum sempurna terbentuk sampai ketingkat ranting .
* ketua umum dikenakan sebagai mentri kehutanan,bukan ketua umum PBB.
* issu syareat islam yg di usung tidak mendapatkan respon yg baik dari masyarakat.
* tidak mempunyai jaringan kepada media massa.
* tidak mencapai electoral threshold 3 %
* lemahya pencitaan partai
* partai tidak peduli kepada masyarakat bawah .
* kurangnya menjalin silahturahmi kepada tokoh masyarakat & ormas islam .
* tidak dapat memberdayakan seluruh organ partai .
* kurangnya integritas pengurus .
* kurang reaktif terhadap issu-issu keislaman .
* kurangnya melakukan advokasi terhadap rakyat kecil .
* belum memiliki grass-root yg jelas.
* pemahaman pengurus terhadap partai sangat rendah.

15. tidak ada upaya buat menggarap pemilihan pemula .

Opportunity (pelung)

* mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim.
* penambahan jumblah pemilih pemuda setiap tahun.
* adanya konplik interen & perpecahan pada beberapa partai kompetiton .
* memiliki tokoh intelekual yg di kenal yg dapat dapat memanfaatkan buat mempengaruhi public.
* memiliki hubungan yg baik dgn lembaga-lembaga islam yg dapat di manfaatkan buat memperluas pengaruh partai.

Thereat (ancaman)

* perubahan system & UU pemilu yg merugikan partai ,
* banyaknya competitor dari partai islm.
* perubahan persepsi & larinya pemilih PBB karena tidak lolos ET.
* black and negative campign dari competitor .
* stigmatisasi terhadap syaret islam yg berdampak pada citra PBB.
* serangan fajar & mony politic.
*

Pencurian suara secara tertutup di lembaga pelaksanan tertutup di lembaga pelaksanan pemilu.


Selanjutya akan dilakukan SWOT analisis pada setiap daerah pemilihan baik buat tigkat propinsi & kabupaten/kota dgn memperhitungkan kekuatan & kelemahan lawan beserta peluang & ancaman yg akan di adapi oleh setiap daerah tersebut.pekeraan ini akan dilakukan oleh teaga ahli diluar PBB

Berdasarkan SWOT analisis tersebut diatas disusunlah kebijakan ,strategi,program,& target perolehan suara/kursi PBB menghadapi pemilu tahun 2009 sebagai berikut.

1. KEBIJAKAN UMUM

A. meenangkan pemilu tahun 2009 dgn keadaan politik PARTAI BULAN BINTANG .
B. memenagkan pemilu tahun 2009 diamanahkan keada KAPPU denga segala perangkatnya.
C. Kemenangan pemilu tahun 2009 diwujudkan dgn jujur ,bersih ,kreatif & inovatif.
D. Berkopetisi dgn kekuatan politik lain secara terbuka & fastabiqul khairat.
E. Target perolehan suara nasional 10 %.

2. STRATEGI
a. mendeklaraskan partai bulan bintang (PBB)sebagai partai ‘’dakwah’’dan’’moderan’’
b. penguatan infrasruktur mesin partai secara terus menetus .
c. penggarapan & pengalangan ‘’konstituen’’dgn prioritas daerah pedesaan & pemilihan pemuda.
d. Pembentukan jaringan ,analisis & kemitraan dgn asas kebersamaan & cita-cita bersama.
e. Penggalan dana internal & eksternal yg halal & tidak mengikat


3. PROGRAM STRATEGIS
a. membangun mesin infratruktuar partai secara terus menerus samapi pada unit terkecil .
b. menggalag kekuatan & membina konstituen dgn menetapkan prioritas & target yg tertentu .
c. memperjuangkan aturan-aturan & ketentuan-ketentuan yg terkait dgn partia politik & pemilu.
d. Mempersiapkan & melakukan pembinaan kader,caleg,vote gatter,pembinaaan daerah ,saksi, dgn target yg telah ditetapkan.
e. Membangun analisis strategi & kemitraan dgn berbagai kekuatan yg memiliki kepentingan bersama buat membangun kehidupan umat.
f. Mempersiapkan subtasi kampanye sesuai visi & misi partai.
g. Mengumpulkan dana dari berbagi sumber sebesar RP 235 miliar.

4. TARGET
Adapun target 10 % perolehan kursi DPR/DPRD propinsi & kabupaten /kota yg di sebutkan pada kebijakan umum di atas adalah Total Target Kursi DPR sebanyak 56 kursi ,DPRD propinsi sebanyak 200 kursi.DPRD kobupaten / kota sebanyak 1300 kursi .( Rincianya Sebagai Berikut).

KEBIJAKAN STRATEGI PEMENANG PEMILU 2009

1. PENETAPAN AKHIR calon anggota legislative yag di rektur oleh KPU & pimpinan PARTAI pada masing – masing tindakan yg berpedoman pada juklat/juknis Rekturmen calon anggota legislative DILAKUKAN OLEH DEWAN PIMPINAN PUSAT ,melakukan pengawasan Pembina daerah pemilihan pusat yg ditugaskan ke daerah.

2. setiap 4 (empat) daerah pemilihan tingkat noasional, tingkat propinsi & tigkat kabupaten/kota ,urutan nomor satu disalah satu daerah pemilihan ditempati oleh calon perempuan .

3. penetapan calon terpilih suatu daerah pemilihan buat seluruh tingkat anggota legislative yaiu tingkat DPR-RI, DPRD Propinsi ,& DPRD kabupaten/kota berdasarkan suara terbanyak .ketentuan PARTAI ini paling lambat dilakukan 2/5 (dua setengah ) tahun setelah ditetapkan / dilantiknya anggota legislative terpilih berdasarkan undang-undang pemilu .
4. penetapan calon terpilih DPR RI yg didapat dari akumulasi sisa suara di propinsi diberikan pada calon yg berasal dari daerah pemilihan yg memiliki prosentasi (%) BPP terbesar dan/atau daerah pemilihan yg memiliki suara terbanyak .
5. pengaturan terhadap pendapataan anggota DPR-RI /DPRD Propinsi /DPRD Kab/Kota ,ditetapkan & dikontrol oleh PARTAI sebagai dana perjuangan ,dapat diperuntukan bagi PARTAI maupun calon tidak terpilih ,yg memenuhin kreteria penilain PARTAI.



VALIDITY AND RELIABILITY PAPER


CHAPTER ONE

VALIDITY

Validity refers to the degree to which a study accurately reflects or assesses the specific concept that the researcher is attempting to measure. While reliability is concerned with the accuracy of the actual measuring instrument or procedure, validity is concerned with the study's success at measuring what the researchers set out to measure.

Social science research differs from research in fields such as physics and chemistry for many reasons. One reason is that the things social science research are trying to measure are intangible, such as attitudes, behaviors, emotions, and personalities. Whereas in physics you can use a ruler to measure distance, and in chemistry you can use a graduated cylinder to measure volume, in social science research you cannot pour emotions into a graduated cylider or use a ruler to measure how big someone's attitude is (no puns intended).

As a result, social scientists have developed their own means of measuring such concepts as attitudes, behaviors, emotions, and personalities. Some of these techniques include surveys, interviews, assessments, ink blots, drawings, dream interpretations, and many more. A difficulty in using any method to measure a phenomenon of social science is that you never know for certain whether you are measuring what you want to measure.

Validity is an element of social science research which addresses the issues of whether the researcher is actually measuring what s/he says s/he is. As an example, let us pretend we want to measure attitude. A psychologist by the name of Kurt Goldstein developed a way to measure "abstract attitude" by assessing several different abilities in brain injury patients, such as ability to separate their internal experience from the external world, ability to shift from one task to another, and the ability to recognize an oragnized whole, to break it into component parts, and then reorganize it as before. Carl Jung defined attitude a introversion and extraversion. Raymond Cattell defined attitude in three components: intensity of interest, interest in an action, and interest in action toward an object (Hall & Lindzey, 1978).

Researchers should be concerned with both external and internal validity. External validity refers to the extent to which the results of a study are generalizable or transferable. (Most discussions of external validity focus solely on generalizability; see Campbell and Stanley, 1966. We include a reference here to transferability because many qualitative research studies are not designed to be generalized.)

Internal validity refers to (1) the rigor with which the study was conducted (e.g., the study's design, the care taken to conduct measurements, and decisions concerning what was and wasn't measured) and (2) the extent to which the designers of a study have taken into account alternative explanations for any causal relationships they explore (Huitt, 1998). In studies that do not explore causal relationships, only the first of these definitions should be considered when assessing internal validity.

Scholars discuss several types of internal validity. For brief discussions of several types of internal validity:

* Face Validity
* Criterion Related Validity
* Construct Validity
* Content Validity


KINDS OF VALIDITY

Face validity requires that your measure appears relevent to your construct to an innocent bystander, or more specifically, to those you wish to measure. Face validity can be established by your Mom - just ask her if she thinks your survey could adequately and completely assess someone's attitude. If Mom says yse, then you have face validity. However, you may want to take this one step further and ask individuals similar to those you wish to study if they feel the same way your Mom does about your survey. The reason for asking these people is that people can sometimes become resentful and uncooperative if they think they are being misrepresented to others, or worse, if they think you are misrepresenting yourself to them. For instance, if you tell people you are measuring their attitudes, but your survey asks them how much money they spend on alcohol, they may think you have lied to them about your study. Or if your survey only asks how they feel about negative things (i.e. if their car was stiolen, if they were beat up, etc.) they may think that you are going to find that these people all have negative attitudes, when that may not be true. So, it is important to establish face validity with your population of interest.

In order to have a valid measure of a social construct, one should never stop at achieving only face validity, as this is not sufficient. However one should never skip establishing face validity, because if you do not have it, you cannot achieve the other components of validity.

Content validity is very similar to face validity, except instead of asking your Mom or your target members of your population of interest, you must ask experts in the field (unless your Mom is an expert on attitude). The theory behind content validity, as opposed to face validity, is that experts are aware of nuances in the construct that may be rare or elusive of which the layperson may not be aware. For example, if you submitted your attitude survey to Kurt Goldstein for a content validity check, he may say you need to have something to assess whether your respondents can break something down into component parts, then resynthesize it, as this is an important aspect of attitude, and otherwise you have no content validity. Many studies procede following content validity acvhievement, however this does not necessarily mean the measures used are entirely valid. Criterion validity is a more rigorous test than face or content validity. Criterion validity means your attitude assessment can predict or agree with constructs external to attitude.

Two types of criterion validity exist:

Predictive validity- Can your attitude survey predict? For example, if someone scores high, indicating that they have a positive attitude, can high attitude scores also be predictive of job promotion? If you administer your attitude survey to someone and s/he rates high, indicating a posotive attitude, then alter that week s/he is fired from his/her job and his/her spouse divorces him/her, you may not have predictive validity.

Concurrent validity- Does your attitude survey give scores that agree with other things that go along with attitude? For example, if someone scores low, indicating that they ahve a negative attitude, are low attitude scores concurrent with (happen at the same time as) negative remarks from that person? High bolld pressure? If you administer your attutude survey to someone who is cheerful and smiling a lot, but they rate low, indicating a negative attitude, your survey may not have concurrent validity.

Finally, the most rigorous validity test you can put your attitude survey through is the construct validity check. Do the scores your survey produce correlate with other related constructs in teh anticipated manner? For example, if your attitude survey has construct validity, lower attitude scores (indicating negative attitude) should correlate negatively with life satisfaction survey scores, nd positively with life stress scores.


CHAPTER TWO

RELIABILITY


In statistics, reliability is the consistency of a set of measurements or measuring instrument. Reliability does not imply validity. That is, a reliable measure is measuring something consistently, but not necessarily what it is supposed to be measuring. For example, while there are many reliable tests of specific abilities, not all of them would be valid for predicting, say, job performance.


THEORY OF RELIABILITY

Reliability is intimately related to the concept of random error of measurement. It is generally accepted that all measurements of human qualities contain some error. When one administers a tes to a students, he secures a score which can be called the observed score. If he had tested this student on some other occasion with the same instrument, he probably would not have obtained the same observed score.


THE RELIABILITY INDICES

There are four commonly used methods for estimating the reliability of a test. Three of them : test retest, equivalent forms, and split half are based on correlational procedures.



KIND OF REALIBILILITY

TEST-RETEST RELIABILITY

An obvious way to estimate the realibility of a test is to administer it to the same group on two occaions and correlate thepaired scores. For measure realibilty of test we can give a test to same subject twice or more in the different time then combine them. For combine the result of both of test, it can used the korelation of pearson product moment. This reliability coefficient, because it is indicative of the consistency of subjects in time, is referred to as the coefficient of stability. A disadvantage of this procedure arises from the fact that human qualities and characteristics are continually changing. It may happen that some of the individuals who take the tests improve their marksmanship through practice, but for some reason the marksmanship of others deteriorates. The test- retest technique, therefore, is not appropriate in any situation in which memory may play a role. It’s use in schools is largely restricted to measures of physical fitness and athletic prowess.


EQUIVALENT-FORMS RELIABILITY

The equivalent- forms technique of estimating reliability, which is also referred to as the alternate- or parallel- forms technique, is used when it is probable that subject will recall their responses to the test items. If the two forms are administered at essentially the same time ( in immediate succession ), the resulting reliability coefficient is called the coefficient of equivalence. If subjects are tested with one form on one occasion and with another form on a second occasion and their scores on the two forms are correlated, the resulting coefficient is called the coefficient of stability and equivalence. The equivalent- forms technique is recommended when one wishes to avoid the problem of recall or practice effect and in cases when one has available a large number of test items from which to select equivalent samples. It is generally considered that the equivalent – forms procedure provides the best estimate of the reliability of academic and psychological measures.

SPLIT-HALF RELIABILITY

It is possible to get a measure of reliability from a single administration of one form of a test by using split half procedures. The test is administered to a group of subjects, and later the items are divided into two comparable halves. Scores are obtained for each individual on the comparable halves and a coefficient of correlation calculated between these two scores.

A problem with this procedure is in splitting the test to obtain two comparable halves. If, through item analysis, one establishes the difficulty level of each item, one can place the items into two groups on the basis of equivalent difficulty and similarity of content. To transform the split-half correlation into an appropriate reliability estimate for the entire test , the Spearman- Brown prophecy formula is employed :


CHAPTER III

STEPS TO INCREASE VALIDITY AND REALIBILITY


Ways for increase validity and realibility on quantitatifi research. There are 6 srep that have to consideration in order to yhe instrument is used in research can fulfil the element of validity and realibility :
1. Look out the aspect that develop in that instrument
2. Developing the questions
3. Collecting the data
4. Perfecting the instrument
5. Looking for reability with new data
6. Looking for construct validity

Ways for increase validity and reability on qualitatif triangulasi is combine of two method or more on collecting the data, it is used to increase the data or make a appropriate conclusion.

There are many kind of triangulasi “ Cohen and Manion (1980)

1. Time triangulasi
2. Place triangulasi
3. Theory triangulasi
4. Method triangulasi
5. Research triangulasi



CONCLUSION

Validity refers to the degree to which a study accurately reflects or assesses the specific concept that the researcher is attempting to measure.

Scholars discuss several types of internal validity. For brief discussions of several types of internal validity:

* Face Validity
* Criterion Related Validity
* Construct Validity
* Content Validity

reliability is the consistency of a set of measurements or measuring instrument. Reliability does not imply validity.


KINDS OF REALIBILILITY

1. Test-retest reliability
2. Equivalent-forms reliability
3. Split-half reliability


Ways for increase validity and realibility on quantitatifi research

1. Look out the aspect that develop in that instrument
2. Developing the questions
3. Collecting the data
4. Perfecting the instrument
5. Looking for reability with new data
6. Looking for construct validity


Ways for increase validity and realibility on qualitative research

1. Time triangulasi
2. Place triangulasi
3. Theory triangulasi
4. Method triangulasi
5. Research triangulasi



REFERENCES



AG. BAMBANG SETIYADI 2006. Metode Penelitian Buat Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif & kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.


DONALD ARY 1972. Introduction To Research In Education.USA




MATEMATIKA REALISTIS

BAB I

PENDAHULUAN


1. Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yg semakin dirasakan interkasinya dgn bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi & teknologi. Peran matematika dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu & perlatan yg digunakan. Ilmu matematika sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi, pertanian, & di banyak bidang sosial maupun teknik. Mengingat peranan matematika yg semakin besar dalam tahun-tahun mendatang, tentunya banyak sarjana matematika yg sangat dibutuhkan yg sangat terampil, andal, kompeten, & berwawasan luas, baik di dalam disiplin ilmunya sendiri maupun dalam disiplin ilmu lainnya yg saling menunjang. Buat menjadi sarjana matematika tidaklah mudah, mesti benar-benar serius dalam belajar, selain mesti belajar matematika, kita juga mesti mempelajari bidang-bidang ilmu lainnya. Sehingga, jika sudah menjadi sarjana matematika yg dalam segala bidang bisa maka sangat mudah buat mencari pekerjaan.

Kata matematika berasal dari kata “mathema” dalam bahasa Yunani yg diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan atau belajar.” Disiplin utama dalam matematika di dasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran tanah, & memprediksi peristiwa dalam astronomi. Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dgn ketiga pembagian umum bidang matematika yaitu studi tentang struktur, ruang, & perubahan. Pelajaran tentang struktur yg sangat umum dimulai dalam bilangan natural & bilangan bulat, beserta operasi aritmatikanya, yg semuanya dijabarkan dalam aljabar dasar. Sifat bilangan bulat yg lebih mendalam dipelajari dalam teori bilangan. Ilmu tentang ruang berawal dari geometri. & pengertian dari perubahan pada kuantitas yg dapat dihitung adalah suatu perihal yg biasa dalam ilmu alam & kalkulus.

Dalam perdagangan sangat berkaitan erat dgn matematika karena dalam perdagangan pasti akan ada perhitungan, di mana perhitungan tersebut bagian dari matematika. Secara tidak sadar ternyata semua orang menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari seperti jika ada orang yg sedang membangun rumah maka pasti orang tersebut akan mengukur dalam menyelesaikan pekerjaannya itu. Oleh karena itu matematika sangat bermanfaat sekali dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yg bersifat abstrak ini dapat menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Prestasi matematika siswa baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan. Dalam pembelajaran matematika siswa belum bermakna, sehingga pengertian siswa tentang konsep sangat lemah.

“Menurut Jenning & Dunne (1999) mengatakan bahwa, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real.” Perihal ini yg menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena dalam pembelajaran matematika kurang bermakna, & guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dgn skema yg telah dimiliki oleh siswa & siswa kurang diberikan kesempatan buat menemukan kembali ide-ide matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata, anak dgn ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas sangat penting dilakukan agar pembelajaran matematika bermakna.

Menurut Van de Henvel-Panhuizen (2000), bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari, maka anak akan cepat lupa & tidak dapat mengaplikasikan matematika. Salah satu pembelajaran matematika yg berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari & menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran matematika realistik.

Pembelajaran matematika relaistik pertama kali diperkenalkan & dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Pembelajaran matematika mesti dekat dgn anak & kehidupan nyata sehari-hari.

Biasanya ada sebagian siswa yg menganggap belajar matematika mesti dgn berjuang mati-matian dgn kata lain mesti belajar dgn ekstra keras. Perihal ini menjadikan matematika seperti “monster” yg mesti ditakuti & malas buat mempelajari matematika. Apalagi dgn dijadikannya matematika sebagai salah satu diantara mata pelajaran yg diujikan dalam ujian nasional yg merupakan syarat bagi kelulusan siswa-siswi SMP maupun SMA, ketakutan siswa pun makin bertambah. Akibat dari pemikiran negatif terhadap matematika, perlu kiranya seorang guru yg mengajar matematika melakukan upaya yg dapat membuat proses belajar mengajar bermakna & menyenangkan. Ada beberapa pemikiran buat mengurangi ketakutan siswa terhadap matematika.

Salah satunya dgn cara pembelajaran matematika realistik dimana pembelajaran ini mengaitkan & melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata yg pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, beserta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Dgn pendekatan RME tersebut, siswa tidak mesti dibawa ke dunia nyata, tapi berhubungan dgn masalah situasi nyata yg ada dalam pikiran siswa. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yg mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya.

Pembelajaran sekarang ini selalu dilaksanakan di dalam kelas, dimana siswa kurang bebas bergerak, cobalah buat memvariasikan strategi pembelajaran yg berhubungan dgn kehidupan & lingkungan sekitar sekolah secara langsung, sekaligus mempergunakannya sebagai sumber belajar. Banyak perihal yg bisa kita jadikan sumber belajar matematika, yg penting pilihlah topik yg sesuai misalnya mengukur tinggi pohon, mengukur lebar pohon & lain sebagainya.

Siswa lebih baik mempelajari sedikit materi sampai siswa memahami, mengerti materi tersebut dari pada banyak materi tapi siswa tidak mengerti tersebut. Meski banyak tuntutan pencapaian terhadap kurikulum sampai daya serap namun dgn alokasi yg terbatas. Jadi guru mesti memberanikan diri menuntaskan siswa dalam belajar sebelum ke materi selanjutnya karena perihal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman siswa dalam belajar matematika.

Kebanyakan siswa, belajar matematika merupakan beban berat & membosankan, jadinya siswa kurang termotivasi, cepat bosan & lelah. Adapun beberapa cara yg dapat dilakukan buat mengatasi perihal di atas dgn melakukan inovasi pembelajaran. Beberapa cara yg dapat dilakukan antara lain memberikan kuis atau teka-teki yg mesti ditebak baik secara berkelompok ataupun individu, memberikan permainan di kelas suatu bilangan & sebagainya tergantung kreativitas guru. Jadi buat mempermudah siswa dalam pembelajaran matematika mesti dihubungkan dgn kehidupan nyata yg terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.


2. Tujuan Penulisan

Suatu pembelajaran matematika tidaklah sulit, ada cara buat mempermudah dalam belajar matematika yaitu dgn cara Pembelajaran Matematika Realistik. Dimana pembelajaran ini menghubungkan dgn kehidupan sehari-hari. Dalam penulisan makalah ini bertujuan:

1. Buat mempermudah siswa dalam belajar matematika dapat menggunakan dalam pembelajaran matematika realistik.
2. Guru dalam menyampaikan materi mesti mempunyai strategi dalam pembelajaran matematika, supaya siswa tidak bosan dalam pembelajaran matematika.
3. Supaya siswa mengetahui betapa menyenangkan mempelajari matematika.
4. Buat mengetahui lebih jelas lagi tentang pembelajaran matematika realistik.
5. Buat memaparkan secara teori pembelajaran matematika realistik.
6. Buat pengimplementasian pembelajaran matematika realistik.
7. Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dgn pengertian.

Pertanyaan Penulisan

1. Apa yg dimaksud dgn pembelajaran matematika realistik?
2. Bagaimana cara strategi seorang guru dalam pembelajaran matematika supaya siswa menyukai pembelajaran matematika?
3. Kenapa matematika tidak disukai oleh siswa?
4. Karakteristik apa saja yg ada dalam RME?
5. Mengapa siswa selalu lupa dgn konsep yg telah dipelajari?

BAB II

PEMBAHASAN


1. Matematika Realistik (MR)

Matematika realistik yg dimaksudkan dalam perihal ini adalah matematika sekolah yg dilaksanakan dgn menemaptkan realitas & pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Pembelajaran matematika realistik di kelas berorientasi pada karakteristik RME, sehingga siswa mempunyai kesempatan buat menemukan kembali konsep-konsep matematika. & siswa diberi kesempatan buat mengaplikasikan konsep-konsep matematika buat memecahkan masalah sehari-hari. Karakteristik RME menggunakan: konteks “dunia nyata”, model-model, produksi & kontruksi siswa, interaktif & keterkaitan. (Trevers, 1991; Van Heuvel-Panhuizen, 1998). Di sini akan mencoba menjelaskan tentang karakteristik RME.

Menggunakan konteks “dunia nyata” yg tidak hanya sebagai sumber matematisasi tapi juga sebagai tempat buat mengaplikasikan kembali matematika. Pembelajaran matematika realistik diawali dgn masalah-masalah yg nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung. Proses pencarian (inti) dari proses yg sesuai dari situasi nyata yg dinyatakan oleh De Lange (1987) sebagai matematisasi konseptual. Dgn pembelajaran matematika realistik siswa dapat mengembangkan konsep yg lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat mengaplikasikan konep-konsep matematika ke bidang baru & dunia nyata. Oleh karena itu buat membatasi konsep-konsep matematika dgn pengalaman sehari-hari perlu diperhatikan matematisasi pengalaman sehari-hari & penerapan matematika dalam sehari-hari.


Menggunakan model-model (matematisasi) istilah model ini berkaitan dgn model situasi & model matematika yg dikembangkan oleh siswa sendiri. & berperan sebagai jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari matematika informal ke matematika formal. Artinya siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah. Model situasi merupakan model yg dekat dgn dunia nyata siswa. Generalisasi & formalisasi model tersebut. Melalui penalaran matematika model-of akan bergeser menjadi model-for masalah yg sejenis. Pada akhirnya akan menjadi model matematika formal.

Menggunakan produksi & konstruksi streefland (1991) menekankan bahwa dgn pembuatan “produksi bebas” siswa terdorong buat melakukan refleksi pada bagian yg mereka anggap penting dalam proses belajar. Strategi-strategi formal siswa yg berupa prosedur pemecahan masalah konstekstual merupakan sumber inspirasi dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut yaitu buat mengkonstruksi pengetahuan matematika formal.

Menggunakan interaktif. Interaktif antara siswa dgn guru merupakan perihal yg mendasar dalam pembelajaran matematika realistik. Bentuk-bentuk interaktif antara siswa dgn guru biasanya berupa negoisasi, penjelasan, pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan, digunakan buat mencapai bentuk formal dari bentuk-bentuk informal siswa.

Menggunakan keterkaitan dalam pembelajaran matematika realistik. Dalam pembelajaran ada keterkaitan dgn bidang yg lain, jadi kita mesti memperhatikan juga bidang-bidang yg lainnya karena akan berpengaruh pada pemecahan masalah. Dalam mengaplikasikan matematika biasanya diperlukan pengetahuan yg kompleks, & tidak hanya aritmatika, aljabar, atau geometri tapi juga bidang lain.

2. Pembelajaran Matematika Realistik

Pembelajaran matematika realistik merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan matematika. Teori pembelajaran matematika realistik pertama kali diperkenalkan & dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Freudentperihal berpendapat bahwa matematika mesti diartikan dgn realita & matematika merupakan aktivitas manusia. Dari pendapat Freudentperihal memang benar alangkah baiknya dalam pembelajaran matematika mesti ada hubungannya dgn kenyataan & kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu manusia mesti diberi kesempatan buat menemukan ide & konsep matematika dgn bimbingan orang dewasa. Matematika mesti dekat dgn anak & kehidupan sehari-hari. Upaya ini dilihat dari berbagai situasi & persoalan-persoalan “realistik”. Realistik ini dimaksudkan tidak mengacu pada realitas pada realitias tapi pada sesuatu yg dapat dibayangkan.

Adapun menurut pandangan konstruktifis pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan kepada siswa buat mengkonstruksi konsep-konsep matematika dgn kemampuan sendiri melalui proses internalisasi. Guru dalam perihal ini berperan sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran matematika guru memang mesti memberikan kesempatan kepada siswa buat menemukan sendiri konsep-konsep matematika dgn kemampuan siswa sendiri & guru terus memantau atau mengarahkan siswa dalam pembelajaran walaupun siswa sendiri yg akan menemukan konsep-konsep matematika, setidaknya guru mesti terus mendampingi siswa dalam pembelajaran matematika.

Menurut Davis (1996), pandangan konstruktivis dalam pembelajaran matematika berorientasi pada:

1. Pengetahuan dibangun dalam pikiran melalui proses asimilasi atau akomodasi.
2. Dalam pengerjaan matematika, setiap langkah siswa dihadapkan kepada apa.
3. Informasi baru mesti dikaitkan dgn pengalamannya tentang dunia melalui suatu kerangka logis yg mentransformasikan, mengorganisasikan, & menginterpretasikan pengalamannya.
4. Pusat pembelajaran adalah bagaimana siswa berpikir, bukan apa yg mereka katakan atau tulis.

Pendapat Davis tersebut, dalam pembelajaran matematika siswa mempunyai pengetahuan dalam berpikir melalui proses akomodasi & siswa juga mesti dapat menyelesaikan masalah yg akan dihadapinya. Siswa mengetahui informasi baru dikaitkan dgn pengalaman sehari-hari secara logis, dalam pembelajaran ini mesti bisa memahami & berpikir sendiri dalam menyelesaikan masalah tersebut, jadi tidak tergantung kepada guru, siswa juga dapat mempunyai cara tersendiri buat menyelesaikan masalah.

Konstruktivis ini dikritik oleh Vygotsky, yg menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut konstruktisme sosial (Taylor, 1993; Wilson, Teslow & Taylor, 1993; Atwel, Bleicher & Cooper, 1998). Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) & scaffolding. Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yg didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri & tingkat perkembangan potensial yg didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerja sama dgn teman sejawat yg lebih mampu. Scraffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan & memberi kesempatan buat mengambil alih tanggung jawab yg semakin besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997). Jadi Zone of Proximal Development ini ada siswa yg menyelesaikan masalah secara sendiri, & ada siswa yg menyelesaikan masalah mesti dgn persetujuan orang dewasa. Sedangkan scraffolding mempunyai tahap-tahap pembelajaran, dalam pembelajaran awal siswa dibantu, tapi bantuan itu sedikit demi sedikit dikurangi. Setelah itu siswa diberikan kesempatan buat menyelesaikan masalah sendiri & mempunyai tanggung jawab yg semakin besar setelah siswa dapat melakukannya. Scraffolding merupakan bantuan yg diberikan kepada siswa buat belajar memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, & tindakan-tindakan lain yg memungkinkan siswa itu belajar mandiri.

Prinsip penemuan dapat diinspirasikan oleh prosedur-prosedur pemcahan informal, sedangkan proses penemuan kembali menggunakan konsep matematisasi. Ada dua jenis matematisasi diformlasikan oleh Treffers (1991), yaitu matematisasi horizontal & vertikal. Contoh matematisasi horizontal adalah pengidentifikasian, perumusan, & penvisualisasian masalah dalam cara-cara yg berbeda & pentransformasian masalah dunia real ke dunia matematika. Contoh matematisasi vertikal adalah representasi hubungan-hubungan dalam rumus, perbaikan & penyelesaian model matematika, penggunaan model-model yg berbeda & penggeneralisasian. Kedua jenis ini mendapat perhatian seimbang, karena kedua matematisasi ini mempunyai nilai yg sama. Berdasarkan matematisasi horizontal & vertikal, pendekatan dalam pendidikan matematika dibedakan menjadi empat jenis yaitu mekanistik, empiristik, strukturalistik, & realistik.

Pendekatan mekanistik adala pendekatan secara tradisional & didasarkan pada apa yg diketahui & pengalaman sendiri. Pendekatan empiristik adalah suatu pendekatan dimana konsep-konsep matematika tidak diajarkan & siswa diharapkan dapat menemukan sendiri melalui matematisasi horizontal, pendekatan strukturalistik adalah suatu pendekatan yg menggunakan sistem formal, misalnya dalam pengajaran penjumlahan secara panjang perlu didahului dgn nilai tempat, sehingga suatu konsep dicapai melalui matematisasi vertikal. Pendekatan realistik adalah suatu pendekatan yg menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran. Melalui aktivitas matematisasi horizontal & vertilal diharapkan siswa dapat menemukan konsep-konsep matematika.

Filsafat konstruktivis sosial memandang kebenaran matematika tidak bersifat absolut & mengidentifikasi matematika sebagai hasil dari pemecahan masalah & pengajuan masalah oleh manusia (Ernest, 1991). Dalam pembelajaran matematika, Cobb, Yackel & Wood (1992) menyebutnya dgn konstruktivisme sosio. Siswa berinteraksi dgn guru, & berdasarkan pada pengalaman informal siswa mengembangkan strategi-strategi buat merespon masalah yg diberikan. Karakteristik pendekatan konstrutivis sosio ini sangat sesuai dgn karakteristik RME. Konsep ZPD & Scraffolding dalam pendekatan konstruktivis sosio, di dalam pembelajaran matematika realistik disebut dgn penemuan kembali terbimbing. Menurut Graevenmeijer (1994) walaupun kedua pendekatan ini mempunyai kesamaan tapi kedua pendekatan ini dikembangkan secara terpisah. Perbedaan keduanya adalah pendekatan konstruktivis sosio merupakan pendekatan pembelajaran yg bersifat umum, sedangkan pembelajaran matematika realistik merupakan pendekatan khusus yaitu hanya dalam pembelajaran matematika.

3. Implementasi pembelajaran Matematika Realistik

Buat memberikan gambaran tentang implementasi pembelajaran matematika realistik, misalnya diberikan contoh tentang pembelajaran pecahan di sekolah dasar (SD). Sebelum mengenalkan pecahan kepada siswa sebaiknya pembelajaran pecahan dapat diawali dgn pembagian menjadi bilangan yg sama misalnya pembagian kue, supaya siswa memahami pembagian dalam bentuk yg sederhana & yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa benar-benar memahami pembagian setelah siswa memahami pembagian menjadi bagian yg sama, baru diperkenalkan istilah pecahan. Pembelajaran ini sangat berbeda dgn pembelajaran bukan matematika realistik dimana siswa sejak awal dicekoki dgn istilah pecahan & beberapa jenis pecahan.

Pembelajaran matematika realistik diawali dgn dunia nyata, agar dapat memudahkan siswa dalam belajar matematika, kemudian siswa dgn bantuan guru diberikan kesempatan buat menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Setelah itu, diaplikasikan dalam masalah sehari-hari atau dalam bidang lain.


4. Kaitan Antara Pembelajaran Matematik Realistik dgn Pengertian

Kalau kita perhatikan para guru dalam mengajarkan matematika senantiasa terlontar kata “bagaimana, apa mengerti?” siswa pun buru-buru menjawab mengerti. Siswa sering mengeluh, seperti berikut,”pak…pada disaat di kelas saya mengerti penjelasan bapak,tapi begitu sampai dirumah saya lupa,”atau” pak…pada disaat dikelas saya mengerti contoh yg bapak berikan, tapi saya tidak bisa menyelesaikan soal-soal latihan”.

Apa yg dialami oleh siswa pada ilustrasi diatas menunjukkan bahwa siswa belum mengerti atau belum mempunyai pengetahuan konseptual. Siswa yg mengerti konsep dapat menemukan kembali konsep yg mereka lupakan.

Mitzell(1982) mengatakan bahwa, hasil belajar siswa secara langsung dipengaruhi oleh pengalaman siswa & faktor internal. Pengalaman belajar siswa dipengaruhi oleh unjuk kerja guru. Bila siswa dalam belajarnya bermakna atau terjadi kaitan antara informasi baru dgn jaringan representasi, maka siswa akan mendapatkan suatu pengertian. Mengembangkan pengertian merupakan tujuan pengajaran matematika. Karena tanpa pengertian orang tidak dapat mengaplikasikan prosedur, konsep, ataupun proses. Dgn kata lain, matematika dimengerti bila representasi mental adalah bagian dari jaringan representasi (Hieber & carpenter,1992). Matematika bukan hanya dimengerti tapi mesti benar-benar memahami persoalan yg sedang dihadapi. Umumnya sejak anak-anak orang telah mengenal ide matematika. Melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari mereka mengembangkan ide-ide yg lebih kompleks, misalnya tentang bilangan, pola, bentuk, data, ukuran,& sebagainya. Anak sebelum sekolah belajar ide matematika secara alamiah. Perihal ini menunjukkan bahwa siswa datang kesekolah bukanlah dgn kepala “kosong” yg siap diisi dgn apa saja. Pembelajaran disekolah akan lebih bermakna bila guru mengaitkan dgn apa yg telah diketahui anak. Pengertian siswa tentang ide matematika dapat dibangun melalui sekolah, jika mereka secara aktif mengaitkan dgn pengetahuan mereka. Hanna & yackel (NCTM,2000) mengatakan bahwa belajar dgn pengertian dapat ditingkatkan melalui interaksi kelas & interaksi sosial dapat digunakan buat memperkenalkan keterkaitan di antara ide-ide & mengorganisasikan pengetahuan kembali. Dalam pembelajaran guru haruslah berinteraksi dgn siswa, agar siswa lebih mudah memahami apa yg telah diajarkan, tentunya dalam pembelajaran mesti dikaitkan dgn kehidupan nyata buat memudahkan siswa dalam belajar.


Pembelajaran matematika realistik memberikan kesempatan kepada siswa buat menemukan kembali & memahami konsep-konsep matematika berdasarkan pada masalah realistik yg diberikan oleh guru. Situasi realistik dalam masalah memungkinkan siswa menggunkan cara-cara informal buat menyelesaikan masalah. Cara-cara informal siswa yg merupakan produksi siswa memegang peranan penting dalam penemuan kembali & memahami konsep. Perihal ini berarti informasi yg diberikan kepada siswa telah dikaitkan dgn skema anak. Melalui interaksi kelas keterkaitan skema anak akan menjadi lebih kuat. Dgn demikian, pembelajaran matematika realistik akan mempunyai kontribusi yg sangat tinggi dgn pengertian siswa.

BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai simpulan dapat disampaikan beberapa hal. Matematika realistik merupakan matematika sekolah yg dilaksanakan dgn menempatkan realitas & pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran & melalui matematisasi horisontal-vertikal siswa diharapkan dapat menemukan & merekonstruksi konsep-konsep matematika. Selanjutnya siswa diberi kesempatan menerapkan konsep-konsep matematika buat memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Dgn kata lain pembelajaran matematika realistik berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari & menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa belajar dgn bermakna (pengertian).

Pembelajaran matematika realistik berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator & motivator, sehingga memerlukan paradigma yg berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, & apa yg dipelajari oleh siswa dgn paradigma pembelajaran matematika selama ini. Karena itu, perubahan persepsi guru tentang mengajar perlu dilakukan bila ingin mengimplementasikan pembelajaran mateamtika realistik. Sesuai dgn simpulan diatas maka disarankan :

1. Kepada pakar atau pecinta pendidikan matematika buat melakukan penelitian-penelitian yg berorientasi pada pembelajaran matematika realistik sehingga diperoleh global theory pembelajaran matematika realistik yg sesuai dgn sosial budaya Indonesia.
2. Kepada guru-guru matematika buat mencoba pengimplementasikan pembelajaran matematika realistik secara bertahap, misalnya mulai dgn memberikan masalah-masalah realistik buat memotivasi siswa menyampaikan pendapat.

Marilah kita tingkatkan lagi dalam belajar matematika dgn cara kenyataan & kehidupan sehari-hari, agar mudah dipahami oleh siswa, sehingga siswa menyukai matematika & matematika tidak sulit. Dgn pembelajaran MR para siswa akan mudah memahami karena dikaitkan dgn kehidupan sehari-hari.

Categories

20HadiahLebaran aceh active Ada ada saja adsense aids air tanah anak antik Artikel Artis asma Bahasa bahasaindonesia baju band batuk bayi bekas belajar bencana Berita Berita Ringan big panel biologi bisnis bisnis online Blog Bola budidaya buku bunga burner burung cerai Cerpen chandra karya Cinta ciri cpns cuti cv daerah desain di jual diare diet coke diet plan dinas domisili ekonomi email euro exterior fashion fat Film FISIP foke forex format FPI furniture gambar game gejala gempa geng motor geografi gigi ginjal Girlband Indonesia graver GTNM gunung gurame guru haga haki hamil harga hasil hepatitis hernia hiv Hukum hunian ibu ijin ikan indonesia Info Informasi Information Inggris Inspirational interior Internet Intertainment izin jadwal jakarta janin jantung jati Joke jokowi kamar kamarmandi kampus kantor. karyailmiah keguguran kemenag kemenkes kendala kerja kesanggupan kesenian kesepakatan keterangan kisi kkm klaim Komik Komputer kontrak kop korea lagu lamaran lambung legalisir lemari Lifestyle ligna Linux lirik Lirik Lagu Lowongan Kerja magang mahasiswa makalah Malignant Fibrous Hystiocytoma marketing Matematika mebel medan meja melahirkan menikah merk mesothelioma mesothelioma data mimisan mimpi minimalis Misteri mobil modern modul motivasi motor mp3 mual mulut mutasi Naruto news ngidam nikah nisn noah nodul nomor surat Novel novil Olah Raga Olahraga olympic opini pagar panggilan paper paspor paud pelatihan pembelian pemberitahuan pemerintah penawaran pendidikan pengantar pengertian pengesahan pengetahuan pengumuan pengumuman pengumumna Pengunduran pengurusan penyakit penyebab perjanjian perkembangan Permohonan pernyataan perpanjangan persiapan bisnis Pertanian perumahan perusahaan perut peta phones photo Pidato pilkada pimpinan pindah plpg PLS postcard pringatan Printer Tips profil Profil Boyband properti property proposal prumahan Psikologi-Psikiater (UMUM) Puisi quote Ramalan Shio rekomendasi relaas resensi resignation resmi Resume rpp ruang rumah rupa sakit sambutan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) second sejarah sekat sekolah Selebritis seni sergur series sertifikat sertifikat tanah sinopsis Sinopsis Film Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan sitemap skripsi sm3t smd sni snmptn soal Software sosial springbed starbol stnk sukhoi sumatera surabaya surat suratkuasa Surveilans Penyakit tafsir tahap Tahukah Anda? tanda tas television teraphy Tips Tips dan Tricks Seks Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum toko Tokoh Kesehatan top traditional tsunami tugas ucapan ujian uka un undangan undian universitas unj unm unp upi uu Video virus walisongo wanita warnet